Ketika berbicara tentang kekayaan kuliner Nusantara, kamu mungkin langsung teringat pada rendang Minang, gudeg Jogja, atau sate Madura. Namun, di balik gemerlap kuliner Nusantara populer tersebut, terdapat ragam makanan khas dari suku pedalaman yang tak kalah menggoda. Salah satunya berasal dari Suku Baduy, sebuah komunitas adat yang hidup menyatu dengan alam dan menjunjung tinggi nilai tradisional. Makanan khas Baduy bukan hanya soal rasa, tapi juga cerminan filosofi hidup yang sederhana, sehat, dan penuh makna.
Jika kamu sedang merencanakan perjalanan ke Banten atau sekadar ingin tahu lebih banyak tentang kekayaan kuliner khas Baduy, kamu bisa menyimak informasi lengkapnya lewat ulasan di bawah ini. Tak hanya itu, kamu juga bisa melihat berbagai destinasi wisata yang bisa kamu kunjungi di sekitar wilayah tersebut. Simak lengkapnya di bawah ini!
Baca juga: 10 Wisata Desa Adat di Indonesia Paling Unik
Suku Baduy adalah komunitas adat yang tinggal di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten. Mereka terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Dalam adalah kelompok yang sangat menjaga kemurnian tradisi, menolak segala bentuk modernisasi, dan menjalani kehidupan tanpa listrik, kendaraan, atau teknologi lainnya. Sementara, Baduy Luar sedikit lebih terbuka terhadap dunia luar, meski tetap menjaga nilai-nilai budaya leluhur dengan sangat ketat.
Gaya hidup masyarakat Baduy sangat lekat dengan prinsip-prinsip ekologis dan kesederhanaan. Mereka berjalan kaki ke mana-mana, bertani dengan cara tradisional tanpa pupuk kimia, dan menggunakan bahan-bahan alami untuk membangun rumah atau membuat pakaian. Keseimbangan hidup ini juga tercermin dalam makanan yang mereka konsumsi sehari-hari, yaitu sederhana, bergizi, dan penuh rasa hormat terhadap alam.
Kuliner khas Baduy punya keunikan tersendiri. Diolah tanpa bantuan teknologi modern, semua makanan dibuat menggunakan peralatan tradisional seperti tungku kayu, lesung, serta peralatan kayu dan bambu. Selain itu, masyarakat Baduy sangat menghargai makanan sebagai hasil bumi yang diberikan oleh alam, sehingga mereka selalu mengolahnya dengan penuh kesederhanaan dan rasa syukur.
Jika kamu tertarik mengulik kuliner pedalaman dari suku adat yang satu ini, simak 10 makanan khas Baduy berikut ini.
Salah satu makanan khas Baduy yang cukup populer adalah Nasi Baduy. Nasi ini berasal dari beras lokal hasil ladang yang ditanam tanpa pupuk kimia atau pestisida. Jenis padi yang ditanam tergolong varietas asli yang telah dipertahankan turun-temurun. Proses memasaknya dilakukan dengan cara tradisional menggunakan tungku berbahan bakar kayu, sehingga menciptakan aroma wangi alami yang khas.
Biasanya, nasi Baduy ini disajikan bersama ikan bakar hasil tangkapan sungai, sayuran rebus, atau sambal sederhana. Rasanya memang tidak begitu kompleks seperti makanan kota, tetapi kesederhanaannya itulah terwujud cita rasa yang menyenangkan dan baik bagi tubuh.
Kue apem putih jadi salah satu camilan khas Suku Baduy yang banyak dibuat saat upacara adat atau perayaan tertentu. Terbuat dari tepung beras yang difermentasi dengan tape, kue ini menghasilkan rasa manis alami dengan tekstur lembut dan sedikit kenyal. Biasanya apem putih ini disajikan dengan siraman gula merah cair yang memberikan sentuhan rasa lebih manis.
Uniknya, masyarakat Baduy menggunakan daun pisang sebagai alas atau pembungkus kue, yang juga menambah aroma khas saat dikukus. Ini menjadi bukti bahwa penggunaan bahan alami sudah mendarah daging dalam kehidupan mereka.
Makanan khas Baduy lainnya yang bisa kamu coba adalah Kue Balok Menes. Kue ini terbuat dari singkong parut yang dibentuk persegi dan dikukus hingga matang, lalu ditaburi dengan serundeng kelapa dan bawang goreng. Cita rasanya gurih dengan sedikit rasa manis dari singkong yang digunakan. Makanan ini adalah salah satu camilan tradisional yang cocok dimakan bersama teh hangat atau kopi hitam. Kue ini mudah kamu temukan di wilayah Baduy Luar dan sekitarnya, khususnya saat ada pasar tradisional atau festival budaya.
Jojorong adalah jajanan tradisional yang memiliki tekstur mirip bubur. Terbuat dari tepung beras, tepung kanji, dan gula merah, makanan ini dibungkus dalam daun pisang berbentuk kerucut dan dikukus. Cita rasanya manis, ringan, dan sangat cocok sebagai camilan sore.
Jojorong termasuk makanan khas yang sering disiapkan dalam jumlah banyak untuk kebutuhan acara adat. Selain itu, cara penyajiannya yang sederhana menjadikan makanan ini tetap bertahan hingga saat ini.
Makanan khas Baduy yang satu ini memiliki tampilan unik karena dibungkus dalam daun pisang berbentuk kerucut panjang. Bahan utamanya adalah tepung beras, santan, dan gula merah, yang menghasilkan rasa manis dan tekstur kenyal. Warna merah berasal dari gula merah cair yang dicampurkan saat adonan dikukus.
Pasung merah sering disajikan saat ada perayaan adat atau sebagai bingkisan untuk tamu. Rasanya sangat ringan dan membuatnya cocok untuk disantap segala usia.
Gipang merupakan camilan tradisional dari Baduy yang dibuat dari beras ketan, singkong, dan gula. Camilan ini berbentuk persegi panjang dengan tekstur renyah dan cita rasa yang manis. Proses pembuatannya juga masih menggunakan cara tradisional, membuat rasanya masih sangat otentik.
Keistimewaan ipang ini terletak pada teknik pembuatannya yang membutuhkan kesabaran. Beras ketan yang telah dimasak harus mencapai tingkat kematangan yang sangat pas, baru bisa dicampur dengan larutan gula. Setelah tercampur merata, adonan kemudian dicetak dan dikeringkan hingga mencapai tekstur yang renyah.
Makanan khas Baduy lainnya yang bisa jadi pilihan kamu adalah Angeun Kotok. Makanan ini diracik dengan rempah-rempah, seperti lengkuas, kunyit, daun salam, dan honje (kecombrang), yang memberikan aroma harum khas. Ayam kampung yang akan dimasak perlu dibakar terlebih dulu untuk menghilangkan aroma amis. Kemudian ayam dimasak dengan api kecil hingga teksturnya cukup empuk.
Proses pembuatan angeun kotok ini memang memakan waktu yang cukup lama, namun hasilnya cukup sepadan. Daging ayam akan terasa lembut dengan kuahnya yang kaya rasa tanpa menggunakan penyedap buatan. Angeun kotok ini kerap disajikan dalam acara keluarga atau sebagai suguhan bagi tamu yang berkunjung ke Baduy.
Setelah puas mencicipi makanan khas Baduy, kamu bisa melanjutkan petualangan dengan menjelajahi sejumlah destinasi wisata budaya dan alam yang tersebar di dalam maupun sekitar wilayah Baduy. Lokasi-lokasi ini tidak hanya menawarkan pemandangan indah, tetapi juga pengalaman yang memperkaya wawasan budaya dan sejarah.
Desa Kanekes merupakan pusat dari kehidupan masyarakat Suku Baduy. Di sinilah kamu bisa menyaksikan langsung bagaimana mereka hidup dengan penuh kesederhanaan, tanpa listrik dan teknologi modern. Perjalanan menuju Baduy Dalam hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, melewati jalan setapak, jembatan bambu, dan sedikit medan perbukitan.
Selama menginap di rumah warga, kamu bisa mencicipi langsung makanan khas Baduy, mempelajari proses menenun, serta mengenal adat istiadat yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
Kampung ini terletak di Baduy Luar dan sering dijadikan sebagai tempat singgah bagi wisatawan sebelum melanjutkan perjalanan ke Baduy Dalam. Warga di Kampung Marengo lebih terbuka terhadap wisatawan dan modernitas. Di sini, kamu bisa membeli oleh-oleh khas seperti kain tenun, tas koja, atau mencicipi camilan khas seperti kue apem putih dan jojorong.
Rekomendasi destinasi lainnya yang terletak tidak jauh dari kawasan Baduy adalah Pantai Sawarna. Pantai ini merupakan salah satu ikon di Banten Selatan. Memiliki kombinasi antara laut biru, ombak besar, dan batuan karst, menjadikan tempat ini favorit para fotografer dan peselancar. Dari sisi Baduy, perjalanan ke Sawarna bisa jadi perpanjangan petualangan alam dan budaya.
Lokasi Pantai Sawarna ini terletak di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Harga tiket masuk pantai ini mulai dari Rp5.000 per orang. Namun, harga tersebut belum termasuk biaya parkir.
Masih destinasi pantai, kamu bisa mengunjungi Pantai Bagedur yang terletak di Desa Sukamanah, Malingping, Kabupaten Lebak, Banten. Jaraknya sekitar 2 jam perjalanan dari kawasan Baduy. Pantai ini memiliki pasir coklat yang luas dan ombak yang sedang, cocok untuk bermain air atau piknik bersama keluarga.
Di Pantai Bagedur juga tersedia beberapa warung makanan yang menyajikan kuliner seafood lokal, sehingga kamu bisa mencicipinya sambil menikmati panorama Pantai Bagedur yang indah. Harga tiket masuk pantai ini mulai dari Rp10.000 saja per orang. Namun, harga tersebut belum termasuk biaya parkir.
Indonesia
3H2M Open Trip Pulau Peucang Ujung Kulon
10.0/10
Sumur
Rp 935.000
Rp 844.750
Makanan khas Baduy bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang cara hidup, nila-nilai, dan warisan budaya yang dijaga dengan teguh oleh masyarakatnya. Dari nasi Baduy yang ditanam dan dimasak secara alami, hingga kue pasung merah yang kaya cita rasa tradisional, semua hidangan ini adalah cerminan dari harmoni masyarakat Baduy dan alam.
Tertarik untuk pergi ke Baduy? Rencanakan perjalananmu ke Baduy dengan Traveloka!