Solo atau Surakarta memang memiliki daya tarik tersendiri dan tak terlupakan. Selain terkenal dengan destinasi wisatanya, Solo juga identik dengan kuliner legendaris yang populer dan melegenda. Dari cita rasa yang gurih, manis, hingga unik dan tak ditemukan di kota-kota lain.
Makanan di Solo memang menawarkan pengalaman rasa yang istimewa, cocok untuk semua pecinta wisata kuliner atau mereka yang penasaran dengan kuliner tradisional yang memiliki cerita panjang. Oh ya, kalau kamu penasaran dengan apa saja menu yang paling populer, jangan skip penjelasan ini!
Baca Juga: 8 Wisata Kuliner Dekat Stasiun Balapan
Berbicara tentang Solo, semua yang ada disana selalu memiliki kisah. Tak terkecuali makanan-makanan yang tersaji berikut ini.
Selat Solo
Salah satu makanan khas Solo yang sudah muncul sejak penjajahan Belanda adalah Selat Solo. Nama makanan ini sendiri muncul dari bahasa Belanda yakni Slachtije yang artinya daging sembelihan dan dipotong kecil-kecil. Mirip dengan cincangan kasar, tapi ukurannya sedikit lebih besar.
Selat Solo banyak diminati karena memadukan cita rasa khas Eropa dan Nusantara. Lalu, setiap hidangan umumnya terdiri dari potongan daging sapi, buncis, telur rebus, kentang, hingga acar-acaran. Setelah itu, guyuran kuah kecap gurih manis dan mayones ditambahkan sebagai pelengkap.
Nasi Liwet
Nasi liwet memang jadi salah satu kuliner nusantara yang bisa ditemukan di banyak daerah. Tapi, nasi liwet Solo ini berbeda karena nasi liwetnya disajikan dengan areh atau santan kental, telur pindang, labu siam, suwiran ayam, dan sambal goreng. Makanan ini memang sering menjadi menu sarapan favorit orang-orang Solo.
Adapun salah satu tempat yang paling terkenal untuk menikmati nasi liwet adalah Nasi Liwet Wongso Lemu. Tempat ini sudah berdiri sejak tahun 1950 dan menyajikan nasi liwet yang hangat, gurih, dan enak yang bikin kenyang..
Timlo
Timlo adalah menu sejenis sup dengan isi suwiran ayam, potongan sosis, ati ampela, dan telur pindang. Sesuai namanya, timlo disajikan dengan kuah yang bening dan kaya akan rempah. Ini yang membuat cita rasanya begitu gurih dan cocok disantap kapan saja.
Dari sekian banyak jenis menu timlo, yang paling populer adalah Timlo Sastro di Pasar Gede. Selain terkenal, tempat ini juga legendaris karena sudah beroperasi sejak puluhan tahun yang lalu.
Fakta menariknya, timlo ini tidak hanya dijual di pasar, melainkan juga kerap disajikan dalam acara-acara keluarga di Solo karena rasanya yang cocok di lidah semua kalangan.
Sup Matahari
Kalau menu yang satu ini dianggap unik dan langka di Solo. Sebab, tidak semua warung atau tempat makan menjualnya, jadi agak sedikit sulit untuk menemukan. Nama sup matahari diambil karena penyajiannya layaknya bunga matahari, cerah, kuning, dan mempesona.
Bagi masyarakat sekitar, sup ini menjadi simbol harapan cinta bagi para pasangan. Makanya, menu ini akan banyak disajikan di acara pernikahan. Layaknya sup pada umumnya, kamu akan menemukan kombinasi jagung, wortel, jamur, daging ayam, hingga telur.
Tengkleng
Tahukah kamu kalau Tengkleng ini termasuk makanan era penjajahan? Ceritanya, masyarakat Solo dulu kekurangan bahan makanan. Tepatnya, ketika kolonial Jepang. Jadi, mau tidak mau mereka harus kreatif untuk membuat olahan yang mengenyangkan.
Akhirnya, jatuh pilihan ke jeroan dan tulang kambing yang dimanfaatkan untuk menjadi menu sehari-hari. Kalau sekarang, satu porsi Tengkleng disajikan lebih bervariasi. Selain menggunakan daging yang masih menempel di tulang, ada juga jeroan, kuping, pipi, dan kepala kambing sebagai pelengkap. Mau coba nggak?
Brambang Asem
Brambang Asem, salah satu menu spesial di Solo yang cocok dimakan langsung atau dijadikan lauk. Makanan mirip pecel ini merupakan daun ubi jalar yang direbus, kemudian disajikan dengan siraman saus/bumbu yang terbuat dari bawang merah bakar, lalu ditumbuk bersama asam jawa, terasi, cabai, dan gula jawa.
Sesimpel itu, tapi digemari oleh masyarakat karena memiliki ciri khas. Semakin uniknya lagi, Brambang Asem bisa disajikan dengan daun pisang dengan tempe gembus yang hangat sebagai pendamping.
Sate Kere
Sesuai namanya, kere di dalam bahasa Jawa berarti miskin atau tidak punya uang. Nama Sate Kere muncul ketika warga miskin di zaman dulu ingin menyantap hidangan nikmat, tapi terbatas biaya untuk membeli daging. Alhasil, mereka menggunakan ampas tahu atau jeroan sapi yang dibuat seperti sate.
Namun, sebelum dibakar, ampas tahu atau jeroan akan diolah terlebih dahulu dan dicampur dengan bumbu bacem. Barulah dibakar dan diguyur bumbu kacang layaknya sate daging pada umumnya. Makanan ini biasa dinikmati bersama lontong.
Tahu Kupat
Tahu kupat, sebuah menu klasik penuh isi. Gimana maksudnya? Menu tahu kupat tidak hanya berisi tahu dan kupat saja, melainkan ada kol, mi kuning, tahu, dan taoge, bahkan bakwan yang disiram dengan kuah manis khas Jawa. Kuah tersebut terbuat dari kecap dan bawang putih yang dilengkapi dengan bawang goreng dan kerupuk.
Di Solo sendiri, warung Tahu Kupat Pak Gombloh dan Tahu Kupat Bu Siti yang menjadi tempat favorit pelancong. Kamu bisa datang untuk mencicipi langsung cita rasanya.
Tahok | Sumber gambar: Tribunnews
Mirip bubur, mirip juga dengan pudding. Itulah yang menggambarkan Tahok, menu khas Solo yang dibuat dengan bahan kacang kedelai yang dihaluskan, lalu sari-sarinya diambil untuk dipadatkan. Nantinya, Tahok akan disajikan dengan kuah rebusan jahe serai, pandan, sedikit garam, dan daun jeruk.
Jadi, saat dinikmati tidak hanya enak dirasa saja, melainkan bisa sekaligus menghangatkan perut karena campuran rempah-rempah di dalam kuah.
Sate Buntel | Sumber Gambar: Wikipedia
Kuliner Solo yang melegenda ini memang jadi favorit banyak orang. Berbeda dari sate pada umumnya, sate buntel menggunakan daging kambing yang sudah dicincang dan dibungkus lapisan lemak tipis, lalu dibakar di atas bara api. Hasilnya? Wow, sate juicy, gurih, dan memiliki aroma khas yang akan disajikan.
Biasanya, sate buntel akan disajikan dengan sambal kecap atau sambal rawit untuk menyempurnakan cita rasanya. Ada dua warung yang dianggap paling populer, yakni Sate Buntel Mbok Galak dan Sate Kambing Hj. Bejo. Jangan kaget ya kalau tempatnya ramai, karena menu ini memang favorit di Solo.
Serabi Notosuman | Sumber Gambar: Wikipedia
Sejak tahun 1923, Serabi Notosuman sudah menjadi ikon kuliner manis yang banyak penggemarnya. Kue ini terbuat dari adonan tepung beras dan santan yang dimasak dengan cara tradisional yakni dengan tungku arang. Ada dua varian rasa dari kue ini yakni cokelat dan original.
Dan, yang menjadikan kue ini unik adalah tekstur di bagian tengah yang lembut dan sedikit crunchy di pinggir. Meski hanya serabi, cita rasanya membuat orang-orang rela antre panjang dan lama. Jika datang ke Solo, kamu bisa menemukan di area Jalan Mohammad Yamin (dulunya Jalan Notosuman).
Soto Gading | Sumber Gambar: Visit Jawa Tengah
Mau yang seger-seger setelah perjalanan panjang dan melelahkan? Soto gading adalah solusi yang paling tepat. menu yang satu ini memiliki kuah bening dan kaya akan rasa gurih berempah. Disajikan dengan suwiran ayam, nasi hangat, taburan seledri, dan bawang goreng, kuliner ini sangat cocok dinikmati di semua waktu.
Untuk menambah kesempurnaan cita rasanya, kamu bisa menambahkan lauk pendamping seperti tempe goreng, sate usus, dan perkedel. Sementara itu, lokasi warung soto gading yang paling terkenal ada di dekat Keraton Surakarta.
Bahkan, Presiden Joko Widodo pun sering lho mampir kesini untuk menikmati soto gading. Rasanya memang senikmat itu, dan bisa menjadi penyegar badan setelah lelah beraktivitas.
Cabuk Rambak | Sumber Gambar: Wikipedia
Pernah mendengar nama menu cabuk rambak? Makanan ini mungkin belum cukup populer di luar Solo, tetapi di Solo sudah menjadi jajanan tradisional yang melegenda. Cabuk rambak dibuat dari irisan ketupat yang disiram dengan saus wijen (cabuk) dan diajikan dengan kerupuk karak (rambak).
Untuk cita rasanya sendiri sangat gurih dan unik. Jika kamu tertarik dengan kuliner klasik yang autentik khas Solo, cabuk rambak bisa kamu dapatkan di penjual keliling di sekitar jalanan Solo atau di pasar tradisional.
Lenjongan | Sumber Gambar: Wikipedia
Menyuguhkan kombinasi cita rasa legit dan manis, Lenjongan juga termasuk jajanan pasar manis khas Solo yang tidak boleh kamu lewatkan. Lenjongan sendiri terdiri dari berbagai panganan tradisional seperti getuk, ketan hitam, tiwul, cenil, dan ragam lainnya.
Biasanya, penyajian menu tersebut dengan daun pisang yang dipincuk, kemudian dilengkapi dengan taburan kelapa parut serta gula merah cair yang manis. Jajanan seperti ini banyak dijual di pasar tradisional seperti Pasar Gede atau Pasar Klewer.
Kuliner legendaris khas Solo tidak hanya tentang rasa, tetapi juga kisah perpaduan budaya serta tradisi yang menyertainya. Dari jajanan pasaran sampai makanan-makanan berat, semua memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat, terutama Solo dan sekitarnya.
Kabar baiknya nih, saat ini kamu bisa menjelajahi Solo dengan lebih mudah dan lebih hemat. Caranya dengan mempercayakan kebutuhan perjalanan ke Solo bersama Traveloka. Platform ini menyediakan berbagai pilihan transportasi seperti tiket pesawat, kereta api, atau bus & shuttle untuk memudahkan perjalanan ke Solo.
Tak hanya itu, Traveloka juga menawarkan pilihan hotel dan penginapan sesuai dengan kebutuhan serta anggaran, lengkap dengan ulasan serta lokasi yang membantu kamu menemukan warung-warung makan legendaris dengan mudah. Melalui segala kemudahannya, Traveloka bisa jadi teman perjalanan terbaik ketika menjelajah Solo.
Hotel & Penginapan Terbaik di Solo
Temukan lebih banyak p...
Lihat Harga