Anda punya rencana untuk jalan-jalan ke Kota Padang dan sekitarnya pada waktu liburan akhir tahun ini. Pastinya, harus sudah mempersiapkan segala macam hal. Mulai dari cari tahu soal akomodasi hingga obyek wisata. Salah satu yang sering dilupakan adalah mengetahui soal kosakata bahasa Minangkabau.
Istilah dari bahasa Minangkabau, seperti onde mande atau rancak bana pastinya cukup populer di telinga Anda. Biasanya, ini muncul di siaran televisi sebagai representasi bahasa yang digunakan masyarakat lokal di Sumatera Barat tersebut. Namun, tahukah Anda banyak penduduk setempat yang menggunakannya sebagai alat komunikasi sehari-hari?
Fri, 29 Aug 2025
Pelita Air
Jakarta (CGK) ke Padang (PDG)
Mulai dari Rp 1.134.500
Tue, 9 Sep 2025
KLM
Jakarta (CGK) ke Padang (PDG)
Mulai dari Rp 1.338.700
Tue, 9 Sep 2025
AirAsia Indonesia
Jakarta (CGK) ke Padang (PDG)
Mulai dari Rp 1.383.500
Itu sebabnya, memahami beberapa kosakata bahasa Minangkabau menjadi penting ketika Anda punya rencana traveling ke sana. Jangan sampai, Anda salah menafsirkan kata sehingga menjadi berburuk sangka. Untuk menambah bekal perjalanan Anda, berikut ini beberapa informasi terkait bahasa Minang tersebut yang perlu diketahui.
Anda pastinya ingin mengetahui mulai dari asal-muasal hingga sejarah berkembangnya bahasa Minangkabau. Namun sebelum mempelajarinya, ada baiknya Anda mengecek dulu beberapa fakta soal suku Minangkabau itu sendiri. Hal ini karena keberadaan bahasa pastinya berawal dari kelompok etnis masyarakat penutur aslinya.
Dari mana suku Minangkabau atau Minang berasal? Hal ini pastinya menjadi pertanyaan utamanya. Tentu, ada beberapa teori terkait asal-muasal suku tersebut. Berdasarkan sejumlah catatan tradisional Tambo, suku Minang awal mulanya disebut sebagai suku Pariangan.
Namun, nama tersebut berubah ketika ada suatu peristiwa adu kerbau. Awalnya, suku ini mendengar adanya kerajaan yang tengah mau menguasai wilayah Pariangan. Tentunya, secara kekuatan dan kemakmuran, suku ini akan kalah dengan penakluk tersebut.
Itu sebabnya, kelompok etnis ini menawarkan jalur diplomasi dengan mengadu kerbau. Dengan pandainya, suku Minangkabau mempersiapkan kerbau kecil yang sudah tidak menyusu dengan induknya selama tiga hari. Hal itulah yang membuat kerbau milik suku ini justru malah menyusu ke kerbau lawan.
Tidak sengaja si kerbau kecil melukai perut kerbau lawan hingga mati. Kemenangan inilah yang menyebabkan Pariangan berubah nama menjadi Minangkabau yang berarti kerbau menang. Cerita ini juga muncul dalam catatan perjalanan sejumlah Raja Samudera Pasai.
Dalam sejumlah studi, suku Minang masuk dalam golongan masyarakat Deutro Melayu atau Melayu Muda. Kelompok etnis tersebut berpindah dari China Selatan ke Pulau Sumatera. Proses perpindahan tersebut terjadi 2.000 hingga 2.500 tahun lalu. Setelah mengalami beberapa kali migrasi dan perkembangan, suku tersebut berakhir berdiam di wilayah Sumatera Barat.
Sebuah bahasa pastinya dipengaruhi oleh kebudayaan setempat, ya. Begitu pula dengan bahasa Minang. Ternyata, sudah mendapatkan pengaruh dari sejumlah bahasa. Mulai dari bahasa Sanskerta, Arab, Tamil, dan Persia.
Walaupun tidak sepenuhnya diserap, sejumlah bahasa ini saling melengkapi dan menjadikannya bahasa Minangkabau yang dikenal sekarang ini. Tentunya, fakta bahasa Minang mendapatkan pengaruh dari kebudayaan lain terbukti dari sejumlah kosakata bahasa Sanskerta dan Tamil yang ada di beberapa prasasti di wilayah tersebut.
Sejumlah prasasti tertulis memakai aksara yang menyerupai Kawi, Dewanagari, serta Palawa. Itulah yang menyebabkan beberapa kosakata yang ada di bahasa Minang dimengerti oleh masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa.
Untuk sekadar informasi, bahasa Minang memiliki lima dialek utama. Tentunya, masing-masing punya keunikan sendiri. Berikut ini beberapa dialeknya.
Bahasa Minang tidak hanya terdiri dari satu bentuk; ia memiliki lima dialek utama yang masing-masing memiliki kekayaan dan keunikan. Dialek Agam dan Tanah Datar adalah yang paling dikenal dan banyak digunakan di pusat kota Sumatera Barat. Keragaman dialek ini menjadi warna yang memperkaya bahasa Minang secara keseluruhan.
Kira-kira siapa saja penutur bahasa Minangkabau, ya? Dilansir dari buku Diaspora Adat dan Kekerabatan Alam Minangkabau, para penutur bahasa ini merupakan kelompok etnis Minangkabau. Suku Minang tersebut biasa tinggal di daerah Sumatera Barat bagian tengah hingga ke barat.
Namun, perlu Anda ketahui, ternyata penutur bahasa tersebut tidak hanya terbatas di Sumatera Barat saja, lho. Beberapa provinsi lain juga menggunakan bahasa Minangkabau ini. Di mana saja, ya?
Anda bisa memulainya dari provinsi yang berada paling barat di Indonesia. Ternyata, beberapa wilayah di Provinsi Aceh juga menuturkan bahasa Minang. Mulai di Kecamatan Sui dan Bandar Pusaka. Di daerah ini, masyarakat lokalnya menuturkan dialek Suntiang serta Tamiang.
Walau Sumatera Utara sudah didominasi dengan bahasa Batak, beberapa wilayah atau suku juga menuturkan bahasa lain, lho. Salah satunya adalah bahasa Minangkabau. Kelompok etnis Mandailing Natal serta Tapanuli Tengah yang menuturkannya. Bahasa Minang ini dianggap sebagai sebuah cara menghubungkan tradisi di setiap generasi.
Salah satu provinsi tetangga lainnya yang menggunakan bahasa Minangkabau adalah Riau. Bahasa tersebut berkembang cukup pesat di wilayah Pekanbaru dan Kampar. Setidaknya ada lima dialek bahasa Minang yang dituturkan masyarakat dua wilayah tersebut. Ada dialek Rokan, Kampar, Indragiri, Basilam, dan Kuantan. Tentunya, ini membuat keberagaman bahasa menjadi semakin unik.
Mengapa Provinsi Jambi juga menggunakan bahasa Minangkabau untuk komunikasi sehari-hari? Salah satu alasannya adalah letak geografisnya yang berdekatan dengan Sumatera Barat. Kedua provinsi tersebut kebetulan saling berbatasan. Namun, memang tak semua wilayah Jambi menuturkan bahasa tersebut.
Di manakah daerah yang menuturkan bahasa Minang? Ada di beberapa desa, yakni Desa Pelawan, Tanjung Raden, serta Rantau Panjang. Walau sama-sama menggunakan bahasa Minangkabau, ternyata ada perbedaan dialek dengan yang di Sumatera Barat. Perbedaannya mencapai 62,25 persen.
Ternyata, Provinsi Bengkulu juga menuturkan rumpun bahasa Minangkabau. Tepatnya, di kabupaten Mukomuko. Sebenarnya, penduduk lokal menggunakan Bahaso Mukomuko. Bahasa di daerah ini punya hubungan yang erat dengan bahasa Minang. Paling memiliki kemiripan dengan dialek Pancung.
Kabarnya, pada tahun 2008, bahasa Mukomuko sudah digabungkan dengan bahasa Minang. Umumnya, penduduk setempat bisa menuturkan beberapa bahasa daerah seperti bahasa Minang, Bengkulu, serta Pekal.
Salah satu alasan mempelajari bahasa lokal adalah untuk berkomunikasi dengan masyarakat setempat. Apalagi kalau Anda sedang berlibur ke suatu daerah tertentu. Dengan menggunakan bahasa setempat, Anda akan membangun hubungan yang baik dengan penduduk lokal. Selain itu, Anda dianggap menghargai kebudayaan setempat.
Supaya Anda bisa berkomunikasi dengan lancar selama jalan-jalan ke Sumatera Barat, coba cek beberapa daftar istilah dan kosakatanya berikut ini. Tentunya, mudah dilafalkan, kok.
1. Awak, ambo (halus), aden (kasar).
Artinya: Saya.
2. Sanak, awak, waang.
Artinya: Kamu (laki-laki).
3. Kau.
Artinya: Kamu (perempuan).
4. Inyo.
Artinya: Dia.
5. Urang tu.
Artinya: Mereka.
6. Kalian.
Artinya: Kalian.
7. Ciek.
Artinya: Satu.
8. Duo.
Artinya: Dua.
9. Tigo.
Artinya: Tiga.
10. Ampek.
Artinya: Empat.
11. Limo.
Artinya: Lima.
12. Anam.
Artinya: Enam.
13. Tujuah.
Artinya: Tujuh.
14. Lapan.
Artinya: Delapan.
15. Sambilan.
Artinya: Sembilan.
16. Sapuluah.
Artinya: Sepuluh.
17. Saratuh, saratuih.
Artinya: Seratus.
18. Saribu.
Artinya: Seribu.
19. Saparo.
Artinya: Separuh.
20. Sapatigo.
Artinya: Sepertiga.
21. Saparampek.
Artinya: Seperempat.
22. Amak, bundo, mandeh, biyai.
Artinya: Ibu.
23. Abak, apak.
Artinya: Ayah.
24. Pak gaek, antan, angku, inyiak, gayiek.
Artinya: Kakek.
25. Mak gaek, nenek, enek, anduang, inyiak.
Artinya: Nenek.
26. Mamak, pak tuo, pak angah, pak adang, pak etek, pak anjang.
Artinya: Paman.
27. Etek, unde.
Artinya: Bibi.
28. Uda, ajo, udo, uan, abang.
Artinya: Kakak laki-laki.
29. Uni, kakak.
Artinya: kakak perempuan.
30. Apo’a?
Artinya: Apa?
31. Bagaimano atau ba’a?
Artinya: Bagaimana?
32. Barapo?
Artinya: Berapa?
33. Di mano atau dima?
Artinya: Di mana?
34. Darimano?
Artinya: Dari mana?
35. Mano atau ma?
Artinya: Mana?
36. Siapo atau sia?
Artinya: Siapa?
37. Bilo?
Artinya: Kenapa?
38. Mengapo atau manga?
Artinya: Mengapa?
39. Dek a?
Artinya: Kenapa?
40. Onde mande.
Artinya: Kata seru yang bisa disejajarkan dengan “ya, ampun!”
41. Rancak bana.
Artinya: bagus sekali, indah sekali, cantik sekali.
42. Tambuah ciek.
Artinya: Tambah satu (konteks ketika memesan makanan atau barang).
43. Baa kaba?
Artinya: Apa kabar?
44. Bilo tibo.
Artinya: Kapan sampai?
45. Lamak bana.
Artinya: Enak sekali.Itulah tadi sejumlah keunikan dari bahasa Minangkabau. Jika Anda tertarik berlibur keliling Sumatera Barat jangan lupa atur perjalanan melalui aplikasi Traveloka dan jangan lupa mempelajari beberapa bahasa Minangkabau untuk mempermudah berkomunikasi dengan warga lokal ketika berwisata di Sumatera Barat. Dengan Traveloka, pesan tiket pesawat, tiket bus, dan tiket kereta api jadi lebih mudah. Tak hanya itu, Anda juga bisacek booking hotel, tiket bus, sewa mobil, dan tiket atraksi favorit, lho. Yuk, pesan sekarang!
Trans Studio Mini Padang Tickets
9.0/10
Padang Utara
Rp 64.900
Rp 60.000
Thu, 14 Aug 2025
Super Air Jet
Jakarta (CGK) ke Padang (PDG)
Mulai dari Rp 956.500
Wed, 13 Aug 2025
Super Air Jet
Batam (BTH) ke Padang (PDG)
Mulai dari Rp 915.800
Mon, 25 Aug 2025
Batik Air
Jakarta (HLP) ke Padang (PDG)
Mulai dari Rp 1.338.100