Misteri dan Sejarah Stonehenge yang Menakjubkan

Xperience Team
05 Jun 2025 - Waktu baca 4 menit

Stonehenge adalah salah satu monumen prasejarah paling terkenal di dunia yang terletak di Wiltshire, Inggris. Struktur ini terdiri dari susunan batu raksasa yang membentuk lingkaran, dan diperkirakan mulai dibangun sekitar 3000 SM pada periode Neolitikum. Para arkeolog menemukan bahwa pembangunan Stonehenge terjadi dalam beberapa tahap selama berabad-abad, dengan perubahan dalam desain dan penggunaan material yang berbeda.

Asal-usul pembangunan Stonehenge masih menjadi misteri karena tidak ada catatan tertulis dari masyarakat yang membangunnya. Namun, beberapa teori menyatakan bahwa bangunan ini dibuat oleh suku-suku kuno yang memiliki kemampuan teknik luar biasa dalam memindahkan dan menata batu-batu besar tersebut. Batu-batu yang digunakan untuk Stonehenge diduga berasal dari dua lokasi yang berbeda: sarsen stone dari Marlborough Downs yang berjarak sekitar 30 km dan bluestone dari Preseli Hills di Wales, yang berjarak lebih dari 200 km.

Keberadaan Stonehenge telah menarik perhatian para peneliti, sejarawan, dan arkeolog selama berabad-abad. Struktur ini menjadi salah satu peninggalan prasejarah yang paling dipelajari di dunia. Meskipun asal-usul dan tujuan pembangunannya belum sepenuhnya terungkap, monumen ini tetap menjadi ikon misteri yang menarik wisatawan dan ilmuwan dari seluruh dunia.

Tujuan Dibangunnya Stonehenge

Tujuan utama pembangunan Stonehenge masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli. Beberapa teori mengenai tujuan dibangunnya Stonehenge yaitu:

Sebagai tempat pemujaan atau ritual keagamaan.
Sebagai tempat pemakaman atau upacara penghormatan terhadap leluhur karena adanya bukti arkeologis menunjukkan adanya kremasi manusia di sekitar lokasi.
Sebagai observatorium astronomi. Posisi batu-batu raksasa dalam lingkaran ini sejajar dengan titik balik matahari musim panas dan musim dingin, yang menunjukkan bahwa masyarakat kuno kemungkinan menggunakannya untuk mengamati pergerakan matahari dan bulan.
Beberapa peneliti juga menganggap bahwa Stonehenge mungkin memiliki fungsi sosial atau politik, seperti tempat berkumpulnya berbagai kelompok masyarakat kuno untuk mengadakan perayaan atau pertemuan penting.

Dengan demikian, meskipun tujuan pasti dari pembangunan Stonehenge masih belum dapat dipastikan, berbagai teori yang ada menunjukkan bahwa monumen ini memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat masa lalu.

Proses Pembangunan

Stonehenge dibangun dalam beberapa tahap yang berlangsung selama ratusan tahun, mulai dari sekitar 3000 SM hingga 2000 SM:

Tahap pertama: Melibatkan pembuatan parit melingkar dengan gundukan tanah di sekelilingnya, yang diyakini sebagai struktur awal sebelum batu-batu besar ditempatkan. Pada tahap ini, masyarakat Neolitikum kemungkinan menggunakan alat-alat sederhana dari batu dan kayu untuk menggali tanah dan membentuk struktur dasar.
Tahap berikutnya: Penempatan batu bluestone dari Wales yang dibawa melalui jalur darat dan air. Para arkeolog memperkirakan bahwa masyarakat kuno menggunakan sistem gelondongan kayu dan rakit untuk mengangkut batu-batu tersebut melintasi jarak yang sangat jauh.
Tahap terakhir: Sekitar 2500 SM, batu sarsen yang lebih besar dipasang membentuk lingkaran utama. Batu-batu ini diukir dan diangkat dengan teknik yang masih menjadi perdebatan, tetapi kemungkinan menggunakan kombinasi tali, tuas kayu, dan tenaga manusia.

Proses pembangunan Stonehenge menunjukkan kecanggihan teknik dan keterampilan organisasi yang luar biasa dari masyarakat Neolitikum. Mereka harus bekerja sama dalam jumlah besar dan memahami prinsip-prinsip dasar arsitektur serta astronomi.

Teori Mengenai Fungsinya

Berbagai teori telah dikembangkan mengenai fungsi utama Stonehenge, yang mencerminkan kompleksitas dan pentingnya monumen ini bagi masyarakat kuno. Beberapa teorinya yaitu:

Tempat pemujaan: Berhubungan dengan penyembahan matahari dan dewa-dewa langit. Penyelarasan batu dengan peristiwa astronomi, seperti titik balik matahari, mendukung teori ini.
Tempat penyembuhan: Beberapa penelitian menunjukkan adanya jejak penyakit pada sisa-sisa manusia yang ditemukan di sekitar situs, yang mengindikasikan bahwa orang-orang mungkin melakukan perjalanan jauh ke Stonehenge untuk mendapatkan penyembuhan spiritual atau fisik. Batu bluestone dari Wales juga diyakini memiliki sifat penyembuhan dalam kepercayaan masyarakat kuno.
Pusat komunitas: Digunakan untuk ritual dan pertemuan sosial. Monumen ini bisa saja menjadi tempat berkumpulnya berbagai kelompok dari wilayah yang berbeda untuk merayakan peristiwa penting atau mengadakan perundingan.

Dengan berbagai kemungkinan fungsinya, Stonehenge tetap menjadi simbol peradaban prasejarah yang penuh misteri. Jelajahi serunya mengungkap sejarah di Inggris dengan tur berikut ini!

United Kingdom

Windsor Castle, Stonehenge, and Salisbury Cathedral Tour from London

Victoria

Rp 2.611.062

Penemuan Arkeologis di Sekitar Stonehenge

Selama bertahun-tahun, berbagai penemuan arkeologis di sekitar Stonehenge telah membantu memberikan wawasan lebih dalam mengenai masyarakat yang membangun dan menggunakan monumen ini. Beberapa di antaranya yaitu:

1. Pemakaman Kuno

Ratusan sisa manusia yang telah dikremasi ditemukan di sekitar area ini, mengindikasikan bahwa tempat ini digunakan untuk upacara penghormatan terhadap leluhur. Sisa-sisa yang ditemukan menunjukkan bahwa orang-orang yang dimakamkan berasal dari berbagai wilayah, membuktikan bahwa Stonehenge mungkin memiliki daya tarik spiritual.

2. Durrington Walls: Perkampungan Pembangun Stonehenge

Di sekitar 3 km dari Stonehenge, para arkeolog menemukan sisa-sisa pemukiman besar yang dikenal sebagai Durrington Walls. Situs ini diperkirakan menjadi tempat tinggal para pekerja yang membangun Stonehenge. Ditemukan rumah-rumah kayu, peralatan sehari-hari, serta sisa-sisa makanan, seperti tulang hewan yang menunjukkan adanya perjamuan besar.

3. Stonehenge Hidden Landscape: Struktur Batu yang Terkubur

Teknologi pemindaian tanah terbaru mengungkap keberadaan puluhan struktur batu yang terkubur di bawah tanah di sekitar Stonehenge. Struktur ini mencakup lingkaran batu yang lebih besar dan lebih luas dari yang sebelumnya diketahui, menunjukkan bahwa kompleks ini jauh lebih besar dan lebih kompleks dari yang diperkirakan.

4. Lubang-Lubang Besar Misterius

Para arkeolog juga menemukan serangkaian lubang besar yang melingkari Stonehenge, yang disebut "Aubrey Holes." Lubang-lubang ini awalnya diyakini sebagai penopang tiang kayu, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa lubang ini mungkin memiliki fungsi astronomi atau ritual.

5. Bukti Perjalanan Jarak Jauh

Sisa-sisa manusia dan artefak yang ditemukan di sekitar Stonehenge menunjukkan bahwa orang-orang yang datang ke tempat ini berasal dari berbagai daerah yang jauh. Analisis isotop pada gigi manusia yang ditemukan menunjukkan bahwa beberapa individu berasal dari Wales, Skotlandia, bahkan Eropa daratan.

6. Alat dan Peralatan dari Zaman Neolitikum

Ditemukan berbagai alat dan peralatan dari zaman Neolitikum yang menunjukkan bagaimana masyarakat kuno bekerja dan hidup di sekitar Stonehenge. Kapak batu, pecahan tembikar, serta alat pemotong dari tanduk rusa ditemukan di lokasi ini, mengungkapkan teknik yang digunakan dalam membangun monumen.

7. Lingkaran Kayu sebagai Bagian dari Ritual

Selain batu-batu besar yang tersusun dalam lingkaran, ditemukan pula struktur lingkaran kayu di dekat Stonehenge yang kemungkinan memiliki fungsi serupa. Struktur ini diyakini digunakan dalam upacara atau perayaan musiman yang melibatkan komunitas besar.

Penemuan-penemuan ini terus memperkaya pemahaman kita tentang Stonehenge dan masyarakat yang membangunnya. Dengan teknologi arkeologi yang semakin maju, kemungkinan masih banyak misteri yang akan terungkap di masa depan.

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan