Berjalan di Camino de Santiago bukan sekadar menapaki jalur panjang di Spanyol, tetapi sebuah pengalaman lintas waktu yang menyatukan sejarah, budaya, spiritualitas, serta petualangan. Jalur peziarahan legendaris ini telah mengundang jutaan orang dari seluruh dunia selama lebih dari seribu tahun baik mereka yang mencari makna hidup, tantangan fisik, maupun sekadar keindahan alam dan budaya lokal. Jika kamu sedang merencanakan perjalanan penuh cerita dan refleksi, Camino de Santiago bisa menjadi pilihan yang akan mengubah cara pandangmu terhadap perjalanan hidup.
Camino de Santiago, atau Jalan Santo Yakobus, adalah salah satu jalur peziarahan paling terkenal di dunia. Jalur ini menghubungkan berbagai kota di Eropa menuju Katedral Santiago de Compostela di Galicia, Spanyol, tempat yang diyakini menyimpan makam Santo Yakobus, salah satu rasul Yesus Kristus.
Bagi sebagian orang, Camino de Santiago adalah perjalanan spiritual penuh doa dan refleksi. Namun kini, jalur ini juga menjadi destinasi wisata populer bagi mereka yang mencari petualangan, kebugaran fisik, atau sekadar pengalaman unik menyusuri desa-desa tua, gereja kuno, serta panorama alam khas Spanyol.
Sejarah Camino de Santiago dimulai pada abad ke-9 ketika makam Santo Yakobus ditemukan. Penemuan itu menarik peziarah dari berbagai penjuru Eropa, hingga kemudian jalur ini berkembang menjadi salah satu rute spiritual terbesar di dunia.
Ada banyak hal yang membuat Camino de Santiago begitu istimewa dan berbeda dengan jalur perjalanan lainnya. Setiap elemen di dalamnya menyimpan makna historis maupun simbolis yang memperkaya pengalaman peziarah maupun wisatawan.
Kerang scallop adalah ikon klasik Camino. Simbol ini bisa kamu temukan di penanda jalan, katedral, hingga jubah peziarah. Di masa lalu, kerang dipakai sebagai wadah sederhana untuk makan dan minum, menjadikannya simbol praktis sekaligus spiritual. Kini, kerang juga menjadi lambang penyatuan, karena seperti garis pada kerang yang bertemu di satu titik, begitu pula berbagai jalur Camino yang akhirnya bermuara di Santiago de Compostela.
Setiap kali Hari Santo Yakobus (25 Juli) jatuh pada hari Minggu, Spanyol merayakan Jacobean Holy Year. Pada momen langka ini, sebuah pintu khusus di Katedral Santiago, yang disebut Puerta Santa atau “Holy Door”, dibuka. Peziarah yang masuk melewati pintu itu dan memenuhi syarat perjalanan berkesempatan mendapatkan indulgensi penuh, suatu tradisi religius yang masih dijalankan hingga kini.
Salah satu daya tarik Camino adalah banyaknya jalur yang bisa dipilih sesuai tujuan serta karakter masing-masing peziarah:
Jika pada tahun 1985 hanya sekitar seribu orang yang resmi tercatat menempuh jalur ini, kini jumlahnya melonjak hingga hampir setengah juta per tahun. Lonjakan ini bukan hanya didorong oleh peziarah religius, tetapi juga oleh wisatawan modern yang mencari kombinasi antara petualangan, olahraga, sekaligus budaya.
Meski Camino de Santiago berakar dari tradisi religius, banyak orang menempuhnya dengan alasan lain. Ada yang ingin menemukan kedamaian batin, ada yang menjadikannya tantangan fisik untuk menguji ketahanan diri, dan tidak sedikit pula wisatawan tertarik karena ingin menjelajahi warisan budaya, mencicipi kuliner khas Spanyol, atau sekadar merasakan atmosfer kebersamaan di antara para peziarah dari seluruh dunia.
Melalui jalur Camino de Santiago bukanlah hal ringan. Meski bisa dilakukan oleh siapa saja, kamu tetap perlu persiapan matang agar perjalanan berjalan lancar.
Pertimbangkan waktu, kondisi fisik, serta tujuan perjalananmu. Misalnya, Camino Francés ideal bagi pemula karena memiliki fasilitas lengkap. Sementara Camino Primitivo cocok untuk pecinta tantangan.
Paspor peziarah ini penting untuk mengumpulkan stempel di penginapan, gereja, dan bar sepanjang rute. Dengan minimal 100 km berjalan kaki (atau 200 km bersepeda), kamu berhak mendapatkan sertifikat Compostela di Santiago.
Musim semi (Mei-Juni) dan awal musim gugur (September-Oktober) dianggap ideal: cuaca bersahabat dan jumlah peziarah tidak terlalu padat. Musim panas bisa sangat ramai dan panas, sementara musim dingin lebih sepi tetapi menantang karena suhu dingin ekstrem.
Selain menyiapkan fisik, perlengkapan, dan rute untuk perjalanan Camino de Santiago, ada satu hal penting yang akan membuat perjalananmu lebih lancar: koneksi internet saat berada di luar negeri. Dengan 4G eSIM for Europe (33 Countries) by GoHub yang tersedia di Traveloka, kamu bisa tetap terhubung kapan saja, memudahkan navigasi, berbagi momen, dan tetap aman selama menempuh jalur peziarahan tanpa perlu mencari Wi-Fi publik.
Hôtel de Ville
eSIM 4G untuk Eropa (33 Negara) oleh GoHub
9.0/10
Hôtel de Ville
Rp 84.252
Rp 74.680
Camino de Santiago adalah perpaduan sempurna antara sejarah, spiritualitas, sekaligus petualangan. Jalur ini tidak sekadar tentang menempuh ratusan kilometer, melainkan sebuah perjalanan menemukan makna baru dalam hidup. Setiap langkah akan membawamu lebih dekat pada keheningan batin, keindahan budaya, sekaligus kehangatan pertemuan dengan orang-orang dari seluruh dunia.
Kalau kamu mulai merasakan panggilan untuk mencoba pengalaman ini, jangan tunda lagi. Kamu bisa langsung pesan tiket pesawat ke Spanyol, lakukan booking hotel di kota keberangkatanmu, dan jangan lupa juga amankan tiket wahana rekreasi dan atraksi menarik sepanjang rute untuk melengkapi perjalananmu.
Semua kebutuhan traveling tersebut bisa kamu atur dengan mudah melalui Traveloka dalam satu aplikasi, sehingga perjalanan menuju Santiago de Compostela menjadi lebih praktis, aman, dan menyenangkan. Dengan persiapan matang dan hati terbuka, Camino de Santiago akan menghadirkan pengalaman tak terlupakan yang akan selalu kamu kenang.