Chinatown di Bandung menempati lokasi yang dijadikan pemukiman oleh masyarakat keturunan Tionghoa di pusat kota. Pemilihan pemukiman tersebut tentu tidak sembarangan, mereka memilih lokasi yang aksesnya cukup dekat dengan prasarana moda terintegrasi transportasi, seperti jalan raya, stasiun kereta api.
Source: Shutterstock
Selain itu, pemukiman yang mereka tempati memiliki potensi yang cukup besar untuk dijadikan pusat perdagangan. Melihat hal tersebut, pada tahun 1906 dibangunlah sebuah pasar yang menyediakan berbagai macam kebutuhan sandang, seperti Kemeja, Celana, Jaket, Topi, hingga Sepatu. Pasar inilah yang kemudian hari dikenal dengan nama Pasar Baru.
Selain Pasar Baru, ada beberapa tempat lagi di Bandung yang didominasi oleh Masyarakat keturunan Tionghoa, yang bisa kamu simak melalui artikel di bawah ini.
Chinatown Bandung bukan hanya berpusat di Kawasan Pasar baru saja, namun ada beberapa kawasan lain yang tidak kalah menarik, karena memiliki beberapa tempat terkenal dan masih bisa dikunjungi hingga saat ini.
Source: flickr
Salah satu tempat peribadatan masyarakat beragama Kong Hu Chu di Bandung, yang umurnya sudah melebihi 1,5 abad, bisa kamu temukan di antara Kawasan Sudirman dan Pasar Andir. Tempat ini bernama Kelenteng Satya Budhi.
Awalnya Kelenteng ini bukanlah sebuah tempat peribadatan, melainkan tempat tinggal seorang pengusaha sekaligus Kapten Tituler masyarakat keturunan Tiongkok bernama Tan Yun Liong.
Kemudian tempat ini beralih fungsi menjadi sebuah Kelenteng sekitar tahun 1885. Kelenteng Satya Budhi dalam bahasa Mandarin disebut Xie Tian Gong yang memiliki arti Istana Para Dewa.
Pada tahun 2019, Kelenteng Satya Budhi mengalami insiden kebakaran cukup hebat di bagian belakang bangunannya, yang mengakibatkan banyak ornamen bangunan hangus tak tersisa. Bangunan Kelenteng pun harus direstorasi kembali mengikuti bentuk semula.
Semenjak insiden tersebut, pengelola mulai membatasi aktivitas pengunjung yang bertujuan demi menjaga ketenangan umat yang sedang beribadah.
Alamat: Jalan Kelenteng No.10 23A, Kelurahan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung
Vihara Dharma Ramsi merupakan tempat peribadatan umat beragama Budha tertua yang ada di Bandung. Diperkirakan bangunan ini telah berdiri sekitar tahun 1952.
Vihara Dharma Ramsi dibangun oleh dua biksu asal Tiongkok, bernama Anense dan Amoise. Untuk mengenang jasa keduanya dalam menjaga Vihara tersebut, foto mereka ditempelkan di sebuah pagoda mini yang berada di samping kanan dan kiri pintu masuk Vihara.
Konsep bangunan yang digunakan di Vihara Dharma Ramsi cukup unik. Terdapat gabungan gaya tradisional dan modern yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini dapat terlihat pula dengan adanya 28 altar yang didedikasikan untuk beberapa dewa, seperti Amitabha Buddha, Dewi Kwan Im, dan Sidharta Gautama.
Selain sebagai tempat peribadatan, tempat ini juga digunakan sebagai acara keagamaan, seperti pembuatan lilin yang digunakan untuk perayaan hari besar imlek, dan pertunjukan seni barongsai.
Meskipun usianya tidak setua Kelenteng Setia Budhi, Vihara Dharma Ramsi telah mengalami beberapa kali perbaikan, mulai dari pembaharuan cat, ornamen, hingga perbaikan tempat berdoa.
Alamat: Gang Ibu Aisah No.18 9A, Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung.
Source: Wikipedia
Apakah kamu pernah melihat masjid yang arsitekturnya hampir seperti kuil? Jika belum, kamu bisa berkunjung ke salah satu masjid di kawasan Chinatown Bandung, Masjid ini diberi nama Masjid Al-Imtizaj. Dalam bahasa Arab, Al-Imtizaj memiliki arti Pembauran.
Pembangunan masjid ini, dimaksudkan agar umat islam Tionghoa (yang mualaf) dan umat islam lokal yang sudah beragama islam sejak lahir dapat berbaur, sehingga menciptakan suasana harmoni yang indah antar sesama muslim.
Sejak diresmikan dan dibuka untuk umum oleh mantan Gubernur Jawa Barat, Raden Nana Nuriana, pada 6 Agustus 2010. Banyak jamaah yang berdatangan untuk beribadah di Masjid Al-Imtizaj. Meskipun skalanya tidak sebesar Masjid Agung Bandung, Masjid Al-Imtizaj mampu menampung setidaknya 200 jamaah.
Hal unik yang hanya bisa ditemukan di Masjid Al-Imtizaj adalah pengaruh budaya Tiongkok yang amat kental. Kamu akan mendapati masjid yang didominasi dengan warna merah, kuning, dan emas. Tujuan pengadaptasian budaya tersebut agar masyarakat keturunan Tionghoa muslim dapat merasakan beribadah dengan tenang, nyaman, dan aman.
Masjid Al-Imtizaj tidak dibuka selama 24 jam seperti masjid kebanyakan. Ada aturan tidak tertulis yang bertujuan untuk menghormati umat agama lain, oleh karena itu kamu hanya bisa berkunjung dari jam 11.40 - 19.40 WIB.
Alamat: Jalan ABC No.8, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
Sama halnya dengan Masjid Al-Imtizaj, Masjid satu ini juga menggunakan arsitektur Khas Tionghoa. Berawal dari pendirian masjid di atas tanah seluas 6x9 meter, Masjid bernama Lautze ini terus mengalami perluasan hingga saat ini. Diketahui Masjid yang telah dibuka sejak tahun 1997, kini mampu menampung sekitar 800 jamaah sholat Jumat.
Lokasi Masjid Lautze bisa dibilang cukup strategis, karena lokasinya dekat dengan jalan raya yang ramai akan orang-orang berlalu lalang.
Masjid ini cukup mencuri perhatian masyarakat sekitar, karena sering mengadakan sholat 5 waktu berjamaah, mengadakan kajian-kajian islami, dan setiap bulan ramadhan tiba, pengurus Dewan Kesejahteraan Masjid selalu memberikan takjil gratis dengan kuota yang cukup banyak setiap harinya.
Meskipun tidak dibuka selama 24 jam, Masjid Lautze bisa kamu kunjungi saat waktu sholat berjamaah tiba. Pengurus DKM membuka pintu masjid dari jam 03.00 - 21.00 WIB.
Alamat: Jalan Tamblong No.27, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
Source: Kopi Aroma
Tempat terakhir di Chinatown Bandung, yang akan dibahas dalam artikel ini sangat berbeda dari sebelumnya. Kali ini kamu akan disuguhkan sebuah tempat legendaris yang hanya menjual kopi dengan cita rasa yang otentik. Kopi ini dikenal dengan nama Kopi Aroma.
Kopi Aroma didirikan oleh pengusaha keturunan Tiongkok bernama Tan Houw Sian sekitar tahun 1930. Tempat satu ini menawarkan kopi yang diolah secara tradisional menggunakan mesin roasting kuno asal Jerman.
Untuk mendapatkan cita rasa kopi yang enak, pemilik memilih menggunakan kopi mentah yang telah dibiarkan bertahun-tahun, tujuannya agar kandungan kafein berkurang dan kopi menjadi lebih wangi. Setelah itu, kopi beralih ke proses penyangraian dan siap untuk dijual di Toko.
Meskipun diolah secara tradisional, para penikmat kopi satu ini terbilang sangat banyak. Mereka bahkan rela antri dari pagi, untuk bisa membeli sebungkus biji ataupun bubuk kopi yang sangat terkenal akan rasa otentiknya tersebut. Kopi Aroma hanya menjual dua jenis kopi, yaitu Mokka Arabica dan Robusta.
Berbeda dengan toko kopi kebanyakan, yang menjual produknya secara online. Kopi Aroma masih mempertahankan proses penjualan secara konvensional. Bagi kamu yang ingin berkunjung, Kopi Aroma buka setiap hari, kecuali hari Minggu, dari jam 08.30 hingga 14.30 WIB.
Alamat: Jalan Banceuy No.51, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung
Selain berkunjung ke tempat-tempat terkenal di Chinatown Bandung, jangan lupa juga untuk mencicipi berbagai macam kuliner khas Bandung. Mulai dari Peuyeum, Bolu Susu, Wajit, Kecimpring, dan yang lainnya.
Soal akomodasi ke Bandung, kamu bisa percayakan semuanya kepada Traveloka. Kamu dapat dengan mudah memesan Tiket Pesawat hingga penginapan yang sesuai dengan kriteriamu. Tunggu apalagi, pesan sekarang juga!
Penginapan dan Hotel di Bandung
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga