Tidak hanya terkenal dengan kuliner Empal Gentongnya yang sedap dan enak, Kota Cirebon juga memiliki satu bangunan yang penuh dengan sejarah dan masih dirawat hingga kini, yaitu Keraton Kanoman.
Keraton ini merupakan warisan budaya dari Kerajaan Cirebon yang masih berdiri hingga saat ini. Dibangun oleh Pangeran Muhammad Badrudin Kertawijaya, atau dikenal sebagai Sultan Anom I, pada tahun 1678. Keraton Kanoman terletak tidak jauh dari Keraton Kasepuhan Cirebon.
Ngomong-ngomong soal sejarah, sejarah apa saja, sih, yang pernah terjadi di bangunan keraton ini? Lalu, daya pikat apa yang menarik para wisatawan untuk berkunjung? Traveloka punya jawabannya untuk semua pertanyaan-pertanyaanmu!
Hendra Sumatera / Shutterstock.com
Kompleks Keraton Kanoman menempati lahan seluas 6 hektar dengan banyak bangunan yang memiliki fungsi berbeda, seperti umumnya keraton. Di dalam kompleks ini tersimpan banyak barang bersejarah, termasuk kereta kencana bernama Jempana dan Paksi Naga Liman.
Sejarah Keraton Kanoman terkait erat dengan keruntuhan Keraton Cirebon pada tahun 1666. Saat itu, Pangeran Rasmi, menantu Sultan Amangkurat I dari Mataram, memerintah. Kesultanan Cirebon terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Kesultanan Kanoman, Kesultanan Kasepuhan, dan Panembahan Cirebon. Pangeran Muhammad Badrudin Kertawijaya mengambil alih Kesultanan Kanoman.
Pada tahun 1678, Pangeran Muhammad Badrudin Kertawijaya menjadi sultan pertama Kesultanan Kanoman. Keraton ini mengatur tata kota tradisional dengan tempat tinggal sultan, masjid agung, pasar, dan alun-alun. Untuk memisahkan tempat tinggal pribadi sultan dari masyarakat, dibangun bangunan serupa benteng. Sultan tinggal di Gedung Pedaleman sultan di bagian timur bangsal Kesatriyan dan Keputren.
Kesatriyan adalah tempat tinggal para putra sultan, sementara Keputren untuk para putri. Di sekitar area ini, terdapat Kebon Jimat sebagai pungkuran keraton dan Taman Kebon Raja di barat Mande Mastaka, sebuah ruang kecil yang berisi kursi gading yang hanya dikeluarkan sekali setahun. Ada juga Bale Paseban, tempat rakyat dan tamu menunggu untuk menghadap Sultan.
Keraton Kanoman terletak di Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat. Untuk mencapainya, pengunjung dapat menghabiskan waktu sekitar 25 menit naik becak atau sekitar 10 menit dengan kendaraan pribadi dari Terminal Harjamukti ke arah timur laut, juga sekitar 10 menit dari Stasiun Kereta Api Kejaksan.
Berencana datang ke Keraton Kanoman Cirebon? Kamu bisa menikmati berbagai daya tarik budaya yang unik saat berkunjung ke Keraton Kandoman Cirebon.
Di Keraton Kanoman, terdapat beberapa pintu masuk yang disebut lawang dalam bahasa Jawa, masing-masing dengan nama dan filosofi yang berbeda. Berikut adalah beberapa lawang masuk yang ada:
Setiap lawang memiliki maksud dan filosofi tersendiri, serta mengarahkan pengunjung ke berbagai area yang memiliki fungsi dan makna berbeda di dalam kompleks Keraton Kanoman.
Di Keraton Kanoman, terdapat area yang disebut Sanggar Kemuning, tempat di mana para putri keraton sering melakukan latihan menari. Sanggar Kemuning memiliki halaman yang luas, ideal untuk kegiatan latihan menari. Pengunjung yang beruntung bisa melihat langsung para putri sedang berlatih menari di tempat ini.
Di Keraton Kanoman, terdapat beberapa bangunan penting seperti Bale Manguntur dan Paseban.
Kedua bangunan ini memiliki peran yang penting dalam tatanan kehidupan sosial dan politik di Keraton Kanoman, mencerminkan hierarki dan tradisi dalam kerajaan tersebut.
Di Keraton Kanoman, terdapat dua tempat bernama Mande Pancaratna dan Pancaniti yang memiliki makna sebagai prajurit yang berjaga. Kedua tempat ini memiliki reputasi misterius dan hanya boleh dimasuki oleh orang-orang tertentu. Pengunjung tidak diperkenankan masuk ke dalamnya, namun mereka masih dapat melihat dari luar.
Keberadaan Mande Pancaratna dan Pancaniti menambah daya tarik tersendiri bagi pengunjung karena nuansa misterius dan keunikan yang dimilikinya dalam konteks budaya dan sejarah Keraton Kanoman.
Di Keraton Kanoman, terdapat Gedung Pusaka dan Patung Harimau yang menjadi bagian dari daya tarik bagi pengunjung.
Banyak pengunjung merasa belum lengkap pengalaman kunjungannya ke Kanoman jika belum mengabadikan momen di depan patung harimau ini.
Gedung ini tidak hanya menyimpan warisan fisik, tetapi juga merupakan bagian penting dari warisan budaya Keraton Kanoman yang harus dilestarikan dan dijaga.
Kombinasi antara patung harimau yang mencolok dan Gedung Pusaka yang kaya akan sejarah menjadikan dua tempat ini sebagai tujuan utama bagi wisatawan yang tertarik dengan budaya dan sejarah di Jawa Barat.
Di Keraton Kanoman, terdapat tujuh sumur yang diyakini memiliki keberkahan dan keistimewaan tersendiri.
Ketujuh sumur ini terletak di Kebon Jimat, sebuah area yang dianggap sakral dan suci serta merupakan privasi keluarga keraton.
Ketujuh sumur ini menjadi bagian dari kepercayaan dan warisan budaya Keraton Kanoman dan beberapa di antaranya hanya dapat dilihat pada hari-hari tertentu atau diizinkan untuk dikunjungi dengan aturan tertentu, menambah kesakralan dan keunikannya sebagai bagian dari kompleks keraton yang bersejarah ini.
Penginapan dan Hotel di Cirebon
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga
Saat berkunjung ke Kota Cirebon, tidak ada salahnya untuk mampir ke Keraton Kanoman yang kental akan budaya Islam, Jawa, dan juga sejarah sebelum Indonesia merdeka.
Kamu bisa dengan mudah berkeliling ke beberapa kota di Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan Traveloka sebagai teman berpergianmu. Karena hanya di Traveloka, kamu bisa booking tiket pesawat secara cepat dan mudah, booking hotel atau penginapan yang dekat dengan tempat wisatwa, dan juga memesan mobil rental agar perjalananmu semakin mudah!
Tags:
keraton kanoman cirebon