12 Motif Batik Banten, Sejarah, dan Proses Pembuatannya

Mas Bellboy
02 Aug 2024 - Waktu baca 4 menit

Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang tak ternilai harganya, termasuk batik banten. Bahkan, UNESCO telah menetapkan batik sebagai salah satu dari Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.

Beberapa daerah di penjuru Indonesia memiliki jenis batik yang punya ciri khas tersendiri. Salah satunya adalah batik yang berasal dari Banten. Batik Banten tidak hanya digunakan sebagai pakaian sehari-hari, tetapi juga dalam berbagai acara resmi.

Keindahan dan keunikan motifnya membuat batik ini semakin diminati, tidak hanya oleh masyarakat lokal tetapi juga oleh wisatawan dan kolektor batik. Batik Banten memiliki nilai seni dan sejarah yang tinggi. Motif-motif pada batik Banten bukan hanya sekedar hiasan, tetapi juga memiliki makna filosofis dan simbolik yang mendalam.

Sejarah Batik Banten

Banten telah memiliki sejarah yang panjang. Salah satunya adalah dengan adanya Kesultanan Banten. Kesultanan ini didirikan oleh Maulana Hasanuddin, seorang pangeran dari Kerajaan Padjadjaran, pada 1526. Karena lokasinya yang strategis, Kesultanan Banten pun berkembang menjadi salah satu pusat perdagangan yang ramai.

Namun, konflik dengan VOC membuat Kesultanan Banten akhirnya runtuh dan akhirnya dihapuskan oleh Gubernur Jenderal Daendels.

Singkat cerita, ekskavasi dilakukan oleh para arkeolog di daerah Kesultanan Banten. Pada tahun 1976, ekskavasi yang dilakukan oleh beberapa arkeolog di situs Banten Lama menemukan 75 motif ragam hias pada puluhan ribu pecahan gerabah.

Dari motif-motif tersebut, kemudian dikembangkan menjadi berbagai motif yang kemudian menjadi ciri khas motif batik Banten. Dari pengembangan itulah salah satunya memunculkan 12 motif batik yang kemudian dipatenkan pada tahun 2004.

Proses Pembuatan Batik Banten

Dilansir dari Radar Banten, pembuatan batik banten dimulai dari memilih kain (mori, polimer, sutera mesin, atau sutera non-mesin). Kemudian kain direbus dengan tawas dan soda, lalu dijemur. Setelah itu, kain dicap dengan motif khas Banten, diwarnai, dan dijemur lagi. Kain kemudian dicelupkan ke bak yang berisi penguat warna minimal dua kali, lalu dicuci dan direbus untuk menghilangkan malam (lilin), dan dijemur selama 24 jam.

Ragam Motif Batik Banten

Dilansir dari skripsi yang berjudul “Batik Banten 2002-2005: Kreasi Desain Motif dan Pembentukan Identitas Lokal”, motif-motif yang terdapat pada batik Banten merupakan ragam hias temuan arkeolog pada ekskavasi yang dilakukan tahun 1976. Nama-nama motif batik Banten itu pun berasal dari tempat penemuan motif di area ekskavasi.

1. Motif Datulaya

Batik Banten Motif Datulaya

Source: Facebook Batik Banten

Penamaan motif Datulaya berasal dari kata datu (residen) dan laya (pangeran) atau tempat tinggal pangeran Kesultanan Banten. Motif ini memiliki bentuk dasar belah ketupat berbentuk bunga dan lingkaran dalam pigura sulur-sulur daun.

2. Motif Kapurban

Nama motif batik Banten satu ini diambil dari gelar Pangeran Purba, anak Sultan Ageng Tirtayasa. Motif Kapurban memiliki bentuk dasar ketupat dengan hiasan bunga. Variasi motif pada motif kapurban adalah bentuk pigura spiral dengan segitiga berbentuk bunga.

3. Motif Kawangsan

Penamaan motif ini berasal dari nama sebuah desa yang menjadi tempat tinggal Pangeran Wangsa. Motif dasar batik ini adalah bentuk bunga bergerigi. Batik ini memiliki variasi berupa daun dan buah dengan motif dasarnya yang berbentuk belah ketupat serta lingkaran polos.

4. Motif Mandalikan

Nama motif ini berasal dari nama salah satu pangeran Kesultanan Banten, yakni Pangeran Arya Mandalikan yang merupakan putra dari Sultan Hasanuddin. Motif dasar dari batik ini berbentuk belah ketupat dengan bentuk bunga di dalam sebuah bintang. Batik motif mandalikan memiliki variasi bintang dalam kontak rantai dan booh motif dasarnya berbentuk segi tiga bergerigi berlapis tiga.

5. Motif Pamaranggen

Nama motif ini diambil dari nama tempat perajin keris yang ada di Kesultanan Banten. Batik dengan motif ini memiliki motif dasar berbentuk belah ketupat dengan bunga di tengahnya. Motif ini memiliki beberapa variasi, salah satunya ialah variasi motif semacam sayap kupu-kupu.

6. Motif Pancaniti

Batik Banten Motif Pancaniti

Source: Facebook Batik Banten

Penamaan motif ini diambil dari nama tempat yang digunakan raja untuk melihat latihan para prajuritnya. Motif Pancaniti memiliki motif dasar belah ketupat berbentuk bunga. Batik dengan motif ini memiliki variasi motif bunga matahari dalam lingkaran berbentuk segi delapan dengan ornamen daun dan sulur-sulur daun, sedangkan motif dasar booh berbentuk ranting.

7. Motif Pasepen

Penamaan motif pasepen berasal dari nama tempat Sultan Hasanuddin melakukan pertapaan. Diikutip dari “Batik Banten 2002-2005: Kreasi Desain Motif dan Pembentukan Identitas Lokal” motif Pasepen memiliki variasi motif yang berasal dari motif dasar yang disatukan, yakni 2 motif berbentuk bunga mekar, hampir seperti bunga matahari, serta 2 titik kosong dan motif punden berundak yang di tengahnya ada lingkaran polos di sebelah bawah motif asal.

8. Motif Pasulaman

Motif Pasulaman ditemukan di perkampungan tempat para penyulam di lingkungan Kesultanan Banten. Motif dasar dari batik Banten dengan motif pasulaman adalah ketupat lingkaran yang ada di dalam lingkaran segi empat.

9. Motif Pejantren

Motif ini dinamai dari nama tempat para perajin tenun yang berada di Kesultanan Banten. Motif pejantren mempunyai motif dasar berupa bentuk bunga cengkeh yang ada di dalam lingkaran. Variasi motif ini ialah motif bunga setengah lingkaran.

10. Motif Sabakinking

Motif Sabakinking dinamai berdasarkan nama gelar Sultan Hasanuddin. Motif ini memiliki motif dasar segi empat dengan tumpulan dan sisi-sisinya yang berbulu.

11. Motif Srimanganti

Penamaan motif ini berasal dari nama ruangan aula yang terhubung ke pintu gerbang, tempat tamu kesultanan menunggu kehadiran sultan.

12. Motif Surosowan

Batik Banten Motif Surosowan

Source: Facebook Batik Banten

Motif Surosowan berasal dari nama keraton Kesultanan Banten, yakni Keraton Surosowan, yang didirikan oleh Sultan Maulana Hasanuddin sebagai sultan pertama Kesultanan Banten. Motif ini memiliki variasi motifnya daun serta motif dasar pada booh berbentuk belah ketupat dan lingkaran polos.

Melalui batik, Banten tidak hanya menjaga dan melestarikan warisan budaya yang berharga, tetapi juga mengenalkannya ke dunia luar, memperkaya khazanah batik Indonesia yang sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. Setiap motif dan proses pembuatannya adalah cerminan dari sejarah, budaya, dan kearifan lokal yang harus terus dijaga dan dilestarikan.

Bagaimana? Apakah kamu semakin penasaran tentang provinsi satu ini? Kamu bisa memuaskan rasa penasaranmu dengan berkunjung ke berbagai destinasi menarik di Provinsi Banten, loh.

Bagi kamu yang ingin berwisata ke Provinsi Banten, kamu bisa memesan tiket bis dengan harga terjangkau di traveloka. Selain itu, kamu juga bisa menyewa mobil lewat Traveloka agar lebih puas berwisata di Banten. Kamu juga bisa booking hotel sesuai budget dan keinginanmu dengan mudah hanya di Traveloka!

Hotel dan Penginapan di Banten

Pesan hotel dengan pro...

Lihat Harga

Dalam Artikel Ini

• Sejarah Batik Banten
• Proses Pembuatan Batik Banten
• Ragam Motif Batik Banten
• 1. Motif Datulaya
• 2. Motif Kapurban
• 3. Motif Kawangsan
• 4. Motif Mandalikan
• 5. Motif Pamaranggen
• 6. Motif Pancaniti
• 7. Motif Pasepen
• 8. Motif Pasulaman
• 9. Motif Pejantren
• 10. Motif Sabakinking
• 11. Motif Srimanganti
• 12. Motif Surosowan
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan