Mungkin kamu sudah familiar dengan kawasan Bugis di Singapura, tempat ini identik dengan deretan pusat perbelanjaan, kafe keren, dan arsitektur campuran antara budaya Melayu, India, serta Tionghoa. Namun, bukan hanya belanja atau wisata kuliner yang membuat Bugis menarik. Di tengah riuh modernitas, kawasan ini juga menyimpan destinasi unik yang menambah warna liburanmu.
Dua di antaranya adalah museum yang berlokasi tak jauh dari stasiun MRT Bugis maupun jalur-jalur utama turis. Kamu bisa melihat aneka koleksi kamera vintage di sebuah gedung yang dari luar pun sudah berbentuk kamera raksasa, atau menyaksikan barisan mainan lawas yang mungkin pernah kamu impikan semasa kecil.
Atraksi di Bugis
Bugis bukan hanya sekadar nama stasiun MRT atau pusat perbelanjaan. Wilayah ini dulunya dihuni oleh komunitas etnis Bugis yang datang dari Sulawesi di abad ke-18. Seiring berjalannya waktu, Bugis bertransformasi menjadi kawasan urban. Kamu bisa menyusuri Bugis Street Market untuk mencari oleh-oleh murah, lalu mampir ke Haji Lane, gang warna-warni yang terkenal akan mural street art. Kamu juga bisa mengunjungi Masjid Sultan di Kampong Glam yang punya kubah emas megah. Namun di luar itu semua, tersembunyi museum-museum seru yang siap menghadirkan pengalaman wisata edukatif.
1. Vintage Cameras Museum: Surga Pecinta Fotografi
Salah satu atraksi paling nyentrik di Bugis adalah Vintage Cameras Museum. Dari luar saja, kamu sudah dibuat takjub: bangunannya didesain menyerupai kamera klasik berwarna hitam lengkap dengan lensa besar yang menonjol. Boleh dibilang, museum ini mudah dikenali, sekali melintas, kamu pasti tahu bahwa isinya tentang kamera.
Begitu melangkah masuk, kamu akan disambut ratusan koleksi kamera dari beragam era. Dari kamera pinhole primitif, kamera model kotak, hingga SLR klasik yang populer pada 1970-an. Setiap kamera punya cerita, dan biasanya ada keterangan singkat tentang tahun pembuatan serta produsen.
Kamu mungkin tak menyangka bahwa beberapa kamera kuno ini masih bisa berfungsi. Ada pula kamera berukuran mungil yang dulunya dipakai untuk misi rahasia, seolah-olah diambil dari film mata-mata. Jadi, jika kamu pecinta fotografi, museum ini lebih dari sekadar tontonan estetik—ini ibarat mesin waktu yang memperlihatkan evolusi teknologi fotografi dari masa ke masa.
Aktivitas Seru Selama Berkunjung:
- Berfoto di Spot Unik: Di beberapa sudut ruangan, pihak museum menyediakan backdrop dan instalasi kamera besar. Silakan berpose sesukamu—hasilnya bisa jadi konten kreatif untuk media sosial.
- Eksplor Sejarah Fotografi: Bukan cuma sekadar “pajangan antik,” museum ini berupaya menampilkan timeline perkembangan kamera. Mulai dari era daguerreotype, Kodachrome, hingga digital. Kalau kamu gemar membaca, luangkan waktu untuk mengamati deskripsi di setiap display.
- Tanya Jawab dengan Pemandu: Jika beruntung dan datang saat sepi, kamu bisa berbincang santai dengan staf atau pemandu. Terkadang mereka akan bercerita lebih detail soal koleksi favorit dan asal-usulnya.
Harga tiket masuk berkisar Rp229.771 per orang (tergantung promo atau periode tertentu). Jangan kaget bila sewaktu-waktu ada diskon khusus yang membuatmu lebih hemat.
Museum ini terletak tak jauh dari area Bugis, sekitar 10–15 menit jalan kaki dari Stasiun MRT Bugis atau Stasiun MRT Lavender. Bangunannya sangat mencolok karena bentuk kamera raksasanya, jadi kamu tak akan melewatkannya.
Buat kamu yang mencari atraksi anti-mainstream dan tertarik dengan dunia fotografi, Vintage Cameras Museum menempati posisi tinggi dalam daftar wajib di Bugis. Ukurannya memang tidak sebesar museum kenamaan di Singapura, tapi koleksi di dalamnya cukup padat.
2. MINT Museum of Toys: Nostalgia di Tengah Modernitas
Beranjak dari kamera ke mainan, di Bugis juga ada tempat yang membuatmu serasa kembali ke masa kanak-kanak. Namanya MINT Museum of Toys. Berada di kawasan Seah Street, museum ini memamerkan ribuan koleksi mainan vintage yang didatangkan dari berbagai penjuru dunia.
MINT adalah singkatan dari “Moment of Imagination and Nostalgia with Toys.” Dari namanya saja sudah menggambarkan konsep: menghadirkan momen nostalgia melalui mainan. Yang membuatnya unik, kebanyakan mainan di sini tak lagi diproduksi. Kamu mungkin pernah melihatnya di foto hitam-putih atau iklan jadul.
Bangunan museum terdiri atas beberapa lantai, masing-masing mengusung tema berbeda. Misalnya lantai yang menyoroti tokoh kartun Amerika klasik seperti Popeye atau Betty Boop, lalu lantai lain menampilkan mainan berbahan kaleng yang dulu sempat populer di Eropa dan Asia.
Ragam Koleksi:
- Mainan Kaleng (Tin Toys): Di era sebelum plastik merajai industri mainan, kaleng adalah bahan favorit karena mudah dibentuk. Kamu bakal menemukan mobil-mobilan kuno, robot, dan bahkan set miniatur kereta api yang detailnya mengagumkan.
- Boneka & Tokoh Kartun: Kalau kamu tumbuh di tahun 1980-an, mungkin pernah mendengar tokoh seperti Felix the Cat atau Astro Boy. Banyak boneka, komik, hingga poster lawas yang memeriahkan museum ini.
- Mainan Tradisional Asia: Selain fokus pada mainan Barat, MINT juga menyuguhkan koleksi Asia, termasuk di antaranya mainan kayu China atau boneka kertas Jepang. Rasanya seperti berkeliling dunia melalui mainan!
Ada sesi tur pemandu di jam-jam tertentu (terutama akhir pekan). Dengan mengikuti tur, kamu bisa mengetahui kisah menarik di balik setiap koleksi, seperti bagaimana sang kolektor mendapatkannya atau berapa umur mainan tersebut. Di lantai dasar biasanya ada area kafe tempat kamu bisa rehat sambil minum kopi.
Adapun toko suvenir menjual replika mini dari beberapa mainan ikonik, cocok untuk oleh-oleh unik. Desain interior museum dibuat playful, menyesuaikan tema mainan. Kamu bisa berswafoto di area yang didekorasi ala era 1950-an, atau mengabadikan wujud robot retro yang tampak futuristik meski sebenarnya sudah uzur.
Harga tiket masuk ke MINT Museum of Toys berada di kisaran Rp447.449 per orang. Harga dapat berubah sesuai promosi atau kebijakan museum. Cobalah cek ketersediaan promo sebelum melakukan pembelian.
Museum ini terletak di 26 Seah Street, hanya sepelemparan batu dari stasiun MRT Bugis atau MRT Esplanade. Jaraknya sekitar 5–10 menit berjalan kaki. Bangunannya tidak terlalu besar, tapi cukup mencolok dengan eksterior kaca modern dan papan nama warna-warni.
Tips Maksimalkan Kunjungan di Dua Museum Ini
Agar kunjunganmu maksimal, simak beberapa tips berikut ini:
- Pilih Waktu Kunjung
Museum biasanya tak terlalu ramai di jam pagi atau setelah makan siang. Dengan datang di periode low-peak, kamu bisa lebih leluasa mengeksplor koleksi dan berfoto tanpa desak-desakan.
- Siapkan Kamera atau Smartphone
Meski beberapa koleksi dilindungi larangan flash, kamu tetap bisa mengambil foto sebagai kenang-kenangan. Jika kamu mencari konten media sosial anti-mainstream, museum-museum ini adalah latar sempurna.
- Jelajahi Area Sekitar
Setelah puas di Vintage Cameras Museum, sempatkan menilik kafe atau restoran sekitar. Bugis terkenal akan kuliner lezat dengan ragam budaya. Begitu pula di sekitar MINT Museum of Toys, kamu bisa menyambangi Bras Basah Complex atau area Kampong Glam yang kaya akan pesona sejarah dan arsitektur.
- Beli Tiket Online
Memesan tiket di Traveloka membantumu menghindari antrean panjang dan memastikan ketersediaan slot, terutama saat akhir pekan atau musim liburan. Plus, sering ada promo tambahan!
- Jangan Lupa Souvenir
Baik Vintage Cameras Museum maupun MINT Museum of Toys memiliki area penjualan cendera mata unik. Pilih suvenir kecil yang merefleksikan pengalamanmu—mungkin gantungan kunci berbentuk kamera klasik atau replika mainan mini.
Sudah siap menjelajahi sisi vintage dan penuh nostalgia di Bugis? Ayo, segera booking tiket Vintage Cameras Museum & MINT Museum of Toys melalui Traveloka, dan buat liburanmu di Singapura semakin berkesan!