Sumba dianggap sebagai salah satu lanskap yang hampir tidak tersentuh di Indonesia, menjadikannya destinasi utama dalam daftar para wisatawan pecinta alam. Pulau ini penuh dengan keindahan serta adat dan budaya yang menunggu untuk diungkap di setiap sudutnya. Tidak seperti pulau-pulau Indonesia yang penuh dengan hamparan sawah padi dan gunung berapi, Sumba dipenuhi bukit-bukit batu kapur dan padang rumput terbuka yang tersebar di seluruh wilayahnya. Jelajahi bagian-bagian Sumba yang berbeda untuk mendapatkan pengalaman yang menyeluruh. Pergi ke bagian Timur untuk menjelajahi pantai Waingapu dan Walakiri, dan melihat makam batu Ratenggaro yang mistis. Di luar keindahan alam yang seperti lukisan, Sumba juga menawarkan pengalaman budaya yang unik dan berbeda dari pulau-pulau tetangganya. Jelajahi bagian Barat untuk melihat pusat kain ikat (kain tenun tradisional(, kunjungi Cultural conservation and Learning Institute di area Barat Daya untuk menyelam lebih jauh ke dalam budaya Sumba yang kental, dan rasakan segarnya percikan air dari berbagai air terjun memikat di bagian Sumba Tengah.
Opsi transportasi terbaik dari bandara atau pelabuhan menuju usat kota Sumba. Tarif DAMRI di Sumba berkisar sekitar Rp90.0000-Rp100.000 per orang. Armada DAMRI di Sumba masih terbatas, hanya tersedia sekitar 3 dengan kapasitas 40 orang per bus. Cek jadwal keberangkatan terlebih dahulu ke petugas bandara atau pelabuhan setelah sampai.
Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur hanya berjarak 1 jam dari Bali dan bisa ditempuh secara langsung menggunakan pesawat. Tidak ada rute langsung menuju Pulau Sumba, namun kamu memiliki dua pilihan transit, yakni di Denpasar, Bali atau di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Alternatif lain menuju Pulau Sumba adalah dengan kapal laut.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Sumba adalah saat musim kemarau pada bulan Mei hingga Oktober. Namun, kamu juga bisa mengunjungi Sumba di bulan Maret untuk menyaksikan langsung Festival Pasola, sebuah upacara ritual Marapu atau permohonan pengampunan. Pada Festival Pasola kamu akan menyaksikan dua kelompok penunggang kuda yang saling berhadapan, kejar-mengejar samnil melempar lembing kayu ke arah lawan.
Sumba terkenal dengan pemandangan yang eksotis dan indah. Letak geografis Sumba membuatnya diberkahi dengan pantai dan air terjun yang indah. Selain itu, Sumba juga terkenal dengan ombaknya yang menantang bagi para peselancar. Banyak turis mancanegara mendatangi Sumba untuk merasakan berselancar di atas God's Left, sebutan untuk ombak paling iconic di Nihi Sumba.
Untuk merasakan dengan sungguh semua yang Sumba miliki, kamu direkomendasikan untuk menghabiskan waktu di Sumba selama lima atau tujuh hari. Jangka waktu ini adalah yang terbaik untuk menikmati dan mengeksplor setiap sudut dari pulau eksotis ini. Tidak hanya berselancar dan menikmati suasana laut, Sumba juga memiliki banyak bukit indah yang bisa kamu daki dan mendapatkan tempat sempurna untuk foto.
Selain makanan laut yang menggugak selera, Sumba juga memiliki deretan makanan tradisional lainnya yang lezat. Ada Manu Pata'u, makanan tradisional khas Sumba yang dapat kamu temukan dengan mudah di Sumba. Manu Pata'u adalah ayam kampung yang dimasak dengan campuran santan. Kamu juga wajib coba Nga'a Watary Patau Kabbe, masakan tradisional yang terbuat dari jagung. Singkatnya, Nga'a Watary Patau Kabbe adalah nasi jagung yang disuguhkan dengan lauk lain.
Tips Perjalanan ke Sumba Island
Kenali Sumba Island