Jam Gadang: Saksi Bisu Sejarah dan Evolusi Arsitektur di Jantung Minangkabau

Xperience Team
11 Dec 2025 - Waktu baca 5 menit

Jika kamu berkunjung ke Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, ada satu bangunan yang keagungan dan sejarahnya tak terhindarkan untuk diabadikan, yakni Jam Gadang. Warisan era Hindia Belanda ini bukan sekadar penunjuk waktu; ia adalah simbol kebanggaan warga Bukittinggi, penanda titik nol kota, dan saksi bisu perjalanan waktu selama hampir satu abad.

Waktu yang terus berjalan selama puluhan tahun ternyata tidak membuat monumen ini dilupakan. Sebaliknya, menara jam ini terus menjadi kebanggaan, dan citranya terpampang pada berbagai souvenir khas kota. Ia berdiri gagah setinggi 26 meter di tengah Taman Sabai Nan Aluih, seolah menjadi jantung Kota Bukittinggi yang pernah menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Barat.

Kali ini, kita akan membawa kamu menelusuri sejarah, perubahan bentuk, hingga fakta-fakta paling menarik tentang Jam Gadang. Bersiaplah untuk mengenal lebih dekat ikon Minangkabau yang menyimpan kisah unik, dari hadiah Ratu Belanda hingga mesin langka kembaran Big Ben di London.

Sejarah Berdirinya Jam Gadang

Pembangunan Jam Gadang menyimpan kisah unik yang melibatkan pemerintah kolonial Belanda dan seorang arsitek Minangkabau asli.

1. Hadiah dari Ratu Belanda

Jam Gadang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda atas perintah langsung dari Ratu Wilhelmina dari Belanda. Menara jam ini merupakan hadiah bagi Sekretaris (Controleur) Kota Bukittinggi (saat itu dikenal sebagai Fort de Kock) yang menjabat kala itu, yaitu HR Rookmaaker.

2. Arsitektur dan Struktur Unik

Pembangunan menara jam ini dipercayakan kepada seorang arsitek Minangkabau asli, Jazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh. Konstruksinya secara resmi diselesaikan pada tahun 1926 dengan menghabiskan biaya hingga 3.000 gulden, jumlah yang fantastis pada masanya.

Struktur bangunan Jam Gadang sangat unik:

Tinggi dan Lokasi: Monumen ini berdiri setinggi 26 meter di tengah Taman Sabai Nan Aluih, yang dianggap sebagai patokan titik pusat (zero point) Kota Bukittinggi.
Material: Pembangunannya tidak menggunakan kerangka besi dan semen, melainkan menggunakan campuran tradisional dari batu kapur, putih telur, dan pasir. Kekuatan material lokal ini membuktikan kearifan lokal arsitektur Minangkabau.

3. Empat Tingkat Bangunan

Adapun, bangunan menara Jam Gadang memiliki 4 tingkat fungsional, di antaranya sebagai berikut: 

Tingkat Pertama: Ruangan petugas atau staf.
Tingkat Kedua: Tempat bandul jam tergantung.
Tingkat Ketiga: Tempat mesin jam utama berada.
Tingkat Keempat: Puncak menara tempat lonceng jam diletakkan.

Perubahan Arsitektur Jam Gadang

Sepanjang perjalanannya, puncak menara Jam Gadang telah mengalami setidaknya dua kali perubahan bentuk atap, mencerminkan era kekuasaan yang berbeda di Sumatera Barat.

1. Awal 

Gaya Eropa dan Patung Ayam Jago Pada masa awal pembangunannya oleh Belanda, desain puncak menara Jam Gadang adalah bergaya Eropa, dengan hiasan berupa patung ayam jago di puncaknya. Bentuk ini mencerminkan arsitektur kolonial yang dominan saat itu.

2. Masa Pendudukan Jepang

Sentuhan Pagoda Shinto Memasuki era pendudukan Jepang, atap Jam Gadang diubah. Atapnya didesain ulang menjadi mirip dengan pagoda Shinto dan puncaknya diubah menjadi Sōrin, yang merupakan elemen arsitektur khas kuil Buddha Jepang. Perubahan ini dilakukan sebagai upaya simbolis untuk menunjukkan dominasi kekuasaan Jepang di wilayah tersebut.

3. Pasca Kemerdekaan

Identitas Minangkabau Setelah Indonesia meraih kemerdekaan, atap Jam Gadang kembali dirombak total. Kali ini, atapnya diubah menjadi bentuk yang kamu lihat sekarang, yaitu menyerupai atap rumah adat Minangkabau (Rumah Gadang) yang dikenal dengan arsitektur bagonjong (tanduk kerbau). Perubahan ini adalah penegasan identitas dan simbol kebanggaan masyarakat Minangkabau atas kemerdekaan mereka.

Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Jam Gadang

Jam Gadang bukan sekadar bangunan bisu. Ia telah menjadi saksi dan lokasi penting dalam beberapa peristiwa bersejarah Indonesia.

1. Pengibaran Bendera Kemerdekaan (1945)

Menara ini menjadi lokasi penting dalam peristiwa sekitar kemerdekaan Indonesia, seperti momen bersejarah pengibaran bendera merah putih pada tahun 1945, simbol proklamasi yang digaungkan di seluruh pelosok negeri. Keberadaan Jam Gadang yang strategis menjadikannya focal point untuk perayaan dan upacara penting.

2. Kerusakan Akibat Gempa (2007)

Ketangguhan struktur Jam Gadang diuji pada tahun 2007 ketika wilayah Sumatera Barat diguncang gempa bumi dahsyat. Menara ini sempat rusak akibat guncangan tersebut. Beruntung, ikon kota ini segera direstorasi oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, memastikan ia kembali berdiri kokoh untuk generasi mendatang.

Fakta-Fakta Menarik tentang Jam Gadang

Keunikan Jam Gadang tidak hanya pada arsitekturnya, tetapi juga pada detail mesin dan penulisan angkanya.

1. Mesin Kembar Big Ben

Lonceng di puncak menara memiliki nama pabrikan mesin jam tersebut, yaitu Vortmann Recklinghausen dari Jerman. Fakta yang sangat menarik adalah bahwa mesin jam yang digunakan pada monumen ini merupakan barang langka yang hanya diproduksi dua unit di dunia. Unit kedua dari jenis mesin ini hingga kini masih digunakan di Menara Jam legendaris di London, Inggris, yaitu Big Ben (sekarang dikenal sebagai Elizabeth Tower).

2. Sistem Mekanis Tanpa Energi

Sistem mekanis jam ini bekerja melalui dua bandul besar yang saling menyeimbangkan. Sistem cerdas inilah yang membuat jam ini terus berfungsi selama bertahun-tahun tanpa memerlukan sumber energi listrik. Mesin di lantai tiga menggerakkan jam yang menghadap keempat penjuru mata angin, dengan diameter area putaran jarum jam sebesar 80 sentimeter di setiap sisinya.

3. Keunikan Angka Romawi "IIII"

Seluruh angka jam pada Jam Gadang dibuat menggunakan sistem penomoran Romawi. Namun, ada satu keanehan yang selalu menarik perhatian wisatawan: angka empat (jam 4) ditulis dengan empat huruf ‘I’ (IIII) dan bukan menggunakan ‘IV’ yang merupakan penulisan Romawi standar. Hal ini telah menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang menimbulkan rasa ingin tahu bagi wisatawan yang berkunjung ke kota ini.

Kamu bisa menjelajahi berbagai wahana menarik di Sumatera Barat yang tersedia di Traveloka. Dapatkan diskon eksklusif dengan segera klik link di bawah untuk booking sekarang!

Tempat Wisata Lain di Sumatera Barat

Sumatera Barat, dengan Bukittinggi sebagai salah satu pusat wisatanya, menawarkan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Jika kamu sudah puas mengamati Jam Gadang, berikut adalah 5 tempat wisata lain di Sumatera Barat yang wajib kamu jelajahi:

1. Ngarai Sianok

Sebuah lembah curam yang indah di dekat Bukittinggi. Lembah ini menawarkan pemandangan tebing hijau yang megah dan sering dijuluki "Grand Canyon" versi Minangkabau.

2. Istana Pagaruyung 

Terletak di Tanah Datar, istana ini adalah replika dari istana kerajaan Minangkabau yang asli. Arsitekturnya yang megah dengan atap gonjong khas Minangkabau menjadikannya destinasi budaya dan sejarah yang sangat fotogenik.

Terbang Bersama Traveloka

Fri, 2 Jan 2026

Lion Air

Jakarta (CGK) ke Padang (PDG)

Mulai dari Rp 1.026.400

Sun, 14 Dec 2025

Citilink

Jakarta (CGK) ke Padang (PDG)

Mulai dari Rp 1.192.600

Sun, 11 Jan 2026

KLM

Jakarta (CGK) ke Padang (PDG)

Mulai dari Rp 1.251.087

3. Danau Maninjau

Danau vulkanik yang indah ini menawarkan pemandangan yang menenangkan. Untuk mencapainya dari Bukittinggi, kamu akan melewati Kelok 44, jalan berkelok-kelok yang legendaris dengan pemandangan danau yang memukau.

4. Puncak Lawang

Spot wisata dengan ketinggian di atas Danau Maninjau. Puncak Lawang terkenal sebagai tempat untuk melihat panorama danau secara keseluruhan dan juga sering digunakan untuk olahraga paralayang.

5. Wisata Kuliner Padang

Medan wisata yang tak boleh dilewatkan adalah kuliner di Kota Padang atau Bukittinggi. Selain menikmati Sate Padang khas, kamu wajib mencoba masakan Rumah Makan Padang yang otentik dan kaya rempah.

Dengan demikian, meskipun bukan kota besar seperti Padang atau Medan, Bukittinggi adalah pusat wisata utama di Sumatera Barat. Perencanaan yang tepat akan membuat liburanmu di ranah Minang ini lebih efisien, dan Traveloka adalah partner terbaik untuk hal ini.

Untuk mencapai Sumatera Barat, kamu bisa memesan Tiket Pesawat menuju Bandara Internasional Minangkabau (PDG) di Padang. Traveloka menyediakan berbagai pilihan maskapai dan harga terbaik menuju jantung Sumatra Barat.

Setelah tiba, kamu bisa mencari dan memesan Hotel terbaik di Bukittinggi, yang lokasinya dekat dengan Jam Gadang dan Ngarai Sianok. Traveloka menawarkan beragam pilihan akomodasi, mulai dari hotel modern hingga penginapan bergaya tradisional.

Karena lokasi wisata di Sumatera Barat, seperti Danau Maninjau, Istana Pagaruyung, dan Bukittinggi, cukup berjauhan, layanan Rental Mobil dari Traveloka sangat disarankan. Dengan mobil sewaan, kamu bisa menikmati perjalanan dengan leluasa dan mengunjungi semua spot menarik tanpa harus terikat jadwal transportasi umum.

Jadi, tunggu apa lagi? Rencanakan perjalananmu sekarang juga melalui Traveloka dan nikmati pengalaman liburan ke Bukittinggi yang kaya sejarah dan budaya tak terlupakan!

Dalam Artikel Ini

• Sejarah Berdirinya Jam Gadang
• Perubahan Arsitektur Jam Gadang
• Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Jam Gadang
• Fakta-Fakta Menarik tentang Jam Gadang
• Tempat Wisata Lain di Sumatera Barat

Penerbangan yang Ditampilkan dalam Artikel Ini

Fri, 2 Jan 2026
Lion Air
Jakarta (CGK) ke Padang (PDG)
Mulai dari Rp 1.026.400
Pesan Sekarang
Sun, 14 Dec 2025
Citilink
Jakarta (CGK) ke Padang (PDG)
Mulai dari Rp 1.192.600
Pesan Sekarang
Sun, 11 Jan 2026
KLM
Jakarta (CGK) ke Padang (PDG)
Mulai dari Rp 1.251.087
Pesan Sekarang

Jelajahi Keindahan Bukittinggi

Bukittinggi

Indonesia
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
NewsletterForm.titleMessage
NewsletterForm.subtitleMessage
NewsletterForm.subscribeButton