Bahasa Saluan: Menjaga Warisan Budaya Sulawesi Tengah

Travel Bestie
14 Oct 2024 - Waktu baca 5 menit

Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memukau dengan keindahan alam dan budaya yang kaya. Dari pegunungan yang menjulang hingga pantai-pantai berpasir putih, Sulawesi Tengah menjadi surga bagi para petualang yang ingin menemukan keunikan alam dan kearifan lokal.

Masyarakat di wilayah ini memiliki tradisi yang erat dengan budaya dan bahasa yang sudah ada sejak lama. Mereka hidup dalam harmoni dengan alam, menjunjung tinggi adat-istiadat, serta menjadikan kebersamaan sebagai salah satu pilar penting dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam perjalanan mengelilingi Sulawesi Tengah, kita juga dapat menemukan salah satu warisan penting yang masih bertahan hingga kini, yakni Bahasa Saluan.

Sejarah dan Asal Usul Bahasa Saluan

Bahasa Saluan (BS) adalah salah satu bahasa daerah yang digunakan di Sulawesi Tengah, khususnya di Daerah Tingkat II Kabupaten Banggai. Bahasa ini banyak dipakai di berbagai kecamatan seperti Luwuk, Banggai, Lamala, Tinangkung, Bulagi, Totikum, Kintom, Buko, Lo Bangkurung, Pagimana, dan Balantak.

Berdasarkan data tahun 1986, jumlah penutur Bahasa Saluan di wilayah ini mencapai 67.641 orang. Selain di Kabupaten Banggai, Bahasa Saluan juga digunakan di Daerah Tingkat II Kabupaten Poso, yakni di Kecamatan Una-Una dan Ampana Tete, dengan jumlah penutur sebanyak 19.285 orang.

Berdasarkan penelitian dialektometri, Bahasa Saluan dikategorikan sebagai bahasa tersendiri yang memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Bobongko, Saluan Gonohop, dan Saluan Kalia. Bahasa ini juga memiliki sebutan lain seperti Loinang, Londang, atau Math.

Pada tahun 1979, jumlah penutur Bahasa Saluan diperkirakan mencapai 74.000 orang (Barr, 1979). Penutur bahasa ini tersebar di Kecamatan Luwuk, Balantak, Lamala, Buko, Totikum, Kintom, Batui, Pagimana, dan Bunta di Kabupaten Banggai, mencakup 136 desa.

Bahasa Saluan tidak hanya berperan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai identitas budaya yang mencerminkan keunikan masyarakatnya. Melalui bahasa ini, nilai-nilai kearifan lokal diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan Bahasa Saluan sebagai salah satu elemen penting dalam menjaga tradisi dan sejarah masyarakat di wilayah ini.

Discover flight with Traveloka

Thu, 28 Aug 2025

Lion Air

Jakarta (CGK) ke Bengkulu (BKS)

Mulai dari Rp 710.100

Wed, 27 Aug 2025

Garuda Indonesia

Jakarta (CGK) ke Bengkulu (BKS)

Mulai dari Rp 740.800

Fri, 12 Sep 2025

Batik Air

Jakarta (CGK) ke Bengkulu (BKS)

Mulai dari Rp 2.967.800

Penggunaan Bahasa Saluan Saat Ini

Meskipun jumlah penutur Bahasa Saluan secara kuantitatif diperkirakan meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi, kualitas penguasaan bahasa ini mengalami penurunan signifikan. Penurunan tersebut terjadi terutama di kalangan generasi muda, yang semakin jarang menggunakan Bahasa Saluan dalam kehidupan sehari-hari.

Fenomena ini terjadi akibat berbagai faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi masyarakat, salah satunya adalah kecenderungan generasi muda untuk merantau ke luar daerah, baik untuk melanjutkan pendidikan maupun bekerja di kota-kota besar seperti Palu, Manado, dan Makassar. Perpindahan ini membuat mereka lebih sering menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa lain yang dominan di lingkungan baru, sehingga penguasaan Bahasa Saluan mulai memudar.

Selain itu, perubahan budaya dan modernisasi turut berdampak pada menurunnya kebanggaan terhadap bahasa lokal. Generasi muda cenderung mengadopsi bahasa yang lebih luas penggunaannya, yang dianggap lebih praktis dan relevan dalam interaksi sosial maupun karier. Sebagai hasilnya, Bahasa Saluan semakin jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari di lingkungan keluarga maupun komunitas lokal.

Menurut SIL Ethnologue, Bahasa Saluan dikategorikan sebagai C6b "Threatened" (Terancam), yang berarti bahasa ini mulai mengalami penurunan jumlah penutur aktif dan terancam punah jika tidak ada upaya pelestarian yang serius. Bahasa yang masuk kategori ini biasanya masih digunakan oleh generasi dewasa dan orang tua, namun generasi muda mulai meninggalkan bahasa tersebut dan beralih ke bahasa yang lebih umum, seperti Bahasa Indonesia.

Contoh Penggunaan Bahasa Saluan Saat Traveling

Berwisata ke Sulawesi Tengah akan lebih berkesan jika Anda mencoba berkomunikasi menggunakan Bahasa Saluan. Berikut beberapa contoh ungkapan sederhana yang dapat digunakan saat traveling:

1.
"Mandapa mo?" (Apa kabar?)
2.
"Kalema mojamu" (Terima kasih banyak)
3.
"Mono kapali Luwuk" (Saya ingin pergi ke Luwuk)

Bahasa Dasar Saluan

Berikut adalah beberapa bahasa dasar Saluan yang bisa Anda catat:

1. Saya = Aku

2. Dia = Ia

3. Kamu = Komiu, beleyum (formal), belentum (formal), oko (informal)

4. Kami = Kami, mami (kepemilikan)

5. Kalian = Komiu

6. Mereka = Aha

Kata Tanya Bahasa Saluan

Berikut adalah beberapa kata tanya yang bermanfaat pada saat Anda ingin bertanya saat traveling:

1. Apa = Apa

2. Di mana = Iyaa

3. Ke mana = Moiyaa

4. Dari mana = Lengkat iyaa

5. Kapan (peristiwa di masa depan) = Hipian

6. Kapan (peristiwa di masa lampau) = Naipian

7. Siapa = Ihee

8. Mengapa/Kenapa = Kadaa

9. Bagaimana = Mosiyaa

10. Berapa = Sangkuka

Menggunakan Bahasa Saluan saat berinteraksi dengan penduduk lokal akan memberikan pengalaman unik yang dapat mempererat hubungan Anda dengan masyarakat setempat.

Keuntungan Menggunakan Bahasa Saluan saat Traveling

Menggunakan Bahasa Saluan saat berkunjung ke Sulawesi Tengah memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:

1. Mempermudah komunikasi

Meskipun Bahasa Indonesia banyak digunakan, beberapa penduduk lokal di daerah terpencil mungkin lebih nyaman menggunakan bahasa daerah. Dengan berusaha menggunakan Bahasa Saluan, Anda bisa berkomunikasi lebih efektif dengan masyarakat setempat.

2. Pengalaman budaya yang lebih otentik

Dengan menggunakan Bahasa Saluan, Anda akan lebih dihargai oleh masyarakat setempat dan dianggap menghargai budaya mereka. Hal ini dapat membuka kesempatan untuk mendapatkan informasi dan pengalaman yang tidak akan Anda temukan dalam perjalanan biasa.

3. Memperdalam wawasan budaya lokal

Memahami dan menggunakan bahasa lokal akan memberi Anda pemahaman yang lebih dalam tentang budaya dan kebiasaan masyarakat di Sulawesi Tengah.

Tips Belajar Bahasa Saluan

Jika Anda tertarik untuk mempelajari Bahasa Saluan, berikut beberapa tips yang bisa Anda coba:

1. Gunakan aplikasi kamus Bahasa Saluan

Salah satu cara termudah untuk mempelajari kosakata dan tata bahasa Saluan adalah dengan menggunakan aplikasi kamus yang tersedia di Play Store. Anda juga bisa menemukan Kamus Bahasa Saluan di sini.

2. Berinteraksi dengan penduduk lokal

Salah satu cara terbaik untuk belajar bahasa adalah dengan berbicara langsung dengan penuturnya. Saat berkunjung ke Sulawesi Tengah, coba ajak penduduk lokal berbicara dalam bahasa mereka.

3. Pelajari dari budaya

Banyak lagu, cerita rakyat, dan tradisi yang menggunakan Bahasa Saluan. Dengan mempelajari budaya lokal, Anda juga akan sekaligus mempelajari bahasanya.

Rekomendasi Tempat Wisata di Sulawesi Tengah

Selain kekayaan bahasanya, Sulawesi Tengah juga menawarkan destinasi wisata yang memukau. Beberapa tempat yang wajib Anda kunjungi adalah:

1. Pantai Talise

Pantai Talise merupakan salah satu destinasi pantai yang wajib dikunjungi saat berada di Sulawesi Tengah. Terletak di Kota Palu, pantai ini menawarkan pemandangan menakjubkan dengan latar belakang Pegunungan Gawalise yang menjulang tinggi. Pasir pantai yang lembut, dipadukan dengan ombak yang tenang, menciptakan suasana yang sangat cocok untuk bersantai. Di sepanjang garis pantai, pengunjung dapat menikmati pemandangan matahari terbenam yang luar biasa, menjadikan Pantai Talise lokasi favorit untuk berfoto atau sekadar bersantai menikmati keindahan alam.

Pantai ini juga sering dijadikan tempat berkumpulnya masyarakat lokal dan wisatawan untuk melakukan aktivitas olahraga air seperti berlayar, memancing, atau sekadar berjalan-jalan di tepi pantai. Dengan suasana yang tenang dan udara pantai yang segar, Pantai Talise adalah tempat ideal untuk melepaskan penat dan menikmati ketenangan.

2. Pantai Tanjung Karang

Pantai Tanjung Karang, yang terletak di Kabupaten Donggala, merupakan surga bagi para pencinta laut dan snorkeling. Pantai ini terkenal dengan hamparan pasir putihnya yang bersih dan air lautnya yang jernih, menawarkan keindahan bawah laut yang memukau.

Terumbu karang yang sehat dan beragam spesies ikan tropis menjadikan Pantai Tanjung Karang destinasi yang sempurna bagi wisatawan yang ingin snorkeling atau menyelam. Pengunjung dapat menyewa peralatan snorkeling dan dengan mudah menjelajahi kehidupan bawah laut yang begitu menawan.

3. Museum Sulawesi Tengah

Bagi para penggemar sejarah dan budaya, Museum Sulawesi Tengah adalah destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Terletak di Palu, museum ini menyimpan berbagai koleksi artefak yang mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah masyarakat Sulawesi Tengah. Di museum ini, pengunjung dapat menemukan benda-benda bersejarah, mulai dari peralatan tradisional masyarakat lokal, pakaian adat, hingga senjata-senjata tradisional yang digunakan dalam pertempuran masa lampau.

4. Taman Nasional Lore Lindu

Taman Nasional Lore Lindu adalah surga bagi pecinta alam yang mencari petualangan dan keindahan alam liar. Taman ini terletak di bagian tengah Sulawesi dan mencakup lebih dari 2.180 kilometer persegi area hutan yang meliputi pegunungan, lembah, danau, serta sungai. Taman Nasional Lore Lindu terkenal dengan keanekaragaman hayatinya yang luar biasa, termasuk spesies flora dan fauna endemik yang hanya bisa ditemukan di Sulawesi. Beberapa di antaranya adalah Anoa, Babirusa, serta berbagai spesies burung langka.

5. Danau Poso

Danau Poso merupakan salah satu danau terbesar di Indonesia dan menjadi daya tarik utama di Sulawesi Tengah. Terletak di Kabupaten Poso, danau ini menawarkan pemandangan yang spektakuler dengan airnya yang jernih dan luas. Danau Poso adalah tempat yang ideal untuk wisatawan yang mencari suasana damai dan tenang. Di sekitar danau, pengunjung dapat menikmati keindahan alam sambil berjalan-jalan atau bersepeda di tepi danau.

Bahasa Saluan adalah salah satu warisan budaya yang penting dari Sulawesi Tengah. Melalui bahasa ini, Anda tidak hanya bisa mengenal masyarakat setempat lebih dalam, tetapi juga merasakan keunikan tradisi yang mereka warisi.

Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi Sulawesi Tengah dan berinteraksi dengan masyarakat lokal. Segera pesan tiket pesawat, hotel, dan kebutuhan perjalanan Anda hanya di Traveloka, agar perjalanan Anda semakin mudah dan menyenangkan.

Funworld Citimall Gorontalo Card Top-up

9.1/10

Kota Timur

Rp 260.000

Rp 200.000

Discover flight with Traveloka

Wed, 27 Aug 2025

Batik Air

Jakarta (CGK) ke Gorontalo (GTO)

Mulai dari Rp 1.264.800

Fri, 22 Aug 2025

Lion Air

Makassar (UPG) ke Gorontalo (GTO)

Mulai dari Rp 1.262.100

Wed, 20 Aug 2025

Lion Air

Surabaya (SUB) ke Gorontalo (GTO)

Mulai dari Rp 1.610.600

Dalam Artikel Ini

• Sejarah dan Asal Usul Bahasa Saluan
• Penggunaan Bahasa Saluan Saat Ini
• Contoh Penggunaan Bahasa Saluan Saat Traveling
• Bahasa Dasar Saluan
• Kata Tanya Bahasa Saluan
• Keuntungan Menggunakan Bahasa Saluan saat Traveling
• 1. Mempermudah komunikasi
• 2. Pengalaman budaya yang lebih otentik
• 3. Memperdalam wawasan budaya lokal
• Tips Belajar Bahasa Saluan
• 1. Gunakan aplikasi kamus Bahasa Saluan
• 2. Berinteraksi dengan penduduk lokal
• 3. Pelajari dari budaya
• Rekomendasi Tempat Wisata di Sulawesi Tengah
• 1. Pantai Talise
• 2. Pantai Tanjung Karang
• 3. Museum Sulawesi Tengah
• 4. Taman Nasional Lore Lindu
• 5. Danau Poso

Penerbangan yang Ditampilkan dalam Artikel Ini

Thu, 28 Aug 2025
Lion Air
Jakarta (CGK) ke Bengkulu (BKS)
Mulai dari Rp 710.100
Pesan Sekarang
Wed, 27 Aug 2025
Garuda Indonesia
Jakarta (CGK) ke Bengkulu (BKS)
Mulai dari Rp 740.800
Pesan Sekarang
Fri, 12 Sep 2025
Batik Air
Jakarta (CGK) ke Bengkulu (BKS)
Mulai dari Rp 2.967.800
Pesan Sekarang
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan