Cari

Selengkapnya tentang Jepara

Sejak zaman dahulu, Jepara sudah menjadi salah satu daerah tersohor di Pulau Jawa. Sebagai kota perdagangan utama, nama Jepara juga tertulis di buku sejarah Dinasti Tang dan buku Suma Oriental karangan penulis Portugis bernama Tomé Pires. Daerah yang juga dikenal karena seni ukirnya ini juga memiliki tokoh-tokoh berpengaruh, seperti Ratu Kalinyamat dan R.A Kartini.

Jepara ternyata juga memiliki panorama yang sangat indah, tidak heran jika banyak pelancong merekomendasikan wilayah ini sebagai salah satu destinasi wisata wajib untuk dikunjungi. Tempat wisata di Jepara terbilang sangat lengkap, mulai dari wisata alam, wisata sejarah, wisata keluarga, hingga wisata religi. Berbagai pilihan tempat wisata unggulan Jepara, di antaranya adalah:

1. Karimunjawa

Karimunjawa
Karimunjawa

Karimunjawa merupakan primadona pariwisata dari Kabupaten Jepara. Tempat ini berupa kepulauan yang terletak di Laut Jawa dan telah dikembangkan menjadi pesona wisata taman laut. Jaraknya kurang lebih sekitar 83 km dari barat laut Kabupaten Jepara. Untuk dapat mencapai tempat ini, pelancong dapat memanfaatkan transportasi alternatif yang tersedia, seperti kapal feri yang berangkat dari Semarang; Jepara; atau Kendal.

Pesona Karimunjawa sendiri terletak pada keindahan bawah lautnya. Kekayaan biota laut yang ada terdiri dari 90 jenis karang keras, lebih dari 200 ikan hias, dan 130-an genera atau marga akuatik. Biota laut yang ada di Karimunjawa ini juga dilindungi demi menjaga kelangsungan ekosistem yang ada.

Atraksi menarik lainnya yang dapat dilakukan di tempat ini adalah menyelam, berenang, bermain di pantai, hingga berjemur. Anda juga bisa menyaksikan atraksi budaya yang disajikan oleh para penduduk lokal.

2. Pulau Panjang

Pulau Panjang terkenal karena memiliki laut dangkal di sekelilingnya. Arus yang cukup tenang juga dapat dimanfaatkan untuk berkano di sekitar pulau. Airnya yang cukup jernih membantu Anda untuk melihat dengan jelas terumbu karang dan ikan-ikan yang berenang tepat di dasar laut. Selain berkano, pengunjung juga dapat berenang dan menyelam dengan bebas di tempat ini. Garis pantai yang panjang juga membuat wisatawan semakin betah untuk berlama-lama bermain di hamparan pasir putih.

Untuk mencapai pulau ini tidaklah sulit, wisatawan dapat menyeberang dengan menggunakan kapal dari Pulau Kartini yang berjarak kurang lebih sekitar 2,5 km saja. Waktu tempuhnya juga cukup singkat, yaitu sekitar 30 menit. Selain atraksi air seperti di atas, Pulau Panjang juga menawarkan pemandangan alam yang sangat elok.

3. Pulau Mandalika

Pulau Mandalika
Pulau Mandalika

Untuk bisa sampai ke pulau yang memiliki pemandangan indah nan menakjubkan ini, wisatawan dapat menyewa perahu nelayan dan menyeberang laut selama kurang lebih setengah jam perjalanan. Tempat penyewaan perahu ini berjarak sekitar 2 km dari Desa Ujung Watu, tepatnya sebelah utara Laut Jepara.

Pulau Mandalika biasa digunakan sebagai tempat favorit untuk memancing. Di sekitar pulau memang banyak ditemukan ikan, seperti kakap dan kerapu. Pulau ini juga memiliki flora endemik bernama nongko celeng, yaitu tanaman nangka dengan buah yang tidak tumbuh di bagian batang, melainkan tumbuh dari pangkal akar.

Selain itu, Pulau Mandalika juga memiliki pantai indah dengan batu karang yang berdiri kokoh di sana. Pengunjung yang datang juga dimanjakan dengan berbagai sajian hidangan laut khas Jepara.

4. Pantai Kartini

Tempat ini merupakan salah satu objek wisata terkenal yang ada di Jepara, selain Karimunjawa. Bukan hanya menawarkan pemandangan pantai yang indah dan menawan, Pantai Kartini juga memiliki berbagai macam wahana dan atraksi permainan menarik yang sangat digemari oleh anak-anak. Tidak heran jika kemudian lokasi ini menjadi destinasi favorit untuk liburan keluarga.

Pantai Kartini sendiri berada di antara Karimunjawa dan Pulau Panjang. Lokasi tepatnya berada di Desa Bulu, Kecamatan Jepara atau sekitar 2,5 km ke arah barat dari kantor Bupati Jepara. Di tempat ini biasa digelar festival kebudayaan tahunan yang bernama “Lomban”. Acara kebudayaan tersebut dilaksanakan pada tanggal 8 Syawal, seminggu setelah Idulfitri dan hanya dilangsungkan selama satu hari saja.

5. Pantai Pungkruk

Berlokasi di Desa Mororejo, Kecamatan Mlonggo, Pantai Pungkruk dapat dijangkau sekitar 15 menit perjalanan dari pusat Kota Jepara. Tempat ini disebut sebagai kawasan wisata kuliner terbesar di Jawa Tengah. Rumah makan yang ada juga terbilang unik karena berupa bangunan gazebo yang dibangun di atas laut. Ada juga beberapa tempat makan yang dilengkapi dengan fasilitas karaoke.

Jernihnya air laut dan suara deburan ombak yang merdu membuat Anda akan betah berlama-lama menghabiskan waktu di pantai ini. Apalagi dengan adanya pemandangan matahari terbenam yang sangat indah, semakin menambah suasana romantis yang ada. Sambil menikmati pemandangan laut yang indah, jangan lupa juga untuk mencicipi ikan bakar yang menjadi kuliner favorit di Pantai Pungkruk.

6. Pantai Ombak Mati

Pantai ini nyaris tidak memiliki ombak sama sekali sehingga dikenal dengan sebutan Pantai Ombak Mati. Sebelumnya, objek wisata ini lebih dikenal dengan nama Pantai Bondo karena berada di Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Kelangkaan ombak yang ada membuat suasana pantai menjadi tenang dan terlihat sepi, cocok dijadikan sebagai tempat pelarian diri sejenak dari rutinitas atau kebisingan kota.

Di sepanjang pantai, kita juga tidak akan menemukan bangunan-bangunan permanen. Pasalnya, Pemkab Jepara mengusung pembangunan dan pengelolaan Pantai Ombak Mati dengan tema alami. Ketenangan yang ada di pantai ini telah membuat wisatawan terpikat, karena seperti sedang berada di pantai milik sendiri.

7. Pantai Teluk Awur

Pantai Teluk Awur
Pantai Teluk Awur

Jika kebanyakan pengelola pantai lain melarang wisatawan untuk berenang dan bermain air, Pantai Teluk Awur justru memiliki kebijakan sebaliknya. Di sini, pengunjung dapat bebas bermain air ataupun berenang mengarungi laut. Siapa sangka, pantai dengan pasir putih ini juga menggratiskan biaya masuk bagi seluruh wisatawan yang datang.

Pantai ini berjarak 4 km dari pusat Kota Jepara, tepatnya berada di Desa Telukawur, Tahunan. Di tempat ini juga terdapat hutan mangrove yang berfungsi sebagai penahan abrasi dan tempat peneduh. Sama seperti Pantai Kartini, kegiatan sedekah laut atau Pesta Lomban diselenggarakan pula di sini. Masyarakat sekitar juga percaya jika air laut yang berada di Pantai Teluk Awur memiliki khasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.

8. Pantai Empu Rancak

Jika Anda ingin mengunjungi pantai yang masih belum terjamah dan belum banyak dikenal, Pantai Empu Rancak bisa menjadi pilihan utama. Tempat ini memang terlihat masih sepi, tetapi sejak beberapa tahun terakhir masyarakat sekitar sudah mengelola pantai ini secara swadaya. Lokasinya berada di Desa Karang Gondang, Kecamatan Mlonggo.

Pantai Empu Rancak yang berpasir putih ini dikenal dengan nuansa Jawa-Jeparanya. Salah satu keunikan yang ada di sini adalah adanya bangunan musala yang bentuknya merupakan gabungan antara Masjid Agung Demak dan Masjid Menara Kudus, serta gapuranya mirip dengan Gapura Masjid Robayan dan Gapura Masjid Mantingan. Ketika berkunjung ke sini, jangan lupa untuk menyantap kuliner laut khas Jepara berupa ikan pindang serani.

9. Pantai Tegalsambi

Pantai ini masih satu lokasi dengan Pantai Teluk Awur, tepatnya berada di Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Jepara. Bebeda dengan pantai lainnya, di Pantai Tegalsambi terdapat pelabuhan kecil yang biasa digunakan untuk melabuhkan perahu-perahu. Pantai berpasir cokelat ini juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan mancangera.

Terdapat banyak bangunan hotel dan vila di sekitar pantai ini yang memudahkan para wisatawan untuk singgah dalam waktu yang lama. Aksesnya yang mudah membuat Pantai Tegalsambi menjadi salah satu lokasi wisata favorit bagi masyarakat Jepara. Fasilitasnya yang memadai juga membuat para pengunjung merasa nyaman dalam beraktivitas di sekitar pantai.

10. Pantai Tirto Samodro

Pantai Tirto Samodro dikenal sebagai Pantai Bandengan karena lokasinya berada di Desa Bandengan, Kecamatan Jepara. Selain kedua nama tersebut, pantai ini juga memiliki nama Klein Scheveningen, nama yang diberikan oleh Ny. Ovink Soer—salah satu teman dari R.A Kartini. Nama tersebut merupakan nama salah satu pantai di Belanda yang mirip dengan Pantai Bandengan.

Pantai berpasir putih ini sering digunakan sebagai tempat digelarnya berbagai festival nasional, seperti festival layang-layang dan perlombaan motocross. Letaknya yang strategis karena tidak jauh dari pusat kota, menjadikan tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan, terutama pada waktu akhir pekan. Mereka yang datang bukan hanya dari Jepara saja, tetapi dari luar kota bahkan dari mancanegara.

Pantai Tirto Samudro sudah memiliki beragam wahana permainan dan rekreasi yang cukup lengkap. Selain dapat menikmati wahana yang telah disediakan, pengunjung pantai dapat melakukan berbagai aktivitas lain, seperti berenang, bermain voli, berjemur, hingga menikmati indahnya matahari terbit dan terbenam. Fasilitas pendukung yang ada juga sudah cukup lengkap, sehingga memudahkan wisatawan dalam memenuhi kebutuhannya.

11. Air Terjun Jurang Nganten

Di balik keindahan panorama alamnya, ternyata tersimpan kisah tragis yang menjadi asal-usul nama dari tempat ini. Konon, ada sepasang pengantin yang tidak direstui oleh orang tua masing-masing, tetapi tetap memaksakan diri melangsungkan pernikahan. Mereka berdua kemudian melarikan diri dengan menggunakan andong yang ditarik oleh kerbau. Dalam perjalanan, andong tersebut terperosok ke dalam jurang saat sedang berjalan di tepi sungai. Kedua pengantin tersebut meninggal di dalam jurang yang kemudian dikenal dengan nama Air Terjun Jurang Nganten.

Air terjun ini berada di Desa Tanjung, Kecamatan Pakis Aji, sekitar 20 km dari pusat kota Jepara. Suasana yang tenang serta pemandangan di sekitar air terjun yang sangat cantik membuat wisatawan bisa puas berlama-lama di sini. Lokasinya yang berada di daerah lembah, membuat medan yang harus dilalui cukup sulit. Namun, kesulitan tersebut terbayar setelah melihat keindahan air terjun yang mengalir dari dinding bukit yang tegak.

12. Air Terjun Grinjingan Dowo

Kawasan Jepara memang banyak memiliki air terjun yang menawan. Selain Air Terjun Jurang Nganten, ada pula Air Terjun Grinjingan Dowo yang berlokasi di Desa Dudakawu, Dukuh Nggerot, Kecamatan Kembang, kurang lebih sekitar 35 km dari pusat Kabupaten Jepara. Wilayah Kecamatan Kembang ini memang dikenal sebagai gudangnya pariwisata Jepara. Selain Air Terjung Grinjingan Dowo, masih ada beberapa air terjun dan pantai yang terdapat di daerah ini.

Obyek wisata ini masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat sekitar. Tidak heran, akses untuk menuju ke lokasi juga masih cukup sulit karena harus melalui jalan yang terjal dan berbatu. Sepanjang perjalanan, Anda dapat menikmati pemandangan hutan dan perkebunan kopi dengan udara yang bersih dan segar. Suasana di sekitar air terjun juga masih sangat asri dan alami sehingga memunculkan atmosfer ketenangan yang membuat nyaman.

13. Air Terjun Songgo Langit

Bahasa Jawa-nya songgo langit, memiliki arti penyangga langit. Air terjun ini dinamakan demikian karena jika dilihat dari bawah, tampak tegak lurus ke atas menembus langit dan menyangganya. Dengan ketinggian 80 meter dan lebar 2 meter, Air Terjun Songgo Langit menjadi salah satu destinasi wisata alam favorit di wilayah Kabupaten Jepara.

Selain menawarkan keindahan pemandangan alam dan air terjun yang menawan, lokasi ini ternyata memiliki daya tarik lain, yaitu terdapat beraneka jenis kupu-kupu yang terbang bebas di sekitar air terjun.

Perlu diingat, pengunjung sangat dilarang keras untuk berenang atau bermain air di objek wisata ini. Pasalnya, ada palung sedalam 8 meter yang dapat membuat wisatawan terjebak di dalamnya.

Adapun lokasi tempat wisata ini masih di daerah Kecamatan Kembang, Jepara, persisnya di Dukuh Nglencer, Desa Bucu. Tidak seperti dua air terjun di atas, akses untuk menuju ke Air Terjun Songgo Langit sudah cukup mudah. Baik kendaraan roda dua atau roda empat bisa digunakan.

Tarif karcisnya sekitar Rp2.000 untuk dewasa dan Rp1.000 untuk anak-anak. Sementara itu, biaya parkir yang diterapkan di sini tergantung dari jenis kendaraan yang dibawa, mulai dari Rp1.000 untuk motor, Rp2.500 untuk mobil, dan Rp5.000 untuk bus rombongan wisata.

14. Air Terjun Banyu Anjlok

Air Terjun Banyu Anjlok secara harfiah dapat diartikan sebagai air yang terjun secara bebas. Tempat wisata ini berlokasi di Samosari, Batealit, Kabupaten Jepara. Karena aksesnya yang cukup sulit untuk dilalui dan terkesan ekstrem, hanya orang-orang dengan nyali besar saja yang berani mendatanginya. Kendaraan bermotor hanya dapat sampai di pemukiman warga saja, selebihnya perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki.

Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 40 menit dengan menyusuri area persawahan dan hutan. Meskipun memiliki medan yang cukup sulit, tetapi cukup sebanding dengan hamparan pemandangan menghijau yang memanjakan mata. Terlebih setelah melihat langsung kemegahan air terjun di depan mata, rasa penat, lelah, dan letih langsung sirna seketika.

15. Air Terjun Kalen Wates

Tempat ini juga dikenal dengan nama Air Terjun Jabung, terletak di Desa Tanjung, Kecamatan Pakis Aji. Air terjun ini mengalir dari dinding bukit yang tegak dan memiliki suasana yang masih sangat alami. Seperti kebanyakan air terjun di Jepara lainnya, tempat ini juga memiliki suasana yang sepi, cocok dijadikan sebagai tempat meditasi dan memulihkan diri.

Disebut sebagai Air Terjun Jabung karena lokasinya masih termasuk wilayah Dukuh Jabung. Dibandingkan dengan Air Terjun Jurang Nganten yang juga berlokasi di wilayah Tanjung, akses Air Terjun Kalen Wates ini lebih mudah dilalui.

Wisatawan yang berkunjung diharapkan untuk selalu menjaga kebersihan dan keindahan, dengan tidak membuang sampah sembarangan atau mencoret-coret bebatuan yang ada di sana.

16. Gua Tritip

Gua Tritip dipercaya sebagai petilasan Mbah Joyo Kusumo, seseorang yang pernah bertapa di gua tersebut. Hingga saat ini, penduduk sekitar masih menyediakan sesajen berupa wedang gula dan wedang kopi pada malam Jumat. Khusus pada malam Jumat Wage, ditambahkan juga kelapa muda dan bubur merah putih. Kebanyakan pengunjung yang datang ke tempat ini adalah mereka yang ingin ngalap berkah.

Gua ini terletak di Desa Ujungwatu, Kecamatan Donorojo, sebelah utara pusat Kabupaten Jepara. Akses menuju lokasi juga sudah sangat mudah. Selain menggunakan kendaraan pribadi, ada angkutan umum yang dapat mengantar wisatawan untuk sampai ke lokasi ini.

Meskipun dipercaya sebagai bekas tempat pertapaan dan dikeramatkan oleh penduduk sekitar, tidak ada kesan mistis dan seram di tempat ini. Gua Tritip justru menjadi salah satu alternatif wisata alam yang dapat ditemukan di Jepara. Daya tarik utama dari Gua Tritip adalah adanya sisa-sisa perahu yang menjadi bekas tempat bertapa dari Mbah Joyo.

17. Gua Manik

Sebelumnya perlu diketahui bahwa Gua Manik dan Pantai Gua Manik adalah dua objek wisata yang berbeda, lokasinya pun tidak sama. Gua Manik berjarak kurang lebih 5 km dari objek wisata Air Terjun Songgo Langit. Letaknya berada di Desa Sumanding, Kecamatan Kembang. Untuk mencapai lokasi ini, pengunjung diharapkan berhati-hati karena jalannya cukup licin dan terjal.

Terdapat dua buah gua di lokasi ini, salah satunya berada di bawah pancuran air dan konon merupakan tempat pertapaan Begawan Manikyoso. Hingga kini, gua tersebut masih digunakan sebagai tempat bertapa bagi sebagian orang.

Terlepas dari adanya ritual tersebut, udara di sekitar gua sebenarnya teramat sejuk karena masih berada di kawasan pegunungan. Anda bisa merelakskan diri sembari menghirup udara segar.

Saat ini, pengunjung yang datang belum dipungut biaya. Memang, tempat wisata ini belum dikelola sepenuhnya. Ke depannya, pihak pemerintah setempat berencana membangunnya sebagai kawasan wisata yang layak dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.

18. Danau Blingoh

Bukan hanya pulau; pantai; dan gua saja, Jepara juga memiliki wisata alam berupa danau. Lokasinya berada di Dusun Lembah, Desa Blingoh, Kecamatan Donorojo. Dikelilingi oleh batuan kapur berwarna putih yang sangat menawan, air danau ini juga jernih dan berwarna hijau tosca.

Tidak ada yang mengira jika keindahan Danau Blingoh tercipta akibat penambangan ilegal. Bekas penambangan tersebut kemudian menjadi kubangan. Saat musim hujan tiba, kubangan itu akan dipenuhi air sehingga menyerupai danau.

Oleh karena itu, musim hujan merupakan waktu yang tepat untuk berkunjung ke lokasi ini. Ketika musim kemarau tiba, air danau akan menyusut hingga kering. Untungnya, pemerintah setempat berencana membuat saluran air untuk mengairi danau. Dengan begitu, keindahan danau ini dapat dinikmati setiap waktu, bahkan saat musim kemarau sekalipun.

Sebenarnya, belum banyak yang mengetahui keberadaan Danau Blingoh, terutama wisatawan dari luar Kota Jepara. Padahal, selain bisa menikmati pemandangannya yang memesona, wisatawan bisa menjadikannya latar befoto-foto yang tidak biasa. Nah, jika Anda berkunjung ke Jepara, tidak ada salahnya berwisata ke danau ini.

19. Museum R.A Kartini

Setelah puas berkunjung ke berbagai destinasi wisata alam di Jepara, selanjutnya giliran mengunjungi berbagai tempat wisata sejarah. Wisata sejarah di Jepara bisa dimulai dari Museum R.A Kartini yang berada di Jalan Alun-Alun No. 01, Panggang, Kecamatan Jepara. Tempat ini diresmikan oleh Bupati Soedikto pada 21 April 1977. Sesuai namanya, museum ini didedikasikan untuk mengenang sang pahlawan emansipasi wanita asal Jepara tersebut.

Bangunan museum ini terdiri dari 3 gedung dengan desain yang menyerupai huruf K, T, dan N. Meskipun bernama Museum R.A Kartini, tetapi tidak semua barang koleksi merupakan peninggalan dari Raden Ajeng Kartini. Tersimpan juga koleksi benda-benda purbakala dan peninggalan sejarah lainnya.

Ruangan koleksi di Museum Kartini dibagi menjadi 4 bagian. Di ruangan pertama yang berada di Gedung K, dapat ditemukan benda peninggalan R.A Kartini dan kakaknya—Sosro Kartono. Ruangan kedua yang merupakan kaki dari Gedung K, adalah tempat khusus untuk memajang peninggalan dari Sosro Kartono. Di ruangan ketiga, Anda dapat melihat benda-benda bersejarah yang ditemukan di sekitar Kabupaten Jepara dan benda kerajinan lainnya, seperti tenun ikat troso serta berbagai jenis anyaman berbahan dasar bambu dan rotan.

Ruangan keempat yang paling menarik. Di ruangan ini, tersimpan dengan rapi tulang belulang dari Ikan Joko Tua. Konon, ikan ini adalah jenis paus gajah yang ditemukan di perairan sekitar Karimunjawa.

Adapun Museum R.A Kartini buka setiap Senin-Minggu, mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Tiket masuknya hanya seharga Rp2.000 pada hari biasa, dan menjadi Rp3000 pada akhir pekan.

20. Museum Ukir Nusantara

Museum Ukir Nusantara atau Museum Ukir Jepara dibangun di bekas gudang SMPN 6 Jepara yang terletak di Jalan Kartini No. 40, Panggang, Kecamatan Jepara. Bangunan SMPN 6 sendiri juga terbilang unik, karena merupakan peninggalan dari zaman Hindia Belanda yang dibangun pada tahun 1929. Pada awalnya, gedung sekolah tersebut benama Open Bare Ambacht School. Setelah berganti nama beberapa kali, akhirnya tempat ini dijadikan sebagai sekolah menengah negeri.

Sebagai museum ukir pertama di dunia, tentu saja daya tariknya adalah koleksi ukir yang berasal dari dalam dan luar wilayah Jepara. Misalnya, koleksi yang berasal dari Suku Asmat—Papua. Adapun salah satu koleksi museum yang terkenal adalah bola dunia yang terbuat dari ukiran kayu—bola dunia ini konon merupakan permintaan Presiden Soekarno saat mengunjungi SMPN 6 Jepara pada tahun 1962.

Selain menikmati keindahan dan keunikan seni ukir yang ada, pengunjung juga dapat mempelajari bagaimana cara membuat ukiran-ukiran yang indah. Sayangnya, kunjungan ke museum ini tidak didukung oleh fasilitas maksimal. Bisa dimaklumi karena Museum Ukir Nusantara baru diresmikan pada 12 April 2014 lalu. Masih banyak pengembangan dan pembangunan yang harus dilakukan agar wisatawan merasa lebih nyaman berkunjung.

21. Situs Pusat Bumi

Situs ini berlokasi di Desa Wisata Plajan, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara. Dinamakan sebagai Situs Pusat Bumi karena pada lokasi tersebut tersimpan tanah yang berasal dari negara-negara di dunia. Tanah-tanah tersebut disimpan di dalam rumah kaca dan diberi identitas berupa bendera negara tempatnya berasal.

Pengunjung yang datang hanya diperbolehkan untuk melhat dari luar rumah kaca, tidak diperkenankan untuk menyentuh atau memegangnya. Pemerintah setempat berencana untuk mengembangkan tempat ini menjadi lebih bagus lagi. Tidak hanya tanah saja yang didatangkan ke Desa Plajan, nantinya pemerintah juga berniat mendatangkan 202 orang yang mewakili negara tempat tanah berasal untuk tinggal di Desa Plajan.

Situs Pusat Bumi sendiri merupakan salah satu bagian dari Museum Gong Perdamaian Dunia. Selain situs tersebut, ada pula berbagai koleksi lain yang ada, seperti Air 99 Negara, Sumur Perdamaian, Kendi Pancasila, Gong Perdamaian Dunia, Asia-Afrika, dan Gong Perdamaian Nusantara.

22. Benteng Portugis

Benteng Portugis juga menjadi salah satu objek wisata andalan dari Kabupaten Jepara, terletak di Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo. Cagar budaya ini berada persis di tepi laut, membuatnya memiliki pemandangan yang sangat menakjubkan. Untuk mencapai tempat ini, wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan lain, berhubung tidak ada rute angkutan umum yang menjangkau objek wisata ini.

Benteng Portugis dibangun di atas bukit batu di pinggir laut dan merupakan lokasi pertahanan yang strategis pada masanya. Sesuai namanya, benteng ini dibangun oleh pihak Portugis sebagai bentuk kerja sama dengan Sultan Agung Mataram untuk melawan pihak VOC. Namun, benteng ini hanya ditempati beberapa tahun saja oleh bangsa Portugis. Pada masa pendudukan Jepang, benteng ini kembali digunakan sebagai tempat pengintai laut.

Mau berkunjung? Benteng Portugis buka setiap hari mulai pukul 06.00-16.00 WIB. Untuk Senin-Jumat, harga tiket dewasa Rp3.000 dan anak Rp2.000. Untuk akhir pekan dan hari libur, harga tiket dewasa naik menjadi Rp5.000 dan anak Rp.3000. Itu sudah termasuk biaya parkir.

23. Pertapaan Ratu Kalinyamat

Ratu Kalinyamat dikenal sebagai anti-Portugis. Sejarah mencatat, sang ratu pernah dua kali mengirim armada besarnya ke Selat Malaka untuk membantu Sultan Johor dalam melawan Portugis. Meskipun kalah telak, tetapi nama Ratu Kalinyamat menjadi terkenal dan ditakuti oleh pihak Portugis. Ratu Kalinyamat juga yang berjasa mewariskan seni ukir khas Jepara.

Nama asli dari Ratu Kalinyamat adalah Retna Kencana, beliau adalah putri dari Raja Demak, Sultan Trenggono. Suaminya dibunuh oleh anak buah Arya Penangsang saat perjalanan pulang setelah menghadap Sunan Kudus. Kematian suaminya ini membuat sang ratu sangat terpukul dan menyimpan dendam mendalam terhadap Arya Penangsang. Beliau kemudian bertapa telanjang dan bersumpah tidak akan berpakaian sebelum berkeset kepala Arya Penangsang.

Lokasi pertapaan Ratu Kalinyamat dikenal juga dengan nama Pertapaan Sonder yang terletak di Sukuh Sonder, Desa Tulakan, Kecamatan Keling, 40 km dari pusat Kabupaten Jepara. Tempat ini sering dikunjungi oleh para peziarah, terutama pada malam Jumat Wage. Mereka yang datang kebanyakan adalah perempuan yang ingin tampil cantik seperti Ratu Kalinyamat.

24. Masjid Mantingan

Masjid Mantingan merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Kabupaten Jepara. Masjid ini diyakini sudah dibangun sejak zaman Kesultanan Demak. Lokasinya berada di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, tepat 5 km dari pusat Kota Jepara. Seperti Masjid Menara Kudus, masjid ini juga dikenal luas karena perpaduan bangunannya yang menggabungkan beberapa unsur keagamaan.

Lokasi wisata religi ini juga terbilang sangat mudah diakses. Selain menggunakan kendaraan pribadi, wisatawan yang ingin datang berkunjung bisa menggunakan angkutan umum jurusan Terminal Jepara–Mantingan.

Selain Masjid Agung Demak, Masjid Mantingan juga dijadikan sebagai pusat penyebaran agama Islam di pesisir utara Jawa. Akulturasi budaya juga sangat kental dirasakan di tempat ini. Terlihat dari gapura candi yang bentuknya merupakan gabungan dari kebudayaan Hindu dan Islam, bahkan di dalam masjid juga terdapat sisa-sisa petilasan sebuah candi Hindu.

Keunikan lain dari lokasi ini adalah adanya air keramat yang dipercaya oleh penduduk sekitar dapat membuat peminumnya berkata jujur. Air ini dimanfaatkan oleh masyarakat jika kebetulan mereka menghadapi sebuah sengketa yang tidak menemukan titik pemecahannya.

25. Makam Sunan Muria

Makam Sunan Muria terdapat di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Lokasinya persis berada di atas puncak bukit yang dinamakan Gunung Muria. Selain terdapat makam Sunan Muria, ada pula makam Syeh Sadzli yang bisa ditemukan di tempat ini.

Pengunjung harus mendaki tangga sejauh kurang lebih 500 meter untuk dapat berziarah ke makam ini. Bagi yang tidak kuat mendaki, tersedia jasa angkutan ojek yang siap mengantarkan sampai ke puncak bukit. Di Gunung Muria sendiri terdapat juga berbagai objek wisata lainnya, seperti wisata alam dan wisata sejarah.

26. Candi Bubrah

Candi ini terletak di Desa Tempur, Kecamatan Keling. Desa Tempur sendiri memang akan dikembangkan menjadi sebuah desa wisata dengan berbagai fasilitas dan objek wisata yang lengkap. Sesuai dengan namanya, candi ini berupa bangunan setengah jadi yang diyakini sebagai gapura untuk menuju Candi Angin.

27. Candi Angin

Candi ini berada di lokasi yang sama dengan Candi Bubrah. Letaknya berada di kawasan yang lebih tinggi. Kedua candi tersebut diyakini dibangun pada masa yang sama dengan pembangunan Candi Borobudur, bahkan bisa jadi lebih tua. Kemungkinan candi-candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Kalingga yang dahulu berpusat di sekitar Kabupaten Jepara.

Banyak mitos dan misteri yang menyelimuti kedua candi ini. Mitos yang paling terkenal adalah pembuat candi yang dipercaya bernama Resi Wigoyotoso. Resi tersebut datang ke Desa Tempur dan bermaksud membangun candi. Berkat kesaktiannya, candi terbentuk sendiri oleh bebatuan yang dipanggil oleh sang resi. Mitos lain mengatakan kalau candi tersebut adalah padepokan milik Resi Hanoman—wanara berwujud monyet putih sahabat Prabu Rama dalam epos Ramayana.

Oleh para ahli spiritual, Candi Angin ini diakui memiliki sebuah pusaran angin yang terletak tepat di lubang candi. Inilah yang membuat situs tersebut dinamakan Candi Angin.

28. Kura-Kura Ocean Park

Kura-Kura Ocean Park merupakan salah satu wahana populer yang terdapat di Pantai Kartini. Wahana ini dimaksudkan sebagai objek wisata edukasi kehidupan bawah laut. Tempat ini sangat mencolok karena bentuknya menyerupai kura-kura atau penyu raksasa.

Bangunan unik ini terdiri dari 2 lantai. Lantai pertama berupa akuarium yang memiliki koleksi berbagai jenis ikan dan penyu. Lantai kedua berisi aneka macam permainan anak-anak.

Wahana rekreasi keluarga ini diresmikan pada 22 Februari 2011 yang lalu. Aneka fasilitas yang ada di dalam Kura-Kura Ocean Park ini, di antaranya adalah akuarium besar yang memiliki sebuah lorong misteri bawah laut. Lorong tersebut akan membawa pengunjung untuk menyaksikan berbagai macam kehidupan bawah laut yang terdiri dari berbagai macam ikan ukuran kecil hingga ukuran besar, penyu sisik, dan macam-macam terumbu karang.

Selain lorong misteri, ada juga spa fish yang berisi ribuan ekor ikan garra rufa dari Turki. Terdapat pula kolam sentuh yang berisi penyu dan ikan-ikan yang jinak—dapat dipegang dengan aman oleh anak-anak. Di wahana rekreasi yang terletak di lantai dua, pengunjung dapat menikmati aneka mainan pintar, seperti papan kreatif, air mancur melayang, peraga sensor tepuk dan gerak, simulator pesawat terbang, dan lain-lainnya.

Mengajak anak-anak untuk berlibur di tempat ini merupakan pilihan yang tepat. Selain bersenang-senang, tentunya mereka dapat belajar dengan suasana yang lebih menyenangkan. Lagi pula, harga tiketnya sangat terjangkau. Hanya Rp5.000/orang untuk hari biasa, dan Rp17.500/orang untuk akhir pekan.

29. Jepara Ourland Park

Jepara Ourland Park juga disebut sebagai Jateng Park 1, merupakan kawasan wisata terpadu satu-satunya yang berada di Jawa Tengah. Konsepnya hampir mirip dengan Jatim Park yang ada di Kota Batu, Jawa Timur.

Alamatnya di Pantai Mororejo, RT 4/2, Mlonggo, Bandengan, Kecamatan Jepara. Ya, kawasan wisata ini memang terletak persis di tepi pantai, dibangun di atas lahan seluas 11 hektare. Tempat ini menggabungkan antara olahraga, pendidikan, hiburan, relaksasi, dan permainan.

Tempat wisata rekreasi keluarga ini dibuka pada 10 April 2016 dengan nama Jepara Ocean Park, memiliki gaya arsitektur timur tengah berupa kubah megah berwarna-warni. Berbagai wahana seru tersedia di tempat ini, di antaranya:

- Taman air yang terdiri dari kolam balita, kolam anak, kolam keluarga, ember byur, extreme slide, kolam renang olimpiade, kolam arus, kolam ombak, dan lain-lain.

- Olahraga air

- Kegiatan outbound atau mancakrida

- Wahana permainan

Tersedia pula kendaraan yang dapat digunakan untuk berkeliling di kawasan ini, seperti air wheel, hoverboard, e-bike, golf car, dan kereta mini. Fasilitas yang tersedia di sini juga cukup lengkap. Mulai dari musala, kamar ganti, panggung hiburan, hingga tempat parkir yang cukup luas.

Untuk dapat menikmati beragam wahana seru yang ada, pengunjung dikenai tarif mulai dari Rp60.000 saja, dan Rp75.000 khusus untuk akhir pekan dan hari libur nasional.

30. Tiara Park Waterboom

Berada di Jalan Kenari, Purwogondo, Kalinyamatan, Tiara Park Waterboom ini juga tidak kalah menyenangkannya dengan Jepara Ourland Park. Merupakan tempat wisata khusus taman air yang ditujukan sebagai sarana rekreasi alternatif keluarga. Tempat rekreasi ini dimiliki dan dikembangkan oleh TB. Mitra Jaya.

Sebagai tempat rekreasi taman air, Tiara Park memiliki sejumlah kolam renang dengan kedalaman yang berbeda-beda. Mulai dari kolam dengan kedalaman 20 cm hingga yang mencapai 3 m.

Salah satu wahana yang menjadi daya tarik utama di tempat ini adalah Iguana Slide, mengajak pengunjung untuk meluncur dari dalam patung iguana melalui lidah merah yang terjulur menuju kolam.

Ada juga wahana seperti bioskop 3D, luncur gantung, ATV arena, bunge trampoline, dan wahana-wahana permainan mengasyikan lainnya yang sayang untuk dilewatkan. Fasilitas lain yang ditawarkan di lokasi ini juga sudah cukup lengkap, dari mulai musala hingga WiFi gratis.

Pihak TB. Mitra Jaya berencana membangun beberapa wahana baru dan menggelar beberapa acara di dalam Tiara Park. Wahana yang dimaksud seperti Wave House, Cute House yang akan berisi binatang-binatang lucu dan imut, Reptil Cave, Perut Buaya, Futsal Stadium, dan Roller Coaster. Salah satu acara yang rencananya akan digelar adalah nonton bareng siaran-siaran olahraga.

Ingin mengajak keluarga Anda berkunjung ke Tiara Park Waterboom? Cukup sisihkan anggaran untuk tiket masuk seharga Rp25.000/ orang (akhir pekan), atau Rp22.000/orang (hari biasa). Sementara itu, harga sewa ban besar adalah Rp15.000, dan harga sewa ban kecil hanya Rp5.000.

Selain 30 objek wisata di atas, masih banyak berbagai tempat wisata lainnya di Jepara yang layak untuk dikunjungi. Memang kebanyakan berupa pantai dan air terjun yang belum terjamah, sehingga kedatangan Anda tidak akan dipungut biaya. Hanya saja, kondisi fisik harus dipersiapkan dengan baik.

Nah, setelah berkunjung ke Jepara, ada baiknya untuk melanjutkan perjalanan wisata ke daerah-daerah Jawa Tengah lainnya, seperti Kudus, Rembang, dan Semarang yang juga tidak kalah menawannya. Selamat berlibur!