Yogyakarta, yang dikenal sebagai "Kota Pelajar" dan "Kota Budaya", memiliki kekayaan warisan budaya yang luar biasa, salah satunya adalah batik Jogja. Batik khas Jogja bukan hanya kain yang indah dan penuh makna, tetapi juga merupakan identitas budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Source: Pexels
Dalam artikel Traveloka berikut ini, kita akan mengeksplorasi sejarah, makna, dan keindahan batik khas Jogja yang abadi.
Source: Pemerintah Provinsi Jogja
Batik khas Yogyakarta memiliki makna yang erat kaitannya dengan kehidupan kerajaan, sehingga tidak bisa dipakai oleh sembarang orang. Motif Batik Kawung sendiri memiliki motif yang digambarkan dengan empat buah bulatan lonjong menyilang dan pola geometris dominan.
Bulatan lonjong ini menggambarkan buah Kawung atau kolang-kaling yang dikenal luas oleh masyarakat. Filosofi motif ini melambangkan keadilan dan keperkasaan, dengan harapan bahwa seorang raja dapat menjadi pemimpin sekaligus pelindung bagi rakyatnya.
Selain itu, motif Kawung juga melambangkan kesucian dan kemurnian. Penggunaannya dalam berbagai acara kerajaan mencerminkan harapan akan keadilan, kepemimpinan yang kuat, dan kemakmuran bagi rakyat.
Motif Batik Parang Rusak Barong adalah cikal bakal dari semua motif parang. Motif ini tidak hanya berkembang di Yogyakarta, tetapi juga di Surakarta dengan beberapa perbedaan. Filosofi motif ini cukup sakral, sehingga penggunaannya harus diperhatikan. Konon, batik ini tidak boleh digunakan dalam acara pernikahan karena dipercaya akan membawa dampak buruk bagi kehidupan pengantin.
Unsur ornamen hias dalam Batik Parang Rusak Barong menggambarkan kekuasaan dan senjata. Hal ini melambangkan harapan bahwa siapa pun yang memakai batik ini bisa mendapatkan kekuatan yang lebih. Motif ini sering digunakan oleh para bangsawan dan pejabat sebagai simbol status dan wibawa.
Motif Batik Ceplok Kasatrian adalah salah satu motif batik yang khas dengan pengulangan bentuk dasar geometris seperti persegi panjang, segi empat, bintang yang disusun menjadi sekuntum bunga. Motif ini sering digunakan sebagai kain kirab pengantin, mencerminkan keindahan dan kesakralan momen pernikahan.
Unsur meru, gurda, dan parang dalam motif ceplok kasatrian memberikan kesan gagah dan berwibawa bagi pemakainya. Unsur-unsur tersebut melambangkan kekuatan, kekuasaan, dan kebesaran seorang kesatria. Motif ceplok kasatrian bukan hanya kain yang indah, tetapi juga representasi dari nilai-nilai budaya yang mendalam.
Batik Sidomukti merupakan motif batik khas keraton Yogyakarta yang memiliki makna mendalam. Sesuai dengan namanya, Sidomukti berarti "mulia" dan "sejahtera", motif ini melambangkan harapan agar orang yang memakainya dapat mencapai kebahagiaan, kesejahteraan lahir batin, dan selalu berkecukupan.
Batik Sidomukti sering digunakan dalam acara pernikahan adat Jawa yang sakral seperti siraman dan ijab, menunjukkan nilai budaya dan spiritual yang tinggi. Motif batik ini, yang terbuat dari soga alam, menjadi simbol doa dan harapan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan berumah tangga.
Motif Batik Wahyu Tumurun merupakan salah satu batik Jogja yang dapat digunakan untuk acara formal maupun informal. Motif batik ini sendiri sudah dikenal sejak tahun 1480 di wilayah Yogyakarta, dan telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.
Di setiap daerah, ornamen hias dalam motif Batik Wahyu Tumurun mengalami perkembangan dan perubahan yang beragam. Namun, untuk batik khusus di Yogyakarta biasanya menggunakan motif burung merak. Sesuai dengan motifnya, batik ini memiliki arti kebahagiaan dan keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga yang langgeng.
Motif Batik Ciptoning adalah salah satu motif yang sering digunakan untuk menghadiri acara resmi. Dahulu, motif ini sering dikenakan oleh bangsawan dan pejabat kerajaan dalam menjalankan tugas pemerintahan.
Motif Batik Ciptoning memiliki unsur parang, gurdo, dan wayang yang melambangkan kebijaksanaan. Ketiga unsur ini merepresentasikan nilai-nilai luhur seperti kepemimpinan yang kewibawaan, bijaksana, tata krama yang baik, sopan santun. Diharapkan dengan mengenakan batik ini, pemakainya dapat memancarkan aura positif dan berwibawa, serta memiliki kecerdasan dalam mengambil keputusan.
Motif Batik Slobog yang khas dengan kotak-kotak membentuk segitiga ini menjadi ciri unik dari batik tersebut. Batik dengan unsur geometris ini umumnya digunakan dalam acara pelantikan pejabat atau melayat.
Filosofi Batik Slobog menggambarkan dua makna yang mendalam. Bagi keluarga yang ditinggalkan, motif ini melambangkan harapan agar arwah orang yang meninggal dimudahkan jalannya menuju Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan dapat ikhlas menerima kepergian tersebut.
Selain itu, motif Batik Slobog juga melambangkan harapan agar seorang pemimpin selalu diberi kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan semua tugas dan tanggung jawabnya.
Source: Kelurtahan Trimulyo
Batik Nitik asal Yogyakarta adalah motif batik yang istimewa dengan hiasan yang melambangkan keanekaragaman alam. Motif ini terdiri dari berbagai bentuk seperti daun, sulur, dan bunga yang disusun dalam pola geometris yang unik, menyerupai hasil tenunan.
Proses pembuatan Batik Nitik menggunakan teknik dobel ikat yang dikenal dengan “Patola” atau “Cinde”. Batik Yogyakarta jenis ini umumnya menggunakan warna coklat, putih, dan biru. Sejak tahun 1950 hingga sekarang, pembuatan batik Nitik masih lestari di Desa Wonokromo dekat Kotagede.
Seperti jenis batik lainnya, Batik Nitik juga memiliki arti dan makna yang mendalam. Contohnya, Batik Nitik Cakar yang biasanya digunakan saat upacara perkawinan, melambangkan harapan agar pasangan yang menikah dapat mencari nafkah dengan baik, seperti ayam yang pandai mencari makan dengan cakarnya.
Motif dalam Batik Semen memiliki makna yang mendalam terkait kesuburan dan kemakmuran yang erat kaitannya dengan alam semesta. Motif ini biasanya menampilkan gambaran kekayaan hidup manusia melalui ornamen hias yang meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan di darat, udara, maupun di air.
Sama seperti motif batik Parang, motif Semen juga termasuk dalam daftar motif batik larangan yang tidak boleh digunakan oleh sembarang orang. Pembatasan ini mencerminkan nilai budaya dan tradisi Jawa yang menjunjung tinggi makna dan filosofi di balik setiap motif batik.
Motif Batik Pamiluto merupakan salah satu motif batik yang sering dipakai pada acara pertunangan. Kata "pamilut" dalam bahasa Jawa sendiri memiliki makna "perekat" atau "tertarik". Hal ini sejalan dengan tujuan motif batik ini, yaitu sebagai lambang ikatan antara calon pengantin untuk menjaga hubungan yang harmonis dan baik hingga pernikahan.
Batik Pamiluto menggabungkan berbagai motif batik lainnya seperti parang, ceplok, truntum, dan sebagainya. Keanekaragaman motif ini melambangkan kekayaan budaya dan tradisi Jawa yang terpadu dalam satu kesatuan.
Setelah mendalami keindahan dan makna batik khas Jogja, kini saatnya kamu merencanakan perjalanan untuk menikmati langsung atmosfer kota yang kaya akan budaya dan sejarah ini. Pesan tiket kereta, tiket pesawat, hotel, dan kunjungi berbagai tempat wisata di Jogja dengan aman dan mudah melalui Traveloka. Temukan beragam pilihan akomodasi dan aktivitas menarik dengan harga terbaik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran kamu!
Selain itu, jangan lupa kunjungi Traveloka Xperience untuk menemukan berbagai aktivitas seru di Yogyakarta. Jadi, tunggu apa lagi? Segera jelajahi Yogyakarta dan nikmati keindahan serta keunikan batik Jogja bersama Traveloka!
Penginapan dan Hotel di Yogyakarta
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga