Jika menyebut Sulawesi Utara atau Sulut, kira-kira apa yang ada dalam benakmu? Mungkin kulinernya yang terkenal amat lezat, bukan? Ada bubur Manado, dabu-dabu, mie cakalang, cakalang fufu, ayam woku, dan lain sebagainya. Tak hanya kuliner, Daerah Nyiur Melambai ini juga simpan keberagaman seni dan budaya, lho.
Salah satu kebudayaan yang patut kamu amati juga adalah baju adat Sulawesi Utara. Tidak kalah dengan daerah lainnya, jenisnya beragam dan punya ciri khas tersendiri. Baju adatnya juga terkenal cantik dan elegan, plus punya makna yang historis. Agar bisa sedikit membayangkan, yuk cari tahu penjelasan selengkapnya di sini!
Shutterstock.com
Indonesia memang terkenal kaya akan suku dan budaya. Seperti halnya Sulut yang jadi rumah untuk banyak kelompok etnis. Ada Suku Minahasa, Suku Talaud, Suki Sangihe, sampai Suku Bolaang Mongondow. Keberadaan beragam suku itu juga turut memengaruhi baju adat Sulawesi Utara.
Bahkan, baju adat Sulut berbeda di beberapa daerah. Semakin banyak perbedaan, maka semakin kaya pula warisan budayanya. Dari banyaknya baju adat yang ada di Sulut, dari Minahasa jadi yang paling populer. Tak salah jika digunakan untuk berbagai acara besar.
Baju adat dari Sulawesi Utara juga alami perkembangan dan pengaruh. Tidak hanya dari suku-suku yang mendiami wilayah dengan ibukota Manado itu, tapi juga pengaruh luar. Dari yang dahulu diwariskan turun temurun oleh nenek moyang. Lalu juga dapatkan pengaruh budaya luar seperti Tiongkok dan Eropa.
Pengaruh dari luar tetap ada, seperti penambahan motif atau ukuran panjangnya. Tapi ciri khasnya tetap dipertahankan sampai sekarang. Dan diharapkan akan diteruskan oleh generasi mendatang.
lifestyle.pinhome.id
Dengan jenisnya yang beragam, berbagai baju adat Sulawesi Utara punya keunikan masing-masing. Baik dari bahan bakunya, motif, atau fungsinya. Misalnya saja ada baju adat dari masyarakat Bolaang Mongondow yang terbuat dari kulit dan serat nanas. Bahan itu dijadikan benang lalu ditenun.
Contoh lainnya juga ada baju khas dari Minahasa bernama Kawarasan yang merupakan warisan nenek moyang. Baju ini awalnya dipakai untuk ritual Mahsasau. Bahannya terbuat dari kayu alam dan diikat kain tenun pambele plus kain tenun kawaitu patola. Ditambah beberapa aksesoris dan dominan warna merah.
Melengkapi pakaian Kawarasan ada hiasan kepala terbuat dari bulu ayam jantan, bulu burung Taong, dan juga bulu burung Cendrawasih. Dan berbagai hiasan lainnya yang tidak kalah etnik. Tentunya, pakaian adat Sulut lainnya juga punya keunikan dan ciri khas masing-masing.
Fungsinya tentu saja juga beragam. Ada yang dipakai sebagai pakaian untuk pernikahan, baju khusus untuk kepala adat sebagai status sosial, upacara adat, sampai digunakan untuk berperang. Namun sekarang, semua orang bisa gunakan baju adat Sulawesi Utara dengan leluasa, tanpa banyak ritual dan tradisi yang perlu dilakukan.
Jenis dari baju adat Sulawesi Utara memang banyak dengan karakteristiknya sendiri-sendiri. Nah, kali ini akan diberikan beberapa penjelasan baju-baju yang populer dan sudah banyak dikenal di banyak kalangan masyarakat, khususnya Sulut.
1. Baju Karai dan Wuyang
Karai dan wuyang adalah baju adat dari Minahasa, Sulawesi Utara. Baju karai untuk laki-laki dan terbuat dari ijuk yang dibentuk jadi kemeja lengan panjang berwarna hitam. Ditambah aksesoris berupa saku di bawah dan atas.
Sementara wuyang untuk perempuan yang terbuat dari kulit kayu. Modelnya adalah kebaya lengan panjang yang dipadukan dengan rok berbentuk mirip ikan duyung yang agak melebar di bawah. Supaya semakin cantik, ditambah sanggul berbentuk konde, mahkota, kalung mutiara, dan lain-lainnya. Warnanya beragam, kebanyakan cerah.
2. Baju Pengantin Minahasa
Masih dari Minahasa, ada baju pengantin berbentuk kebaya dengan ciri khas aksen menggembung atau juga ruffle di pangkal lengan. Kemudian akan menyempit sampai pergelangan tangan. Warnanya putih dan itu sudah jadi ciri khasnya. Roknya juga masih mengusung aksen duyung.
Motif bawahannya juga unik, menyerupai sisik ikan. Pilihan lainnya biasanya ada motif sarang burung. Menggunakan sanggul dan ditambah mahkota burung cendrawasih. Bagi pengantin pria pakai baju jas, bisa tertutup atau terbuka dan celana panjang. Ditambahkan selendang yang melilit di pinggang untuk melengkapinya. Tak lupa porong, penutup kepala.
3. Baju Tonaas dan Walian Wangko
Baju Tonaas Wangko biasanya berwarna hitam dengan bentuk kemeja panjang dan memiliki kerah yang tinggi. Potongannya cenderung lus dengan kancing dan tak punya kantong. Biasanya dihiasi motif garis warna emas dan dipadu dengan penutup kepala atau topi warna merah motif bunga padi emas.
Sementara Walian Wangko untuk perempuan, juga pakai atasan kebaya panjang warna putih atau ungu. Dikombinasikan dengan kain sarung batik gelap dan topi mahkota. Dipadu dengan beberapa aksesoris seperti selendang, kalung, sanggul, sampai selop.
4. Minahasa Bajang
Satu lagi dari Minahasa ada namanya bajang. Biasanya dipakai untuk pesta adat atau berbagai kegiatan resmi lainnya. Bagi perempuan pakai kebaya, atasan dan bawahan warna senada. Untuk pria pakai kemeja dengan bawahan sarung. Dilengkapi pula dengan dasi serta penutup kepala bentuk segitiga.
5. Laku Tepu
Ada juga namanya baju adat Laku Tepu dari Suku Sangihe Talaud yang juga dari provinsi Sulut. Biasanya dipakai untuk upacara adat yang sudah diwariskan turun temurun. Ciri khas bajunya adalah pakaian panjang dengan warna-warna seperti merah, kuning, ungu tua sampai hijau tua.
Bahan yang digunakan untuk membuatnya adalah serat daun nanas atau daun kalung nanasi. Bentuknya sederhana dengan tambah sedikit motif. Baju wanitanya berbentuk baru terusan sampai bawah lutut sementara pria kemeja dan celana panjang Akan dilengkapi dengan beberapa aksesoris.
Baju adat Sulawesi Utara juga tampil semakin memesona berkat berbagai aksesoris yang ditambahkannya. Ada beberapa aksesoris yang cukup populer.
Baju adat dari Sulawesi Utara ini juga terbilang unik jika dilihat dari bahannya. Bukan hanya terbuat dari kain-kain yang sudah mainstream, tapi lebih dari itu. Contoh bahan pembuatnya seperti kapas, kulit dan serat nanas, kulit kayu, sampai dengan memanfaatkan kain kofo.
Masih banyak sekali acara-acara yang memakai baju adat Sulawesi Utara sampai detik ini. Kebanyakan dimanfaatkan untuk acara pernikahan. Selain itu sebagai kostum untuk karnaval hari kemerdekaan Republik Indonesia atau kota setempat, menyambut tamu penting atau kenegaraan, sampai memperingati Hari Pahlawan.
Tidak jarang juga masih dipakai untuk acara adat yang sakral. Sebut saja seperti upacara Mekiwuka, Tulude, Mamatung Himukudu Emme, Monondong Lapasi, Toki Pintu, dan masih banyak lagi lainnya.
Foto: BorneoChannel
Berfoto dengan pakaian adat suatu daerah akan jadi kenangan yang menyenangkan. begitu juga jika kamu berencana liburan ke Sulut, jangan ragu coba berbagai baju adatnya. Inilah tips-tipsnya supaya kamu tetap nyaman mengenakannya.
Tempat wisata yang biasanya ditawarkan sewa baju adat, tidak jauh-jauh dari yang bernuansa budaya dan sejarah. Begitu pun dengan di Sulawesi Utara, jika kamu berencana sewa baju ada dan berfoto dengan latar spot ikonik ada beberapa rekomendasi tempatnya.
Beberapa contoh wisatanya Seperti Benteng Moraya di Minahasa, Rumah Bolaang Mongondow dan Sangihe, Rumah Pewaris Minahasa, dan lain sebagainya.
Ayo segera rancang rencana jalan-jalan ke Sulawesi Utara untuk liburan mendatang. Baju adatnya memang jadi daya tarik tersendiri, apalagi bagi kamu yang memang punya ketertarikan dengan tradisi dan budaya suatu daerah. Tentunya, bisa eksplore wisata lainnya juga ya.
Nah, rencanakan liburan secara matang dengan pesan kebutuhannya di Traveloka. Kamu bisa pesan berbagai akomodasi budget sampai mewah sesuai kebutuhan. Tidak hanya pilihannya banyak, bertabur juga berbagai promo yang sangat menarik hati untuk dinikmati. Jangan nanti-nanti takut akomodasinya ludes, bisa pesan jauh-jauh hari di Traveloka lho!
Penginapan dan Hotel
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga