Pernahkah kamu duduk di dekat jendela pesawat, memandangi awan yang berarak dan bertanya-tanya, berapa sebenarnya kecepatan pesawat terbang yang sedang kamu naiki? Bagi banyak orang, pertanyaan ini terasa sederhana, tapi jawabannya jauh lebih kompleks dan menarik.
Memahami kecepatan pesawat bukan hanya penting untuk menambah wawasan seputar dunia penerbangan, tetapi juga bisa membantumu membuat perencanaan perjalanan yang lebih realistis, terutama ketika memilih rute, maskapai, atau jenis pesawat yang akan digunakan. Simak fakta seputar kecepatan pesawat terbang, variasinya, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya lewat ulasan berikut ini!
Pesawat penumpang komersial modern, seperti Airbus A320 dan Boeing 737, memiliki kecepatan jelajah sekitar 850 hingga 900 kilometer per jam. Ini adalah kecepatan rata-rata ketika pesawat sudah berada di ketinggian optimal, sekitar 30.000 hingga 40.000 kaki di atas permukaan laut.
Namun, kecepatan ini tidak selalu konstan. Kecepatan saat lepas landas, saat mendaki, dan saat mendekati pendaratan akan jauh lebih rendah dibanding saat cruising. Bahkan dalam kondisi cuaca tertentu, kecepatan juga bisa dikurangi untuk alasan keselamatan.
Sebagai perbandingan, kecepatan mobil rata-rata di jalan tol adalah 100 km/jam, yang berarti saat kamu terbang, kamu bergerak sembilan kali lebih cepat daripada mobil di jalan darat.
Satu hal yang sering luput dari perhatian para pelancong adalah bahwa kecepatan pesawat terbang sangat bergantung pada jenis pesawat yang digunakan. Setiap tipe pesawat memiliki desain aerodinamis dan kekuatan mesin yang berbeda, sehingga memengaruhi seberapa cepat ia bisa menjelajah di udara.
Mon, 28 Jul 2025
Citilink
Jakarta (CGK) ke Singapore (SIN)
Mulai dari Rp 582.600
Wed, 16 Jul 2025
Jetstar Asia Airways
Jakarta (CGK) ke Singapore (SIN)
Mulai dari Rp 600.100
Mon, 28 Jul 2025
Scoot
Jakarta (CGK) ke Singapore (SIN)
Mulai dari Rp 630.016
Berikut ini beberapa contoh kecepatan rata-rata berdasarkan jenis pesawat:
Semakin besar, modern, dan aerodinamis pesawatnya, biasanya kecepatannya juga lebih tinggi. Jadi, meski jarak tempuhmu lebih jauh, kamu bisa tiba lebih cepat saat terbang dengan wide-body aircraft dibandingkan dengan pesawat bermesin baling-baling seperti ATR 72.
Tidak hanya jenis pesawat yang menentukan kecepatan pesawat terbang, tetapi juga faktor-faktor eksternal berikut ini:
Jet stream adalah arus angin kencang yang berada di ketinggian atmosfer sekitar 9.000–15.000 meter. Arus ini bergerak dari barat ke timur dengan kecepatan bisa mencapai lebih dari 160 km/jam. Jika pesawat terbang ke arah yang sama dengan jet stream, maka kecepatannya akan terbantu secara signifikan.
Contohnya, penerbangan dari New York ke London sering kali lebih cepat dibandingkan rute sebaliknya karena terbawa oleh jet stream. Sebaliknya, jika pesawat terbang melawan arah angin ini, maka akan mengalami hambatan dan durasi perjalanan bisa bertambah.
Tidak semua rute penerbangan berjalan dalam garis lurus dari titik A ke B. Maskapai dan pengatur lalu lintas udara (Air Traffic Control) kerap mengatur jalur udara berdasarkan kepadatan lalu lintas, kondisi cuaca, hingga zona larangan terbang (restricted areas).
Rute yang memutar atau melewati jalur alternatif bisa berdampak langsung terhadap kecepatan efektif pesawat, karena waktu tempuh menjadi lebih panjang meski kecepatan mesin tetap.
Bobot pesawat adalah faktor penting lainnya yang mempengaruhi performa dan kecepatan jelajah. Semakin berat pesawat akibat jumlah penumpang yang banyak, bagasi yang penuh, atau bahan bakar yang diisi penuh untuk penerbangan jauh, maka kecepatan bisa berkurang karena beban yang harus diangkat mesin lebih besar.
Pilot dan maskapai biasanya menyeimbangkan antara beban dan efisiensi agar pesawat tetap bisa mencapai kecepatan optimal tanpa mengorbankan keselamatan.
Kecepatan pesawat terbang juga bisa diatur secara sengaja oleh maskapai penerbangan. Dalam banyak kasus, pilot mengurangi kecepatan jelajah untuk menghemat bahan bakar. Praktik ini dikenal sebagai cost index optimization.
Menariknya, kecepatan pesawat terbang yang tinggi tidak selalu berbanding lurus dengan waktu tempuh total yang lebih singkat. Meski pesawat jet bisa melaju hampir 900 km/jam di udara, kamu tetap harus mempertimbangkan berbagai faktor non-teknis yang mempengaruhi durasi perjalanan, seperti:
Inilah alasan mengapa dua maskapai dengan rute dan jenis pesawat serupa bisa memiliki durasi penerbangan yang berbeda. Selain itu, strategi maskapai dalam memilih rute, kecepatan jelajah, hingga efisiensi bahan bakar juga mempengaruhi total waktu perjalananmu.
Pesawat supersonik Concorde memiliki kecepatan lebih dari 2.180 km/jam (Mach 2.04). Karena kecepatannya yang luar biasa, penumpang bisa tiba di New York dari London sebelum waktu keberangkatan mereka tercatat secara lokal. Ini terjadi karena perbedaan zona waktu dan kecepatan tinggi, seperti “time travel versi ringan”.
Jet stream, yaitu arus angin cepat di atmosfer atas, bisa membantu pesawat melaju lebih cepat dari biasanya. Misalnya, penerbangan dari Amerika ke Eropa bisa memakan waktu lebih singkat karena terbantu dorongan angin ini, tanpa tambahan bahan bakar!
Karena rotasi Bumi dan arah jet stream, penerbangan ke arah timur (seperti penerbangan dari Jakarta ke Tokyo) seringkali lebih singkat dibanding penerbangan ke arah barat dengan rute sama. Ini membuat kecepatan pesawat terbang terasa lebih tinggi tergantung arah terbangmu.
Banyak orang mengira pilot akan memacu pesawat sekencang mungkin. Faktanya, kecepatan jelajah biasanya disesuaikan untuk efisiensi bahan bakar. Terbang sedikit lebih lambat bisa menghemat jutaan dolar untuk maskapai dalam setahun.
Pesawat jet biasanya terbang di ketinggian sekitar 35.000 kaki karena di sana udara lebih tipis dan hambatan lebih kecil, memungkinkan pesawat mencapai kecepatan optimalnya. Semakin tinggi, makin hemat dan stabil kecepatannya.
Tahukah kamu bahwa rekor kecepatan pesawat terbang tercepat dalam sejarah dipegang oleh pesawat eksperimental NASA X-15, yang mampu terbang lebih dari 7.200 km/jam?
Walaupun kecepatan ekstrem seperti ini tidak digunakan untuk penerbangan komersial, tapi teknologi terus berkembang. Beberapa perusahaan kini sedang mengembangkan pesawat supersonik generasi baru, seperti Boom Supersonic, yang diklaim bisa membawa penumpang dari Tokyo ke Los Angeles hanya dalam waktu 6 jam saja.
Siapa tahu dalam 10–15 tahun ke depan, kamu bisa terbang dua kali lebih cepat dari sekarang!
Dengan memahami bagaimana kecepatan pesawat terbang bekerja, baik dari sisi teknis maupun faktor eksternal. kamu bisa menjadi penumpang yang lebih cerdas dan realistis saat merencanakan perjalanan. Kamu juga bisa menentukan pilihan berdasarkan jenis pesawat, durasi, dan kenyamanan yang kamu butuhkan.
Ingat, terbang bukan hanya soal tiba di tujuan dengan cepat, tapi juga bagaimana kamu bisa menikmati prosesnya.
Sudah siap menjelajahi langit dengan kecepatan tinggi? Unduh dan gunakan aplikasi Traveloka untuk memesan tiket pesawat, booking hotel, dan membeli tiket atraksi wisata favoritmu di seluruh dunia.
Dengan fitur pencarian mudah, promo menarik, dan pilihan lengkap, Traveloka membantumu merancang perjalanan yang tidak hanya cepat, tapi juga menyenangkan dan bebas repot.