
Pertanyaan apakah boleh bawa laptop di pesawat adalah salah satu yang paling sering muncul, terutama bagi penumpang yang bepergian untuk urusan kerja, studi, atau perjalanan jarak jauh. Laptop sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, bukan lagi barang mewah. Karena itu, wajar bila muncul kekhawatiran: apakah laptop dianggap barang berbahaya, apakah boleh masuk kabin, bagaimana dengan baterainya, dan apa yang harus dilakukan saat pemeriksaan keamanan bandara. Kabar baiknya, laptop boleh dibawa dalam penerbangan di Indonesia. Namun, izin tersebut tidak berdiri sendiri. Ada aturan teknis tentang penempatan, kapasitas baterai, prosedur keamanan, hingga etika penggunaan di dalam pesawat yang perlu dipahami agar perjalanan berjalan lancar tanpa kendala.
Artikel ini merangkum penjelasan paling lengkap dan praktis tentang apakah boleh bawa laptop di pesawat di Indonesia. Pembahasan meliputi aturan dasar, kebijakan keamanan bandara, ketentuan baterai lithium-ion, prosedur x-ray, perbedaan kabin dan bagasi, hingga tips mengemas dan mengamankan laptop selama penerbangan.
Dalam konteks penerbangan domestik dan internasional dari Indonesia, laptop dikategorikan sebagai perangkat elektronik pribadi yang diperbolehkan dibawa. Namun, izin ini selalu dipasangkan dengan prinsip keselamatan. Artinya, laptop bukan barang terlarang, tetapi cara membawanya diatur. Otoritas keselamatan penerbangan mengatur barang elektronik terutama karena faktor baterai lithium-ion yang ada di dalam perangkat tersebut. Baterai ini bisa menimbulkan panas berlebih apabila rusak, tertindih, atau mengalami korsleting, sehingga potensi risikonya jauh lebih besar dibanding barang non-elektronik.
Karena itulah, aturan dasarnya sederhana: laptop boleh dibawa, tetapi lebih aman berada di kabin. Kabin adalah ruang yang diawasi langsung oleh awak pesawat. Apabila terjadi kondisi tidak normal, misalnya laptop panas, penanganan bisa dilakukan dengan segera. Berbeda dengan bagasi yang berada di kompartemen kargo, yang tidak mudah dijangkau saat pesawat sudah di udara.
Memilih lokasi penempatan laptop adalah keputusan penting saat menjawab apakah boleh bawa laptop di pesawat. Berikut aturan antara membawa laptop melalui kabin dan bagasi.
Saat membahas apakah boleh bawa laptop di pesawat, jawaban paling aman selalu mengarah ke “bawa di kabin”. Menyimpan laptop di tas jinjing memberi dua keuntungan sekaligus: keamanan perangkat dan keselamatan penerbangan. Dari sisi keamanan barang, laptop terhindar dari potensi benturan keras yang sering terjadi pada bagasi terdaftar. Dari sisi keselamatan, keberadaan laptop di kabin memungkinkan pengawasan langsung.
Dengan membawa laptop di tas kabin, terdapat beberapa keuntungan:
Meskipun bukan hal yang sepenuhnya dilarang, menaruh laptop di bagasi tercatat bukan langkah yang direkomendasikan. Alasan utamanya tetap sama: faktor keselamatan baterai. Kompartemen bagasi tidak selalu diawasi secara visual. Apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, penanganannya tidak bisa secepat di kabin.
Selain itu, risiko kerusakan fisik juga lebih tinggi. Bagasi sering ditumpuk, dipindahkan, dan terantuk selama proses penanganan di bandara. Pada titik ini, bukan hanya data yang terancam, melainkan juga komponen internal laptop.
Namun, risikonya lebih besar. Berikut beberapa risiko jika membawa laptop dengan bagasi pesawat:
Poin terpenting dalam konteks apakah boleh bawa laptop di pesawat adalah kapasitas baterai. Berikut beberapa aturan kapasitas baterai pada pesawat.
Kamu dapat memeriksa kapasitas baterai laptop pada label baterai atau spesifikasi pabrikan. Kapasitas biasanya tertulis dalam Wh (Watt-hour). Jika hanya tercantum mAh dan volt, kamu dapat mengonversikan dengan rumus Wh = (mAh × Volt) / 1000.
Saat melewati keamanan, laptop sering diminta dikeluarkan dari tas dan diletakkan terpisah di baki X-ray. Ini prosedur standar untuk memudahkan visualisasi perangkat dan memastikan tidak ada barang berbahaya tersembunyi.
Jika kamu melewati screening x-ray, kamu perlu menyiapkan laptop pada kompartemen terluas dalam tas. Kamu juga perlu melepas case laptop bila diminta oleh petugas bandara. Demi memudahkan proses pengecekan, sebaiknya gunakan tas laptop khusus agar laptop mudah dikeluarkan.
Sering muncul pertanyaan dari penumpang, apakah laptop boleh digunakan dalam pesawat atau tidak. Jawabannya, umumnya laptop disarankan disimpan dengan mode pesawat dan dalam kondisi tertutup.
Maskapai di Indonesia juga menerapkan aturan keselamatan yang senada:
Disarankan memeriksa kebijakan spesifik maskapai sebelum terbang, karena detail seperti jumlah baterai cadangan bisa berbeda.
Jika ingin membawa laptop selama penerbangan, kunci supaya laptop dapat aman adalah dalam cara pengemasan. Berikut ini tips mengemas laptop supaya aman selama penerbangan.
Menjawab pertanyaan apakah boleh bawa laptop di pesawat: boleh, dengan syarat mengikuti aturan keselamatan, terutama terkait baterai lithium, lokasi penyimpanan, dan prosedur bandara. Bawa laptop di kabin, patuhi batas kapasitas baterai, dan ikuti instruksi awak kabin agar perjalanan aman dan nyaman. Dengan persiapan tepat, laptop tetap aman, data terlindungi, dan penerbangan berjalan tanpa kendala.
Yuk, rencanakan perjalananmu dengan Traveloka! Kamu bisa pesan tiket pesawat, tiket kereta api, shuttle bus, hingga booking hotel dengan praktis. Kamu juga bisa memesan tiket atraksi wisata di destinasi tujuan di mana saja dan kapan saja!






