Provinsi Aceh yang berada di bagian ujung Pulau Sumatera ini ternyata tak hanya menyimpan sejarah yang menarik untuk dikulik, namun juga memiliki banyak kekayaan alam yang tak terduga. Tepatnya di Taman Nasional Gunung Leuser, terdapat banyak sekali keragaman tumbuhan dan hewan khas Aceh yang masih dilestarikan sampai saat ini.
Upaya pelestarian tersebut tentunya untuk mencegah punahnya kekayaan flora dan fauna yang ada di dalam taman nasional ini. Apa saja hewan khas Aceh yang ada di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh? Berikut beberapa di antaranya.
Burung kucica ekor kuning atau Copsychus pyrropygus, merupakan salah satu hewan khas Aceh yang ada di Taman Nasional Gunung Leuser. Seperti namanya, ekor dari burung ini berwarna kuning oranye dengan warna tubuh bagian atas didominasi dengan warna cokelat gelap.
Selain dikenal dengan nama kucica ekor kuning, burung ini juga sering disebut dengan ceumpala kuneng oleh masyarakat setempat. Dikatakan, burung ini juga menjadi hewan kesayangan Sultan Iskandar Muda saat memimpin Aceh pada era 1607 hingga 1636.
Kucica ekor kuning sangat menyukai kawasan hutan yang lembab dan rimbun. Hewan ini juga tidak menyukai hutan-hutan yang sudah mulai terganggu oleh aktivitas manusia. Umumnya, burung ini akan mencari makan di dekat maupun di atas tanah. Beberapa kali juga ditemukan ia mencari makan di pepohonan.
Yang menjadikannya khas adalah kicauannya yang merdu. Sayangnya, saat ini burung kucica ekor kuning sudah semakin berkurang populasinya di alam liar, khususnya di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh.
Siamang merupakan kera hitam yang memiliki lengan lebih panjang dari jenis kera lainnya. Tentunya fungsi tangan yang lebih panjang ini adalah untuk bergelantungan dan berpindah dari satu pohon ke pohon lain.
Siamang juga merupakan salah satu jenis primata yang tidak memiliki ekor. Sempat banyak ditemukan di Aceh, sayangnya siamang saat ini sudah terancam punah akibat ulah manusia. Banyak sekali masyarakat setempat yang menangkap, menjual, bahkan memelihara siamang ini. Tak heran jika populasinya semakin berkurang seiring waktu.
Burung dengan nama latin Buceros bicornis ini merupakan salah satu spesies terbesar dari suku burung Bucerotidae. Ukuran dari burung rangkong papan dewasa ini bisa mencapai panjang 160cm. Burung ini berwarna hitam dengan ciri-ciri paruh berukuran besar dan berwarna kuning. Ekor dari burung rangkong papan berwarna putih dan hitam.
Untuk bertahan hidup, burung ini mencari buah-buahan hingga hewan berukuran kecil seperti serangga dan reptil sebagai sumber makanan. Rangkong Papan akan membuat lubang pada pohon sebagai sarang.
Burung ini juga masuk dalam daftar hewan yang terancam punah, lho. Punahnya burung ini tentunya karena aktivitas manusia seperti penangkapan liar dan juga hilangnya habitat asli dari burung ini. Sayang sekali, ya.
Indonesia ternyata memiliki spesies anjing hutan yang mirip dengan serigala, yaitu ajag. Anjing ini merupakan anjing hutan asli INdonesia yang menjadi salah satu hewan langka. Hewan ini menyukai kawasan pegunungan dan hutan. Tak heran jika hewan langka ini ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser.
Ajag sendiri memiliki ukuran tubuh dengan panjang 90 cm dan tinggi 50 cm. Uniknya, ajag memiliki ekor yang cukup panjang, yaitu sekitar 40 hingga 50 cm. Warna bulunya didominasi oleh warna cokelat kemerahan dan warna putih pada bagian leher, perut. Sedangkan pada bagian ekor, warnanya cenderung kehitaman.
Sayangnya, ajag merupakan salah satu hewan yang terancam punah akibat berkurangnya habitat asli dan berkurangnya populasi mangsa. Karena populasi mangsa di alam liar berkurang, ajag akhirnya terpaksa untuk mencari makan di pemukiman warga. Namun, masyarakat sekitar justru merasa dirugikan karena hewan ternak yang menjadi sasaran mangsa. Sehingga, banyak warga yang kemudian memburu ajag.
Beruang madu merupakan salah satu hewan yang juga bisa kamu temui di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh. Beruang ini termasuk jenis beruang paling kecil dari beberapa spesies beruang lainnya yang ada di dunia.
Panjang tubuh beruang madu sendiri diperkirakan sekitar 110 hingga 140 cm dengan berat rata-rata 30 - 65 kg. Bulu dari beruang madu didominasi dengan warna hitam dengan bulu pendek. Berbeda dengan jenis beruang lainnya, beruang madu hidup di atas pohon dan memiliki lidah yang lebih panjang.
Saat ini, populasi dari beruang madu di Aceh juga sudah berkurang akibat kerusakan hutan dan perburuan ilegal. Ini alasan mengapa beruang madu merupakan salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia.
Tak seperti badak jawa, badak sumatera memiliki dua cula dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan spesies badak lainnya. Beratnya sendiri mencapai 600 hingga 950 kg dengan panjang tubuh 2 hingga 3 meter. Warna tubuh dari badak sumatera ini didominasi oleh warna cokelat kemerahan yang ditutupi oleh rambut pendek dan kaku berwarna putih kehitaman.
Badak sumatera tak hanya menghuni Taman Nasional Gunung Leuser saja, namun juga bisa kamu temui di Taman Nasional Way Kambas, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Populasinya saat ini berkurang drastis akibat banyaknya perburuan liar dan berkurangnya wilayah habitat.
Hewan ini sebenarnya banyak dijumpai di daerah berbukit yang dekat dengan sumber air. Badak sumatera sendiri merupakan hewan penjelajah dan bersifat soliter. Selain itu, badak sumatera senang sekali berkubang, setidaknya satu kali dalam sehari badak sumatera ini akan mencari kubangan untuk berendam.
Tak hanya badak, gajah sumatera juga dapat kamu temui di Taman Nasional Gunung Leuser. Sesuai dengan namanya, gajah sumatera hanya dapat hidup dan ditemukan di Sumatera.
Gajah sumatera sendiri bisa dikenal dengan ciri-ciri seperti, tinggi tubuh sekitar 2 hingga 3 meter dengan bobot 3 - 5 ton. Warna kulit gajah sumatera lebih terang jika dibandingkan dengan spesies gajah lainnya yang ada di Asia. Yang menjadikan gajah sumatera unik, yaitu adanya dua tonjolan pada bagian atas kepala.
Gajah sumatera hidup dengan mencari makan rumput-rumputan, daun, buah-buahan, hingga ranting. Memiliki sistem pencernaan yang tidak begitu baik, gajah sumatera bisa membuang kotoran atau feses setiap satu jam sekali.
Populasi gajah sumatera juga sama memprihatinkannya dengan hewan-hewan lainnya yang ada di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh. Gajah sumatera mengalami pengurangan populasi setiap tahunnya akibat adanya perburuan liar yang memperjual belikan gading gajah. Selain itu, habitatnya yang sudah kian berkurang juga menjadi salah satu faktor mengapa gajah sumatera kini semakin jarang ditemui.
Itulah beberapa hewan khas Aceh yang bisa kamu temui di Taman Nasional Gunung Leuser. Sayangnya, hewan-hewan tersebut saat ini sudah semakin jarang ditemui dan populasinya semakin kritis. Mari sama-sama kita jaga kelestarian flora dan fauna Indonesia, khususnya di daerah Aceh.
Jika tertarik untuk berkunjung ke Taman Nasional Gunung Leuser atau sekedar berkeliling Aceh, Anda bisa pesan tiket pesawat hingga penginapan melalui Traveloka App. Ada beragam tiket atraksi wisata yang juga bisa Anda dapatkan dengan mudah tanpa perlu mengantri.
Baca juga: Tempat Wisata Indah Ala Kota Takengon Aceh
Penginapan dan Hotel di Aceh
Cari Hotel di Aceh den...
Lihat Harga