Indonesia adalah negara yang besar, khususnya juga dalam bidang karya seni. Banyak bidang seni yang ada di Indonesia seperti seni rupa, seni kriya, seni musik, dan seni teater. Dalam bidang seni melahirkan tokoh-tokoh tokoh seni yang melegenda.
Seni lukis Indonesia telah mencetak banyak maestro yang memiliki keunikan dan kekhasan dalam menyampaikan ekspresi mereka. Salah satu nama yang memunculkan keunikan tersebut adalah Affandi.
Lahir pada tahun 1907 di Cirebon, Jawa Barat, Affandi menjadi salah satu pelukis terkenal di Indonesia dengan gaya ekspresionis yang mencolok dan penuh keberanian, goresan tinta dengan teknik plotot itu yang membuat lukisannya memiliki daya tarik. Sang maestro menyebut dirinya sebagai “Pelukis Kerbau” yang artinya tidak peduli akan teori.
Sebelum menjadi seorang pelukis besar, Affandi adalah tukang sobek karcis dan pembuat iklan. Pada usianya 26 tahun, Affandi menikahi Maryati dan memiliki seorang anak Kartika Affandi.
Dalam melukis, ia mengutamakan kebebasan berekspresi dengan dilandasi jiwa kerakyatan, Affandi tertarik dengan tema kehidupan masyarakat kecil. Teknik melukisnya pun cenderung memerintah objeknya seperti yang dilakukan angkatan Moi India atau biasa disebut India Jelita, dirasakan Affandi tidak mewakili kondisi masyarakat dengan kemelaratan akibat penjajahan.
Artikel ini akan menggali lebih dalam ke dalam dunia lukisan Affandi, mengeksplorasi keunikan dan pesan di balik setiap sapuan kuasnya.
1. Ibu (1941)
Lukisan ini adalah salah satu dari karya pertama yang diakuisisi menjadi koleksi Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang saat ini menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 1948. Dalam karya ini, Affandi memberi goresan teknik lukis realistik (naturalis). Ia menggambarkan sosok ibunya sendiri yang sudah tua dan mengenakan pakaian sehari-harinya.
Sang ibu berpose dengan anggun seperti pada lukisan-lukisan era renaissance-romantisme. Tangan yang diletakan di atas pundaknya, hal ini menunjukkan bahwa Affandi mengerti mengenai pose potret yang dianggap indah untuk menunjukkan potret perempuan berdasarkan teknik lukis Barat.
Tidak hanya itu, detail lain dalam lukisan ini mungkin termasuk penggambaran pakaian tradisional Jawa, dengan motif dan warna yang khas. Ini menunjukkan bahwa Affandi tidak hanya mengekspresikan emosi dan individualitas ibu tersebut, tetapi juga konteks budaya di mana wanita tersebut hidup.
2. Red Barong dan Rangda (1970)
Lukisan Red Barong dan Rangda, sebuah lukisan yang melambangkan pertarungan antara yang baik dan yang buruk. Lukisan ini menggambarkan barong sebagai wakil dari kebaikan dan personifikasi dari kejahatan digambarkan oleh Rangda. Lukisan ini seolah mengilustrasikan pertempuran antara positif dan negatif yang tidak pernah berakhir.
Pada lukisan Red Barong terbuat dari media kanvas yang berukuran 104x147cm dilukis menggunakan cat minyak dan lukisan ini juga dimuat dalam buku Affandi Vol I, II, III. Selain itu, lukisan ini juga bisa jadi merupakan refleksi dari kekaguman Affandi terhadap kekayaan budaya Indonesia, yang sering ia tuangkan ke dalam karyanya.
Dengan warna-warna yang dramatis dan gerakan yang kuat, Red Barong dan Rangda menjadi sebuah lukisan yang kuat dan memukau, tidak hanya sebagai representasi visual, tetapi juga sebagai karya seni yang menggugah pikiran tentang konflik antara kebaikan dan kejahatan dalam kebudayaan.
3. Adu Ayam (1976)
Lukisan Affandi yang satu ini tidak kalah unik, menampilkan objek hewan berjudul Adu Ayam ini dibuat pada tahun 1976. Lukisan Adu Ayam dibuat pada media kanvas menggunakan cat minyak. Pada lukisan ini menggambarkan sosok ayam petarung yang berwarna putih. Ayam seringkali menjadi idola dan selalu menjadi juara tiap kali melakukan dalam sebuah pertandingan. Tema lukisan ini terinspirasi pada sebuah kehidupan masyarakat pedesaan di Pulau Jawa yang menjadikan adu ayam sebagai hobi.
Lukisan Adu Ayam ini merupakan salah satu tema kesukaan Affandi, sehingga ia membuat beberapa karya lukisan bertema sama dalam versi yang berbeda, ada lebih dari 10 versi lukisan ini.
4. Kebun Cengkeh (1981)
Karya lukisan satu ini memiliki daya tarik kelas tinggi dari sang pelukis maestro Affandi. Ia melukiskan sebuah pemandangan alam perkebunan cengkeh, area perkebunan berbukit yang masih alami nampak terlukis apa adanya dari alam. Untuk menghidupkan suasana pada lukisan tersebut, ia menjadikan figur manusia sebagai objek pendukung, dan inti dari lukisan yang menunjukkan adanya aktivitas kehidupan yang menyatu dengan alam.
Dalam lukisan ini, Affandi menggunakan gaya ekspresionis yang khas, dengan kuas yang tebal dan gerakan yang kuat untuk mengekspresikan suasana kebun cengkeh. Affandi dikenal dengan penggunaan warna yang kuat dan berani, dan hal itu juga terlihat dalam karyanya ini.
Warna-warna yang digunakan Affandi mungkin termasuk hijau untuk menggambarkan dedaunan yang subur, cokelat untuk batang pohon cengkeh, dan mungkin warna-warna cerah lainnya untuk menggambarkan bunga atau buah cengkeh yang mulai tumbuh. Tekstur kuas yang kasar dan beragam memberikan dimensi yang menarik pada lukisan ini.
5. Potret Diri Menghisap Pipa (1977)
Lukisan ini dibuat oleh sang maestro pada tahun 1977, dengan latar belakang ditunjukkan seorang lelaki tua yang sedang memegang dan menghisap pipa. Pandangannya memandang ke pipa yang sedang ia hisap. Dengan metode sapuan jari yang menjadi ciri khasnya, menghadirkan warna-warna diantaranya merah, coklat, orange, kuning, hijau, dan campuran. Sehingga, garis yang mendominasi dalam lukisan ini adalah garis lengkung.
Shape pada lukisan Potret Diri Menghisap Pipa ini terjadi karena dibatasi oleh sebuah garis dan warna berbeda oleh gelap terang, hal ini diperlihatkan pada figur wajah orang tua yang berbeda pada bagian rambutnya. Warna merah menjadi warna yang mendominasi pada lukisan ini, sedangkan warna kuning berada di antara rambut dan matahari, begitu juga pada warna orange. Warna coklat kehitaman hampir ada di seluruh tubuh dan sebagian kecil di gambar matahari.
Lukisan ini memiliki keseimbangan asimetris. Meskipun tidak dapat sama antara bagian kanan dan kiri, atas dan bawah, namun tetap seimbang saat dilihat dari komposisi warna, bentuk, ruang, garis, dan lain-lain.
Lima lukisan paling populer karya Affandi ini menggambarkan kekayaan kreativitas dan keunikan seniman tersebut. Dengan warna-warna mencolok, sapuan kuas yang energetik, dan tema-tema yang mendalam, lukisan-lukisan ini tidak hanya mencerminkan bakat Affandi sebagai seniman tetapi juga menyuarakan berbagai isu sosial dan lingkungan yang relevan hingga saat ini.
Karya-karya Affandi telah dipajang di berbagai galeri seni hampir di seluruh dunia, dan ia juga sudah menerima berbagai penghargaan seperti, Penghargaan Seni Rupa Nasional dan Penghargaan Seni Rupa Internasional. Selain itu, Penghargaan Kebudayaan Nasional dari Pemerintah di Indonesia juga tidak dipungkiri.
Karya-karya Affandi tetap menjadi sumber inspirasi dan refleksi bagi generasi-generasi mendatang, menjadikan seni lukis Indonesia semakin berwarna dan berarti. Selain menginspirasi banyak kalangan untuk mengembangakan seni rupa modern di Indonesia, Affandi juga menjadi salah satu pelukis terkenal di Indonesia dan di penjuru dunia. Lukisan-lukisan Affandi telah membantu memperkenalkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan seniman-seniman berbakat dan karya-karya yang mempesona ke dunia internasional.
Bagi kamu yang ingin menghabiskan waktu dengan mengagumi lukisan Affandi, lebih mudah dengan booking akomodasi dan tiketnya di Traveloka. Dapatkan diskon dan promosi menarik untuk liburanmu semakin seru! Yuk, pesan sekarang!
Baca juga: 5 Museum di Ubud untuk Kamu Penikmat Seni
Penginapan dan Hotel di Jakarta
Cari Penginapan dan Ho...
Lihat Harga