9 Alat Musik Tradisional yang Digesek, Yuk Lestarikan!

Mas Bellboy
03 Mar 2024 - Waktu baca 5 menit

Alat musik tradisional dikategorikan dari cara memainkannya, seperti alat musik yang dipukul, digesek, dipetik, ditiup, digoyang, dan ditepuk. Mengutip dari Modul Seni Budaya yang diterbitkan resmi Kemendikbudristek, musik tradisional yakni musik yang berakar pada tradisi masyarakat tertentu yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Indonesia, dengan keberagaman budaya dan etnisnya yang kaya, menjadi tempat lahirnya berbagai jenis alat musik tradisional. Salah satu kelompok alat musik yang khas adalah alat musik yang digesek.

Alat musik tradisional yang digesek identik menggunakan senar atau alat musik chordophone. Alat musik ini menciptakan melodi indah yang mampu menggugah perasaan dan mencerminkan keberagaman musik tradisional Indonesia.

Berikut adalah beberapa alat musik tradisional yang digesek di Indonesia, menggali sejarah, karakteristik, dan peran pentingnya dalam kehidupan masyarakat.

Alat Musik Tradisional yang Digesek

1. Arbab

Photo : silontong.com

Alat musik gesek yang berasal dari Aceh ini sering dimainkan saat pergelaran hiburan rakyat dan berkembang di daerah Aceh bagian Tengah, Aceh bagian Barat, dan wilayah Piddie. Arbab dibuat dari tempurung kelapa, sedangkan dawainya terbuat dari serat rotan ataupun kayu.

2. Rebab

Photo : senibudayaku.com

Rebab adalah alat musik gesek yang memiliki akar sejarah yang panjang di Indonesia. Alat musik ini terbuat dari kayu dan memiliki dua atau tiga senar yang digesek dengan busur.

Rebab umumnya digunakan dalam pertunjukan seni tradisional, seperti wayang kulit, tari tradisional, dan berbagai upacara adat. Keindahan suara yang dihasilkan oleh rebab mampu membawa pendengarnya melintasi sejarah dan kebudayaan Indonesia.

3. Sasando

Sasando merupakan alat musik tradisional yang berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Meskipun bukan alat musik gesek klasik, sasando memiliki senar yang digesek dengan menggunakan tangan. Pemain Sasando juga tidak hanya menggunakan tangan mereka untuk memainkannya, namun juga menggunakan kaki mereka untuk mengatur nada dan menghasilkan suara yang halus nan indah.

Alat musik ini terbuat dari daun lontar yang dipasang pada cangkang bulat. Sasando menciptakan suara yang khas dan sering digunakan dalam upacara adat serta pertunjukan seni budaya di wilayah Nusa Tenggara Timur. Keindahan suara Sasando menjadi salah satu hal menarik yang membuat alat musik gesek ini begitu istimewa.

4. Tarawangsa

Tarawangsa merupakan alat musik tradisional Sunda yang memiliki ciri khas suara yang lembut dan merdu. Alat musik ini berasal dari masyarakat Sunda di Jawa Barat. Memiliki bentuk yang sederhana namun unik, yang terdiri dari sebatang bambu yang dipahat dan diukir.

Bagian tengah alat musik ini dibentuk menyerupai sebuah perahu kecil, dengan sebuah lubang di bagian tengah yang berfungsi sebagai resonator suara. Memiliki dua hingga tiga senar yang terbuat dari serat atau benang.

Tarawangsa digunakan dalam seni musik tradisional Sunda, seperti dalam pertunjukkan Wayang Golek dan Tari Topeng. Alat musik ini sering dipadukan dengan suling, kendang, dan alat musik tradisional lain untuk menciptakan musik khas dan mempesona.

5. Rebab Pesisir

Photo : romadecade.org

Rebab pesisir adalah alat musik gesek yang berasal dari daerah pesisir Jawa Barat, khususnya di sekitar Pantai Cirebon. Alat musik ini umumnya terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan satu senar yang terbuat dari nilon atau trip.

Rebab pesisir digesek menggunakan busur dan sering dimainkan dalam pertunjukan seni tradisional, seperti kuda lumping dan wayang golek. Keunikan suara yang dihasilkan oleh rebab pesisir mencerminkan keberagaman budaya di Indonesia.

6. Keso-Keso

Photo : silontong.com

Keso-keso adalah alat musik tradisional yang digesek, berasal dari Sulawesi Selatan. Keso-keso terkenal akan suaranya yang indah dan menawan. Asal mula nama Keso-keso adalah karena dari cara memainkan alat musik ini, yakni dengan cara digesek. Namun ada juga yang menyebutnya “Kere-Kere Galang”.

Tubuh alat musik ini berfungsi sebagai resonator yang terbuat dari kayu nangka, dipilih dan dibentuk seperti jantung pisang yang berongga di tengahnya. Bagian berongga ini akan ditutup dengan kulit binatang.

Lalu alat yang digunakan untuk menggesek Keso-Keso ini adalah sebuah kayu yang kuat dan bisa digunakan sebagai busur yang berfungsi untuk menggesek Keso-keso. Satu hal yang unik dari alat musik ini adalah, senar yang digunakan bukanlah senar sembarangan, melainkan senar yang terbuat dari rambut ekor kuda. Bunyi yang indah itulah yang dihasilkan dari gesekan antara kayu dan rambut ekor kuda.

7. Arababu

Photo : indonesiakaya.com

Alat musik tradisional gesek ini berasal dari Maluku, dan bentuknya sekilas mirip dengan Rebab. Yang membedakan dari keduanya adalah Rebab biasanya memiliki dua atau tiga senar, sedangkan Arababu hanya memiliki satu senar.

Perjalanan Arababu dimulai pada abad ke-16 di Maluku, yang dibawa oleh para pedagang Arab. Alat musik ini berbentuk seperti busur yang badannya terbuat dari bambu sehingga mudah untuk menjadi pegangan.

Selain itu, Arababu memiliki tabung resonansi yang terbuat dari setengah tempurung kelapa. Senarnya, terbuat dari serat pohon pisang Hote, dan alat geseknya terbuat dari bambu dan serat pohon pisang Hote.

8. Tehyan

Photo : alatmusik.id

Tehyan, alat musik gesek yang berasal dari Betawi atau DKI Jakarta, bentuknya mirip dengan rangka manusia, bagian badan hingga pinggul dan alat musik ini memiliki tangga nada diatonis. Terdapat dua jenis lain dari alat musik Tehyan, yaitu Sukong dan Kongahyan, bedanya dapat dilihat dari bentuk ukuran dan nada dasarnya.

Tehyan berukuran standar yang memiliki nada dasar A (ritme), Kongahyan berukuran paling kecil dan memiliki nada dasar D (melodi), sedangkan Sukong berukuran paling besar dan memiliki nada dasar G (bass).

9. Lagia

Photo : silontong.com

Alat musik berikutnya berasal dari daerah Nias, yakni Lagia. Bentuknya yang mirip dengan asteroid ini, terbuat dari kayu dan memiliki dua atau tiga senar yang ditenun dari serat tanaman. Bagian atasnya ditutupi oleh kulit binatang, seperti kulit kambing, yang diikat dengan tali atau benang.

Cara memainkannya Lagia pun unik, dengan cara digesek menggunakan busur yang terbuat dari bambu atau kayu. Pemain Legia memegang busur dengan satu tangan dan menekan senar dengan jari-jari tangan lainnya untuk menghasilkan nada.

Alat musik ini sering digunakan dalam berbagai upacara adat, ritual keagamaan, dan acara-acara penting di pernikahan. Melodi yang dihasilkan oleh Lagia sering dianggap sebagai sarana komunikasi dengan dunia roh dan digunakan dalam ritual-ritual keagamaan untuk menghormati leluhur atau memohon keberkahan.

Alat musik tradisional yang digesek di Indonesia mencerminkan keindahan dan kekayaan budaya yang dimiliki oleh negeri ini. Dari Arbab yang memukau hingga Lagia yang unik, setiap alat musik memiliki cerita dan peranannya sendiri dalam kehidupan masyarakat.

Penting bagi kita untuk melestarikan dan menghargai warisan budaya ini, agar melodi tradisional tetap bergema dalam hati dan jiwa generasi mendatang. Dengan cara ini, kita dapat menjaga keberagaman dan keunikan musik tradisional Indonesia untuk terus berkembang dan diperkenalkan kepada dunia.Yuk, kunjungi dan eksplorasi alat musik gesek di atas secara langsung bersama warga lokal. Untuk perjalanan liburan yang menyenangkan, booking tiket pesawat dan hotel di Traveloka. Dapatkan kemudahan pemesanan dan promo menariknya!

Penginapan dan Hotel di Indonesia

Cari Hotel dengan prom...

Lihat Harga

Tags:

alat musik

tradisional

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan