Gunung Kidul memang terkenal dengan keberagaman objek wisata goanya, termasuk di antaranya adalah Gua Maria Tritis. Gua ini menjadi destinasi yang menarik karena menggabungkan berbagai aspek wisata, mulai dari keindahan alam karst, keberadaan situs sejarah, hingga nilai religius yang dimilikinya.
Source: Shutterstock
Destinasi wisata religi ini dijadikan sebagai tempat ziarah bagi umat Katolik. Tempat peribadatan ini berada di gersangnya perbukitan karst, seolah menjadi oase di tengah gurun pasir. Meskipun Gua Maria Tritis terutama dikenal sebagai tempat ziarah dan wisata religi, namun tempat ini ramah bagi pengunjung dari segala latar belakang.
Penasaran dengan Gua Maria Tritis yang sudah dikenal oleh para pelancong ini? Simak ulasan dari Traveloka di bawah ini!
Gua Maria Tritis termasuk salah satu tempat ibadah dan ziarah bagi umat Katolik. Tempat wisata religi ini berada tepat di Jalan Sapto Sari, Dusun Bulu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Agar bisa menuju ke lokasi, nantinya kamu harus menempuh jarak sekitar 55 km. Dengan menghabiskan waktu sekitar 1,5 - 2 jam dari pusat Kota Yogyakarta. Namun, tenang saja, lamanya perjalanan yang akan kamu tempuh terbayarkan dengan keindahan dan keunikan tempat ini.
Sejarah gua ini, berawal dari seorang anak SD yang bernama Sanjaya Giring. Dirinya menceritakan tentang keindahan gua yang ada di dekat rumahnya kepada Romo AL Hardjasudarma SJ.
Saat itu, Romo Hardjasudarma tengah merencanakan untuk pembuatan gua tiruan agar bisa memeriahkan Natal. Namun, saat mendengar kabar tersebut, beliau langsung bergegas untuk melihat lokasi serta membersihkannya agar dijadikan sebagai tempat beribadah.
Pada tanggal 30 September 1977, tentu Romo Zahnweh SJ dengan bantuan Romo Karta Sudarma Pr telah meresmikan goa tersebut. Ini sebagai tempat untuk ziarah dan berdoa.
Romo Zahweh SJ juga telah mendirikan patung Bunda Maria Pertama. Kemudian, memberkati dan memberi nama tempat tersebut sebagai Gua Maria Tritis. Penamaan gua ini sendiri sebenarnya berasal dari air yang telah menetes dari stalaktit. Di mana berbunyi 'tes tes tes tes' dan dalam Bahasa Jawa disebut sebagai tretesing banyu.
Sampai saat ini, Goa tersebut menjadi tempat favorit masyarakat, terutama yang beragama Katolik untuk berziarah serta beribadah. Tidak sedikit juga orang-orang datang untuk melakukan healing alias mencari ketenangan di sana.
Gua Maria Tritis terletak di Jl. Saptosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, dan relatif mudah untuk ditemukan. Akses jalannya pun cukup baik, memungkinkan pengunjung menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat untuk mencapainya.
Meskipun demikian, dari area parkir ke area gua, pengunjung perlu berjalan sekitar 700 meter. Perjalanan dari kota Yogyakarta menuju gua ini memang cukup jauh, dengan jarak sekitar 55 kilometer. Rute yang dapat diambil adalah melalui Jalan Wonosari. Dari kota Jogja, perjalanan menuju gua ini biasanya memakan waktu sekitar 1 jam 34 menit.
Source: Gua Maria Tritis
Di dalam gua, terdapat kolam yang mengumpulkan air dari tetesan stalaktit. Air ini, dikenal sebagai 'air berkat' oleh para peziarah dapat diambil setelah berdoa atau melakukan ziarah. Air tersebut dianggap sebagai lambang kehidupan dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, yang harus diterima dengan penuh rasa syukur.
Gua Maria Tritis merupakan gua alami yang dihiasi oleh stalaktit dan stalagmit, memberikan pengalaman spiritual yang dalam bagi umat Katolik. Kunjungan ke gua ini memungkinkan para peziarah untuk merasakan kehadiran di dalam gua sejati, tempat mereka dapat melakukan devosi kepada Bunda Maria, mendoakan doa Rosario, dan menyampaikan berbagai permohonan.
Para peziarah juga dapat melaksanakan doa Jalan Salib di dalam gua ini. Terdapat 14 stasiun Jalan Salib yang dapat diikuti. Kegiatan ini umumnya ramai dilakukan terutama selama masa Prapaskah, terutama pada hari Jumat Prapaskah dan Jumat Agung.
Selain menjadi tempat ibadah, Gua Maria Tritis juga memiliki nilai sejarah yang penting. Gua ini merupakan saksi sejarah dari masa Kerajaan Majapahit dan pernah menjadi tempat "jembatan" wahyu yang menghubungkan Kerajaan Majapahit dengan Kerajaan Mataram di Yogyakarta.
Pada tahun 1972, gua ini juga menjadi lokasi meditasi bagi para Romo dan Pastor besar, serta menjadi tempat di mana persahabatan dijalin. Inisiatif dari seorang Romo membuat gua ini menjadi tempat ibadah bagi umat Katolik.
Sebagai tempat ibadah, Gua Maria Tritis menawarkan suasana yang nyaman dan damai bagi umat Katolik. Terletak di lokasi yang jauh dari keramaian kota, gua ini menjadi tempat yang cocok untuk meditasi dan merenung. Ornamen alami di sekitar gua menambah kekhidmatan dalam berdoa.
Untuk beribadah di dalam gua, pengunjung harus melalui 14 pemberhentian atau stasiun yang disebut Jalan Salib yang panjangnya sekitar 1 kilometer. Meskipun perjalanan tersebut agak jauh, pengunjung dapat melakukannya sambil berdoa dengan khidmat.
Selain sebagai tempat ibadah dan sejarah, Gua Maria Tritis juga merupakan destinasi wisata alam yang menakjubkan. Perjalanan menuju gua menawarkan pemandangan alam yang indah, terutama area perbukitan di sekitarnya.
Meskipun medan perjalanan agak menantang dengan jalan yang menanjak dan berbatu, pengunjung akan disambut oleh keindahan gua karst yang memukau setelah melewati rute yang menantang tersebut.
Di dalam gua, pengunjung dapat menikmati keindahan stalaktit dan stalakmit alami, yang membuat tempat ini cocok untuk bersantai sambil menikmati keindahan alam sekitarnya. Dengan begitu, Gua Maria Tritis tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga destinasi wisata edukasi yang menarik.
Sebelum mengunjungi gua, pengunjung harus berjalan sekitar 1-2 km dari tempat parkir ke area gua. Namun, bagi mereka yang kesulitan menempuh jarak tersebut, seperti lansia dan disabilitas, Gua Maria Tritis menyediakan layanan mobil antar jemput. Dengan demikian, semua orang dapat dengan mudah menikmati keindahan gua tanpa khawatir.
Nama "Tritis" diberikan karena gua ini memiliki tetesan air yang terus menerus menetes. Pada awalnya, gua ini dianggap sepi dan menakutkan sehingga sedikit orang yang berani memasukinya. Namun, seiring waktu, gua ini menjadi tempat pertapaan dan persinggahan bagi beberapa pangeran Kerajaan Mataram.
Pada tahun 1974, gua ini mulai dikenal di kalangan umat Katolik. Sejak saat itu, gua ini diberi tambahan nama "Maria", menjadi Gua Maria Tritis yang kemudian menjadi tempat ziarah umat Katolik. Keindahan stalaktit dan stalakmit di dalam gua menambah kekhusyukan berdoa dan menjadi tempat perenungan atas keindahan ciptaan Tuhan.
Meskipun minim ornamen, di dalam Gua Maria Tritis terdapat patung Bunda Maria yang sedang berdoa, serta sebuah salib besar dan beberapa bangku untuk berdoa.
Gua Maria Tritis menawarkan akses ke jalan salib dengan panjang sekitar 1 km bagi umat Katolik. Selama ziarah jalan salib, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang indah seperti perbukitan dan kebun jati. Di sepanjang perjalanan, mereka juga bisa melihat petani yang sedang bekerja di sawah di lereng bukit.
Perjalanan ini akan berakhir di dua perhentian terakhir yang mengesankan, yaitu Bukit Golgota dan makam Yesus. Meskipun semua patung dan ornamen di jalan salib adalah buatan manusia, namun dibuat sedemikian rupa sehingga umat dapat merasakan kehadiran dalam peristiwa tersebut.
Fasilitas toilet tersedia di tiga lokasi di Gua Maria Tritis, yaitu di depan pintu masuk, di ujung jalan salib, dan dekat dengan gua. Sebelum masuk ke toilet, akan terlihat sejumlah sandal berwarna pink dan ungu dengan berbagai ukuran.
Sandal-sandal ini disediakan sebagai pengganti alas kaki pengunjung selama berada di dalam toilet, untuk menjaga kebersihan. Namun, penting untuk diingat bahwa sandal-sandal ini tidak boleh dibawa pulang.
Tepat di area parkir, kamu nantinya bisa langsung mengunjungi beberapa UMKM milik warga yang telah menjual makanan tradisional khas Gunung Kidul. Diantaranya seperti tiwul dan beberapa makanan lainnya yaitu singkong, pisang rebus, serta kacang-kacangan.
Selain makanan yang tradisional, warga juga telah menjual aksesoris religi. Misalnya saja seperti gelang salib, rosario, kalung salib, buku doa, wadah air suci, dan masih banyak lainnya. Apabila sedang haus, kamu wajib sekali mampir ke pedagang es kelapa muda di sana, ya!
Setiap sudut Gua Maria Tritis memiliki keunikan dan daya tariknya sendiri. Gua Maria Tritis terkenal karena gua alaminya.
Saat memasuki gua, pengunjung akan melihat stalaktit yang masih aktif, dengan tetesan air yang ditampung untuk dikonsumsi. Area gua yang luas memberikan kesejukan saat masuk. Di dalamnya, terdapat meja altar yang menghadap ke mulut gua, bangku-bangku panjang untuk beribadah, serta patung-patung Yesus dan Bunda Maria yang menambah keindahan gua ini.
Tenang saja, Gua Maria Tritis tidak hanya untuk umat Katolik saja, namun destinasi wisata ini terbuka untuk umum dan dapat dinikmati oleh siapa saja.
Kunjungi berbagai tempat wisata alam dengan Traveloka. Di Traveloka, kamu bisa mendapatkan tiket pesawat dengan memilih jadwal terbangmu sendiri, memesan hotel atau penginapan yang cocok dengan budgetmu hingga mengunjungi berbagai atraksi dan aktivitas seru yang hanya ada di kota tujuanmu!
Penginapan dan Hotel di Yogyakarta
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga