Intip Sejarah Gereja Santo Yusuf, Gereja Katolik Pertama di Cirebon!

Travel Bestie
18 Sep 2024 - Waktu baca 5 menit

Sebagai kota pelabuhan dengan aktivitas perdagangan yang sangat aktif pada masanya, Cirebon menyimpan banyak peninggalan sejarah dalam bentuk bangunan-bangunan tua, salah satunya adalah sejarah Gereja Santo Yusuf, Cirebon.

Cirebon, kota yang kaya akan sejarah penyebaran Islam, ternyata juga menyimpan kejutan menarik di balik identitas religiusnya. Pasalnya, Gereja Santo Yusuf menjadi salah satu saksi bisu perjalanan agama Katolik di Jawa Barat. Keberadaannya menjadi bukti yang kuat bahwa keragaman agama telah mewarnai sejarah Cirebon sejak lama.

Apabila Anda tertarik untuk mengunjungi gereja di Cirebon satu ini, tak ada salahnya jika Anda mengetahui sejarah di balik Gereja Santo Yusuf agar kunjungan Anda semakin berkesan. Simak informasi yang telah Traveloka rangkum berikut ini untuk mengetahui sejarah dan fakta-fakta menarik dari Gereja Santo Yusuf, Cirebon!

Sejarah Gereja Santo Yusuf, Cirebon

Gereja Santo Yusuf, yang berdiri kokoh di Cirebon sejak tahun 1878, memiliki sejarah yang menarik. Sebagai gereja Katolik pertama di Jawa Barat, bangunan ini berdiri di tengah-tengah wilayah yang mayoritas beragama Islam. Inisiatif pembangunan gereja ini datang dari seorang pengusaha gula bernama Louis Theodorus Gonsalves, yang bertujuan untuk memfasilitasi kebutuhan spiritual para warga Eropa Katolik yang bekerja di industri gula yang berkembang pesat di Cirebon. Dengan gaya arsitektur khas Portugis, gereja ini menjadi simbol kehadiran agama Katolik di tanah Pasundan.

Awalnya, wilayah pelayanan Gereja Santo Yusuf mencakup daerah yang luas, meliputi Tegal, Bandung, Tasikmalaya, dan Garut. Keberadaan gereja ini seiring dengan perkembangan industri gula Cirebon yang saat itu telah menembus pasar internasional. Nama Santo Yusuf dipilih sebagai patron gereja, merujuk pada sosok penting dalam agama Katolik.

Gereja Santo Yusuf, Cirebon, diresmikan pada tahun 1880 oleh Mgr. Adam Carel Calessens. Seiring berjalannya waktu, pengelolaan gereja diambil alih oleh Ordo Salib Suci pada tahun 1926, dan sejak saat itu agama Katolik semakin berkembang di wilayah tersebut.

Hingga kini, Gereja Santo Yusuf tetap menjadi pusat kegiatan umat Katolik di Cirebon. Berbagai fasilitas seperti aula, taman doa, dan tempat pertemuan telah dibangun untuk mendukung kegiatan keagamaan. Salah satu bagian yang menarik dari gereja ini adalah taman doa, di mana terdapat patung Bunda Maria yang berdiri di atas kolam air. Kolam ini memiliki makna khusus, karena di dalamnya terukir nama-nama umat Katolik yang telah meninggal dunia. Dengan demikian, Gereja Santo Yusuf tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah agama Katolik di Cirebon.

Fakta-fakta Menarik tentang Gereja Santo Yusuf, Cirebon

Tak hanya memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi, Gereja Santo Yusuf juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Cirebon. Selama berabad-abad, gereja ini menjadi pusat kegiatan sosial, keagamaan, bahkan menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting. Mari kita ungkap fakta-fakta menarik tentang peran gereja ini dalam membentuk masyarakat Cirebon.

1. Dibangun oleh Pengusaha Gula pada Tahun 1978

Sejarah Gereja Katolik di Cirebon tak lepas dari peran seorang pengusaha gula bernama Louis Theodorus Gonsalves pada tahun 1877. Berkat kejayaannya di industri gula, Gonsalves turut berperan dalam menyebarkan agama Katolik di wilayah ini. Melihat potensi perkembangan umat Katolik di Cirebon, pada tahun 1878, Cirebon resmi menjadi stasi pertama di Jawa Barat, berada di bawah naungan Vicariatus Apostolicus Bataviensis.

Dengan kehadiran Pastor A.v. Moorsel, SJ, pembangunan Gereja Santo Yusuf pun dimulai pada tahun yang sama. Gonsalves sendiri yang membeli sebidang tanah di Desa Lemahwungkuk dan turut serta dalam perancangan serta pengawasan pembangunan gereja tersebut. Setelah dua tahun berproses, gereja ini akhirnya diresmikan pada 10 November 1880 oleh Mgr. Adam Carel Claessens, menjadikannya sebagai gereja Katolik pertama di Jawa Barat dan Keuskupan Bandung.

Sebagai bangunan gereja tertua kedua di Cirebon, gereja ini menjadi saksi bisu perkembangan agama Katolik di Jawa Barat. Bahkan, keberadaan Gereja Santo Yusuf menjadi cikal bakal berdirinya Keuskupan Bandung.

2. Dirancang Langsung oleh Arsitek Asal Eropa

Desain arsitektur Gereja Santo Yusuf Cirebon merupakan hasil karya seorang arsitek asal Eropa bernama Gaunt Slotez. Selain merancang bangunan gereja, Slotez juga terlibat langsung dalam mengawasi proses pembangunannya. Dengan desain yang khas, gereja ini memiliki ciri khas berupa menara di bagian belakang dan lonceng berbentuk cungkup di dalam ruangan.

Detail arsitektur Gereja Santo Yusuf juga cukup menarik. Bagian badan menara gereja dilapisi dengan kayu yang disusun menyerupai sisik. Sebagai pelengkap, terdapat pula penangkal petir di puncak menara untuk melindungi bangunan dari sambaran petir. Kombinasi desain yang unik dan penggunaan material berkualitas menjadikan Gereja Santo Yusuf sebagai salah satu bangunan bersejarah yang patut diapresiasi di Cirebon.

3. Awal Mula Pelayanan

Gereja Santo Yusuf Cirebon didirikan dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan spiritual warga Eropa beragama Katolik yang tinggal di Cirebon. Pada masa-masa awal, pelayanan di gereja ini dilakukan oleh para Pastor Jesuit. Wilayah pelayanannya pun cukup luas, mencakup tidak hanya Cirebon, tetapi juga beberapa kota besar di Jawa Barat seperti Tegal, Bandung, Garut, dan Tasikmalaya.

Pada tahun 1926, terjadi peralihan tugas penggembalaan di wilayah Priangan, Cirebon, dan Karawang. Peran para Pastor Jesuit digantikan oleh para Pastor Salib Suci. Kedatangan tiga Imam Salib Suci pada tahun 1927 menandai dimulainya era baru pelayanan di Gereja Santo Yusuf Cirebon. Sejak saat itu, para Pastor Salib Suci terus berkontribusi dalam mewartakan Injil dan melayani umat di gereja ini.

4. Dapat Menampung Hingga 800 Jemaat

Gereja Santo Yusuf dirancang untuk menampung jumlah jemaat yang cukup besar. Kapasitasnya mencapai 800 orang, menandakan perannya sebagai pusat ibadah bagi umat Katolik di Cirebon sejak dahulu. Gedung gereja yang megah ini telah menjadi saksi bisu dari perkembangan umat Katolik di wilayah tersebut.

Meskipun jumlah jemaat lokal pada masa lalu belum sebanyak sekarang, keberadaan gereja ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat multikultural di Cirebon. Seiring berjalannya waktu, Gereja Santo Yusuf terus berkembang dan menjadi pusat spiritual bagi seluruh umat Katolik yang bermukim di kota ini.

5. Ditetapkan Sebagai Benda Cagar Budaya pada Tahun 2001

Gereja Santo Yusuf Cirebon, dengan segala keasliannya, merupakan cerminan perpaduan antara arsitektur Eropa dan nilai-nilai spiritual. Sentuhan gaya Eropa yang kental terlihat dari desain bangunannya, mulai dari bentuk keseluruhan hingga detail-detail kecil seperti ornamen dan salib di puncak bangunan. Meskipun telah mengalami beberapa renovasi dan penambahan fasilitas seiring berjalannya waktu, upaya maksimal selalu dilakukan untuk menjaga keaslian struktur bangunan aslinya.

Keunikan dan nilai sejarah yang tinggi dari Gereja Santo Yusuf tidak luput dari perhatian pemerintah. Pada tahun 2001, melalui Surat Keputusan Walikota Cirebon Nomor 19 Tahun 2001, gereja ini resmi ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya. Status ini memberikan pengakuan atas pentingnya peran Gereja Santo Yusuf dalam sejarah dan perkembangan kota Cirebon.

Lokasi Gereja Santo Yusuf, Cirebon

Gereja Katolik Santo Yusuf berdiri kokoh di jantung kota Cirebon, tepatnya di Jalan Yos Sudarso Nomor 20. Lokasinya yang strategis dan mudah dijangkau membuat gereja ini menjadi titik temu bagi umat Katolik di Cirebon dan sekitarnya.

Jika Anda memulai perjalanan dari pusat kota, Anda hanya perlu menempuh jarak sekitar 4 kilometer atau kurang lebih 12 menit berkendara. Rute yang dapat Anda ambil adalah dengan melewati Jalan Kesambi, kemudian melanjutkan perjalanan ke Jalan Pulasaren, dan terakhir menuju ke daerah Lemahwungkuk.

Untuk memudahkan perjalanan Anda, disarankan untuk menggunakan aplikasi peta digital yang ada di smartphone Anda. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan petunjuk arah yang lebih akurat dan terupdate.

Itulah informasi mengenai sejarah Gereja Santo Yusuf, Cirebon, yang dapat Anda ketahui. Apabila Anda tertarik untuk mengunjungi bangunan yang bersejarah satu ini, Anda bisa langsung membuat itinerary perjalanan ke kota Cirebon.

Untuk memudahkan Anda dalam membuat itinerary, serahkan saja pada Traveloka! Sebagai platform travel terkemuka di Asia Tenggara, Traveloka siap membantu Anda mewujudkan liburan impian. Dengan fitur lengkap yang ditawarkan, mulai dari pemesanan tiket pesawat, kereta api, hingga hotel, semua kebutuhan perjalanan Anda dapat terpenuhi dengan mudah.

Selain itu, Traveloka juga menyediakan fitur Traveloka Xperience yang akan membantu Anda dalam mencari inspirasi untuk mencoba berbagai aktivitas seru selama di Cirebon. Bayangkan, Anda bisa menjelajahi kota tua, mencicipi kuliner khas, atau bahkan menikmati keindahan alam sekitar. Dengan begitu, liburan Anda di Cirebon akan semakin berkesan.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera unduh aplikasi Traveloka dan mulai rencanakan liburan seru Anda sekarang juga! Ajak orang-orang tersayang dan ciptakan kenangan indah bersama!

Kokuo Reflexology Jl. Siliwangi - Cirebon

9.0/10

Kejaksan

Rp 140.000

Rp 120.000

Discover flight with Traveloka

Mon, 14 Jul 2025

Garuda Indonesia

Surabaya (SUB) ke Jakarta (HLP)

Mulai dari Rp 848.500

Sat, 28 Jun 2025

Batik Air

Palembang (PLM) ke Jakarta (HLP)

Mulai dari Rp 909.000

Wed, 23 Jul 2025

Citilink

Bali / Denpasar (DPS) ke Jakarta (HLP)

Mulai dari Rp 1.513.205

Dalam Artikel Ini

• Sejarah Gereja Santo Yusuf, Cirebon
• Fakta-fakta Menarik tentang Gereja Santo Yusuf, Cirebon
• 1. Dibangun oleh Pengusaha Gula pada Tahun 1978
• 2. Dirancang Langsung oleh Arsitek Asal Eropa
• 3. Awal Mula Pelayanan
• 4. Dapat Menampung Hingga 800 Jemaat
• 5. Ditetapkan Sebagai Benda Cagar Budaya pada Tahun 2001
• Lokasi Gereja Santo Yusuf, Cirebon

Penerbangan yang Ditampilkan dalam Artikel Ini

Mon, 14 Jul 2025
Garuda Indonesia
Surabaya (SUB) ke Jakarta (HLP)
Mulai dari Rp 848.500
Pesan Sekarang
Sat, 28 Jun 2025
Batik Air
Palembang (PLM) ke Jakarta (HLP)
Mulai dari Rp 909.000
Pesan Sekarang
Wed, 23 Jul 2025
Citilink
Bali / Denpasar (DPS) ke Jakarta (HLP)
Mulai dari Rp 1.513.205
Pesan Sekarang
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan