MRT pertama di dunia adalah tonggak sejarah penting dalam pengembangan sistem transportasi modern yang kini menjadi bagian integral dari kehidupan kota besar di seluruh dunia. Sebagai jawaban atas tantangan kemacetan lalu lintas dan pertumbuhan populasi yang pesat, London Underground, yang dibuka pada tahun 1863, menjadi pionir dalam menciptakan sistem kereta bawah tanah massal pertama.
Dengan konsep yang revolusioner pada masanya, sistem ini tidak hanya memperkenalkan teknologi kereta bawah tanah, tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan sistem Mass Rapid Transit (MRT) di kota-kota besar lainnya. Kalau kamu penasaran soal sejarah dan fakta unik tentang MRT pertama di dunia, yuk langsung aja simak artikel di bawah ini!
MRT pertama di dunia adalah Mass Rapid Transit (MRT) di London, yang dikenal dengan nama London Underground atau The Tube. Sistem ini mulai beroperasi pada 10 Januari 1863, dengan rute pertama yang menghubungkan Paddington dan Farringdon. Ini adalah sistem kereta bawah tanah pertama di dunia yang dirancang untuk mengurangi kemacetan di jalan-jalan London.
Pada awalnya, kereta-kereta ini tidak menggunakan listrik, melainkan berjalan dengan tenaga uap. Namun, seiring perkembangan teknologi, sistem ini kemudian beralih menggunakan tenaga listrik.
London Underground saat ini menjadi salah satu sistem kereta bawah tanah yang paling terkenal dan sangat sibuk di dunia, dengan lebih dari 1,3 miliar penumpang setiap tahunnya.
Sejarah MRT dimulai dari munculnya kebutuhan untuk sistem transportasi massal yang efisien di kota-kota besar yang mengalami pertumbuhan pesat pada abad ke-19. Konsep transportasi bawah tanah pertama kali diterapkan di London, dengan London Underground. Sistem ini dirancang untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas yang semakin parah di London pada masa itu. Dengan rute awal sepanjang 4,5 mil (7,2 km), kereta pertama dioperasikan dengan tenaga uap, meskipun kemudian digantikan oleh kereta listrik pada tahun 1890 untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan.
Kesuksesan London Underground menginspirasi banyak kota besar lainnya di dunia untuk mengembangkan sistem kereta bawah tanah mereka sendiri. Pada 1904, New York City membuka New York City Subway, yang menjadi sistem MRT kedua yang besar setelah London, dengan menggunakan kereta listrik yang lebih modern.
Pada pertengahan abad ke-20, banyak kota besar lainnya, termasuk Paris dan Tokyo, mengikuti jejak London dan New York dengan membangun sistem MRT mereka sendiri. Seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya populasi urban, sistem MRT menjadi semakin penting sebagai tulang punggung transportasi di kota-kota besar.
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, konsep Mass Rapid Transit (MRT) tidak lagi terbatas pada kereta bawah tanah. Di banyak kota modern seperti Singapura (yang membuka MRT pertama di Asia pada 1987) dan Seoul, serta Jakarta, MRT menjadi sistem transportasi yang lebih luas, mencakup kereta di atas permukaan tanah (elevated) dan jaringan yang lebih terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti bus dan taksi.
Berikut ini beberapa fakta menarik tentang London Underground yang merupakan MRT pertama di dunia:
London Underground adalah sistem kereta bawah tanah pertama di dunia, yang mulai beroperasi pada 10 Januari 1863. Dengan lebih dari 160 tahun sejarah, London Underground tetap menjadi pelopor dalam teknologi transportasi bawah tanah dan menjadi contoh bagi banyak kota besar lainnya.
Meskipun secara resmi dikenal dengan nama London Underground, banyak orang menyebutnya dengan nama "The Tube". Nama ini muncul karena bentuk terowongan yang sempit dan melingkar seperti tabung atau "tube" dalam bahasa Inggris. Sebutan ini telah melekat dalam budaya populer dan sering digunakan oleh penduduk London maupun wisatawan.
Pada saat pertama kali dibuka pada tahun 1863, kereta di London Underground masih menggunakan tenaga uap. Lokomotif uap tersebut menghasilkan banyak asap dan kebisingan, yang akhirnya digantikan oleh kereta listrik pada tahun 1890, menjadikannya lebih efisien dan ramah lingkungan.
Stasiun Paddington dan Farringdon Street adalah dua stasiun pertama yang ada di London Underground dan masih beroperasi hingga hari ini. Meskipun bangunan asli telah direnovasi, keduanya tetap menjadi bagian dari sejarah panjang sistem transportasi ini.
London Underground adalah salah satu sistem kereta bawah tanah yang paling sibuk di dunia. Pada puncaknya, sistem ini dapat mengangkut lebih dari 5 juta penumpang setiap hari. Pada tahun 2019, jumlah penumpang tahunan London Underground mencapai lebih dari 1,3 miliar.
London Underground memiliki lebih dari 400 km panjang jalur dan lebih dari 270 stasiun yang tersebar di seluruh London. Jaringan ini terus berkembang dan diperluas untuk melayani wilayah yang semakin luas.
Sistem Oyster Card yang diperkenalkan pada tahun 2003 memungkinkan penumpang untuk melakukan perjalanan dengan lebih mudah menggunakan kartu pintar, menghindari antrean panjang untuk membeli tiket tradisional. Kartu ini kini menjadi salah satu sistem pembayaran transportasi paling populer di dunia.
Pada tahun 2016, Night Tube diluncurkan, yang memungkinkan beberapa jalur kereta bawah tanah beroperasi 24 jam pada akhir pekan. Ini adalah inovasi besar untuk membantu penumpang yang bepergian pada malam hari, terutama mereka yang bekerja atau beraktivitas hingga larut malam.
Sebagian besar stasiun London Underground sekarang dilengkapi dengan pintu otomatis yang memudahkan penumpang untuk naik dan turun kereta dengan cepat. Ini juga membantu untuk meningkatkan keamanan, terutama di stasiun yang ramai.
London Underground sering muncul dalam film, buku, dan lagu-lagu populer. Salah satu film ikonik yang mengambil setting di dalam London Underground adalah "The Man Who Fell to Earth" (1976) yang dibintangi oleh David Bowie. Bahkan, ada lagu terkenal berjudul "Underground" dari band David Bowie yang merujuk pada sistem ini.
Jalur Metropolitan Line adalah jalur pertama yang dibuka pada tahun 1863 dan masih beroperasi hingga kini. Meskipun telah mengalami banyak modernisasi dan perpanjangan, ini tetap menjadi jalur yang penuh sejarah dan salah satu yang paling penting dalam jaringan London Underground.
Jalur Northern Line dikenal sebagai salah satu jalur paling dalam di London Underground. Beberapa stasiunnya, seperti Kennington dan Leicester Square, terletak lebih dari 50 meter di bawah permukaan tanah, menjadikannya salah satu jalur dengan kedalaman terendah dalam sejarah kereta bawah tanah London.
Tue, 21 Oct 2025
Hainan Airlines
Jakarta (CGK) ke London (LHR)
Mulai dari Rp 4.551.600
Tue, 7 Oct 2025
Air China
Jakarta (CGK) ke London (LHR)
Mulai dari Rp 5.094.800
Thu, 16 Oct 2025
Etihad
Jakarta (CGK) ke London (LHR)
Mulai dari Rp 5.598.500
Sebagai sistem transportasi modern yang mengubah wajah perkotaan, MRT tidak hanya menjadi simbol inovasi teknologi, tetapi juga solusi cerdas bagi tantangan kemacetan dan polusi di kota-kota besar. Kamu yang penasaran dengan sejarah unik MRT, bisa berkunjung ke Stasiun Paddington dan Farringdon Street, Inggris, yang masih beroperasi sampai sekarang.
Selain membeli tiket pesawat dan booking hotel, mungkin kamu perlu pesan airport transfer di Traveloka saat merencanakan perjalanan ke London, Inggris. Dengan menggunakan layanan airport transfer, kamu nggak perlu lagi khawatir soal transportasi dari bandara ke hotel atau ke tempat mana pun di Inggris.
Traveloka juga melayani pemesanan tiket bus, tiket kereta, serta tiket wisata. Nikmati semua fitur dan kemudahan yang tersedia serta berbagai promo menarik di event EPIC sale dan Traveloka Travel Fair! Yuk, rencanakan liburanmu sekarang dengan bantuan Traveloka!