Tempat wisata di Phnom Penh

Phnom Penh menawarkan kombinasi budaya Khmer, sejarah yang kaya, serta kuliner khas yang unik. Kota ini juga memiliki pemandangan sungai Mekong yang indah, dan suasana kota yang dinamis dengan berbagai tempat hiburan dan budaya.

Biaya harian bisa bervariasi, tetapi untuk makan, transportasi, dan tiket masuk objek wisata, siapkan sekitar Rp300.000–Rp700.000 per hari tergantung gaya perjalanan Anda. Jika ingin lebih hemat, Anda bisa memilih penginapan hostel dan makanan di warung lokal.

Beberapa yang populer adalah Istana Kerajaan, Silver Pagoda, Tuol Sleng Genocide Museum, dan Killing Fields. Selain itu, ada juga Wat Phnom yang merupakan kuil tertua di kota ini.

Anda bisa menggunakan tuk-tuk, taksi online, atau menyewa sepeda motor untuk menjelajahi kota dengan lebih fleksibel. Beberapa area juga nyaman untuk dijelajahi dengan berjalan kaki.

Cobalah lok lak (daging sapi berbumbu khas), nom banh chok (mi khas Khmer), dan bai sach chrouk (nasi babi panggang). Jangan lupa mencicipi serangga goreng yang cukup populer di kalangan wisatawan.

Sisowath Quay dan Skybar di rooftop hotel adalah pilihan terbaik untuk menikmati matahari terbenam dengan pemandangan sungai Mekong. Beberapa kapal pesiar juga menawarkan pengalaman sunset cruise.

Pasar Rusia dan Pasar Tengah adalah dua tempat populer untuk berburu suvenir, kerajinan tangan, dan makanan lokal. Pasar Malam Phnom Penh juga menarik untuk dikunjungi di malam hari.

Phnom Penh beriklim tropis dengan musim kemarau dari November hingga April, dan musim hujan dari Mei hingga Oktober. Suhu biasanya berkisar antara 25-35°C sepanjang tahun.

Kunjungi Pasar Rusia atau Pasar Malam Phnom Penh untuk membeli kain sutra, perhiasan perak, dan produk kerajinan lokal. Beberapa butik juga menjual produk khas Kamboja dengan kualitas lebih tinggi.

Gunakan pakaian sopan, seperti celana panjang atau rok di bawah lutut dan atasan dengan lengan. Sebaiknya hindari pakaian terbuka, karena kuil adalah tempat ibadah yang dihormati.

Bon Om Touk (Festival Air) pada bulan November adalah salah satu acara terbesar dengan perlombaan perahu naga di sungai Mekong. Festival ini sangat meriah dan menarik banyak pengunjung.

Anda bisa terbang langsung ke Phnom Penh atau transit melalui Kuala Lumpur atau Bangkok dengan maskapai penerbangan regional. Bandara Phnom Penh berjarak sekitar 30 menit dari pusat kota.

Transportasi umum seperti bus kota masih terbatas, tetapi tuk-tuk dan taksi online cukup mudah ditemukan. Anda juga bisa menyewa sepeda motor jika ingin lebih bebas menjelajah.

Ada beberapa restoran halal, terutama di sekitar masjid Phnom Penh, yang menyajikan makanan Melayu, India, dan Timur Tengah. Anda juga bisa menemukan makanan vegetarian yang aman dikonsumsi.

Tidak, tetapi Anda bisa menukar Rupiah ke Dolar AS atau Riel Kamboja. Sebagian besar transaksi menggunakan Dolar AS, dan kembalian dalam Riel.

Makanan di warung lokal berkisar antara Rp30.000–Rp80.000 per porsi, sedangkan di restoran menengah bisa mencapai Rp120.000–Rp250.000. Restoran mewah bisa lebih mahal, tergantung lokasi dan menu.

Ya, Anda bisa menikmati Sisowath Quay, Wat Phnom (walaupun ada tiket masuk kecil), dan berjalan-jalan di sekitar Independence Monument. Beberapa taman kota juga bisa dinikmati tanpa biaya.

Jalan utama cukup baik, tetapi beberapa gang kecil dan jalan di luar kota bisa bergelombang atau berdebu, terutama saat musim kemarau. Lalu lintas di pusat kota sering padat.

Ya, sebagian besar kafe, restoran, dan hotel menyediakan Wi-Fi gratis dengan koneksi yang cukup stabil. Beberapa area publik juga memiliki Wi-Fi gratis.

Cobalah river cruise di Sungai Mekong saat malam hari, atau kunjungi komunitas seni lokal untuk melihat pertunjukan tarian tradisional Khmer. Mengikuti kelas memasak juga bisa menjadi pengalaman seru.

Memberi tip tidak wajib, tetapi jika mendapat layanan baik, Anda bisa memberikan Rp10.000–Rp30.000 untuk tuk-tuk atau restoran. Beberapa hotel kelas atas juga mengharapkan tip kecil.

Ya, banyak restoran yang menawarkan menu vegetarian dan vegan, terutama di kawasan turis seperti BKK1. Beberapa restoran khusus vegetarian juga tersedia.

Ya, area di sekitar Riverside dan Street 172 dikenal sebagai kawasan favorit backpacker dengan penginapan murah dan restoran ramah kantong. Anda juga bisa menemukan bar dan kafe dengan harga terjangkau.

Hormati peraturan di setiap tempat. Di kuil atau museum, pastikan untuk tidak menggunakan flash atau mengambil foto tanpa izin. Beberapa tempat juga melarang selfie di area tertentu.

Jelajahi kota dengan tuk-tuk, cicipi makanan lokal, kunjungi tempat-tempat bersejarah, dan nikmati suasana sore di pinggir sungai Mekong. Jangan ragu untuk berbincang dengan penduduk setempat untuk mendapatkan pengalaman lebih autentik.