Kota Palopo, terletak di pesisir utara Sulawesi Selatan, bukan hanya dikenal karena keindahan alam serta sejarah kebudayaannya. Di balik ketenangannya, kota ini menyimpan kekayaan kuliner unik, kuat, hingga sarat makna budaya. Bagi kamu yang sedang merencanakan liburan atau petualangan kuliner, makanan khas Palopo bisa menjadi alasan tersendiri untuk singgah.

Setiap daerah di Indonesia punya identitas kuliner yang mencerminkan gaya hidup, tradisi, hingga hasil alamnya. Begitu pula dengan kuliner khas Palopo, yang menggabungkan hasil laut, sagu, sayuran segar, dan racikan bumbu tradisional khas Sulawesi. Bukan hanya menggoyang lidah, makanan-makanan ini juga menghidupkan cerita hingga nilai-nilai lokal menarik untuk diselami.

Baca juga: 7 Kuliner Khas Indonesia Bercita Rasa Mendunia

Inilah rekomendasi makanan khas Palopo yang wajib kamu cicipi jika berkunjung ke Sulawesi Selatan. Setiap hidangan bukan hanya sekadar santapan, tapi juga bentuk kearifan lokal yang diwariskan lintas generasi.

Makanan ikonik ini berasal dari tradisi makan masyarakat Luwu yang sudah turun-temurun. Kapurung berbahan dasar sagu yang dimasak hingga kenyal lalu dibentuk bola-bola kecil. Kuahnya khas: asam segar dari jeruk nipis atau tomat, dipadu dengan pedasnya cabai dan gurihnya kaldu ikan. Tak hanya enak, kapurung juga bergizi karena diperkaya sayuran lokal seperti jantung pisang, kacang panjang, hingga bayam. Ini adalah bentuk nyata dari local wisdom dalam menyusun makanan sehat dari hasil alam sekitar.

Bagea adalah kue tradisional berbahan dasar tepung sagu yang identik dengan tekstur keras di luar namun rapuh saat digigit. Campuran gula, kayu manis, dan kadang kacang kenari di dalamnya memberikan rasa manis ringan dan aroma rempah khas. Di Palopo, bagea biasa dinikmati sebagai camilan sore hari bersama teh panas. Selain tahan lama, kue ini juga sering dijadikan oleh-oleh karena mudah dibawa serta menjadi simbol cita rasa makanan khas Palopo.

Hidangan ini memperlihatkan teknik pengawetan alami dan pencampuran rasa dalam budaya kuliner Palopo. Ikan mentah segar (umumnya tongkol atau cakalang) direndam dalam air jeruk nipis hingga matang secara kimiawi, lalu dicampur dengan kelapa sangrai, daun kemangi, serta cabe rawit. Rasanya segar, sedikit pedas, dan gurih dengan tekstur renyah dari kelapa. Lawa’ menjadi bagian penting dalam ritual adat atau acara penting masyarakat setempat.

Kudapan khas ini tampil sederhana tapi menyimpan rasa otentik. Dibuat dari sagu kasar yang dicampur kelapa parut, dibakar hingga kering di atas tungku atau loyang tradisional. Dange punya rasa gurih alami serta tekstur renyah, dan sering dinikmati sebagai camilan sore. Karena berbahan dasar sagu, dange juga menjadi simbol ketergantungan masyarakat Palopo terhadap bahan lokal non-beras.

Baca juga: 10 Kuliner Unik di Indonesia yang Wajib Kamu Coba

Sinole merupakan bubur tradisional berbahan dasar sagu yang diolah bersama kelapa parut dan sedikit gula merah. Teksturnya lembut namun padat, memberikan sensasi kenyang yang bertahan lama. Meski sederhana, sinole adalah makanan khas Palopo yang punya nilai historis, karena dulu menjadi sumber pangan utama saat beras sulit diakses. Kini, sinole kembali populer sebagai menu sarapan sehat kaya serat serta cocok untuk kamu yang ingin mencicipi rasa asli tanah Luwu.

Barobbo bukan sekadar bubur jagung biasa, kuliner ini adalah salah satu makanan khas Palopo paling menonjol dari segi keunikan bahan dan teknik pengolahannya. Jagung pipil direbus perlahan bersama sayuran seperti bayam, daun kelor, dan kadang labu parang. Untuk tambahan protein, masyarakat lokal sering menambahkan suwiran ayam kampung, potongan ikan laut, atau udang segar. Tekstur barobbo yang sedikit kasar justru membuatnya terasa lebih alami dan mengenyangkan. Kandungan gizinya tinggi membuatnya sangat cocok untuk mengawali hari dengan sarapan sehat khas ala Luwu Raya.

Baca juga: Mencicipi Ragam Kue Tradisional Indonesia yang Paling Populer

Parede adalah sajian sup ikan khas Luwu yang terkenal akan kesegaran kuahnya. Menggunakan ikan laut seperti kakap atau bandeng, hidangan ini dimasak dengan bumbu minimalis, hanya tomat, jeruk nipis, cabai rawit, dan daun kemangi, namun dapat menciptakan cita rasa luar biasa segar. Cocok disantap dalam kondisi hangat bersama nasi putih. Rasa asam-gurihnya berpadu sempurna dengan aroma herbal, menjadikan parede salah satu kuliner khas Palopo yang wajib kamu cicipi langsung dari sumbernya.

Jika kamu mencari makanan khas Palopo kaya akan rasa dan rempah, Nasu Cemba adalah jawabannya. Daging sapi atau kerbau dipotong besar, lalu dimasak dengan racikan bumbu tradisional seperti cabai, bawang, kemiri, serta daun salam. Proses memasaknya perlahan dengan api kecil memungkinkan bumbu meresap sempurna ke dalam daging, menghasilkan cita rasa pedas, gurih, dan smoky. Hidangan ini sering muncul dalam pesta adat, syukuran, atau hari-hari besar. Nasu Cemba menunjukkan pengaruh budaya Bugis dan Toraja yang menyatu dalam satu sajian penuh makna.

Baca juga: 12 Sajian Nasi Khas Indonesia dari berbagai Daerah di Nusantara

Kue baje atau bajabu adalah pilihan tepat untuk kamu yang ingin mencicipi jajanan manis khas Palopo. Terbuat dari ketan hitam atau putih yang dimasak dengan gula merah dan parutan kelapa, lalu dibungkus rapi dengan daun pisang berbentuk segitiga. Rasanya manis legit, teksturnya lengket namun lembut, sangat cocok sebagai camilan di waktu santai. Karena tahan lama, kue baje juga sering dijadikan oleh-oleh khas dari Palopo. Jajanan ini mencerminkan bagaimana bahan-bahan sederhana bisa menjadi sajian khas nan istimewa.

Songkolo adalah nasi ketan kukus khas Sulawesi Selatan, dan versi Palopo punya sentuhan lokal yang khas. Biasanya disajikan dengan parutan kelapa sangrai (serundeng), ikan asin goreng, serta sambal terasi yang pedas menyengat. Tekstur ketan yang pulen berpadu dengan rasa gurih dan asin membuat hidangan ini sederhana namun memuaskan. Di banyak rumah di Palopo, songkolo sering dijadikan menu sarapan, bekal ke ladang, atau suguhan di acara keluarga. Hidangan ini mencerminkan kekuatan kuliner rakyat yang tetap bertahan di tengah gempuran makanan modern.

Melalui deretan makanan khas Palopo ini, kamu tak hanya mencicipi kelezatan cita rasa lokal, tapi juga ikut menyelami warisan budaya yang masih hidup dalam keseharian masyarakat. Setiap hidangan bercerita tentang alam, tradisi, dan kearifan lokal yang sudah dijaga selama berabad-abad.

Ciri utama dari makanan khas Palopo adalah penggunaan bahan lokal dan cara pengolahan yang masih mempertahankan metode tradisional. Misalnya, penggunaan sagu sebagai bahan pokok merupakan warisan budaya dari masyarakat Luwu yang sudah berlangsung ratusan tahun. Begitu juga dengan lauk-pauk seperti ikan laut dan kelapa menjadi bahan dasar banyak masakan di sini.

Hal yang membuat makanan tradisional Palopo begitu istimewa adalah suasana tempat makannya. Banyak warung atau rumah makan lokal menyajikan hidangan ini dengan cita rasa asli serta harga terjangkau. Makan kapurung sambil duduk di saung bambu menghadap laut atau sungai bisa jadi pengalaman tak bisa kamu dapatkan di tempat lain.

Baca juga: Ragam Minuman Tradisional Khas Indonesia

Sudah tergoda untuk menyusuri kekayaan rasa dari Palopo? Dari sajian ikonik seperti kapurung hingga camilan manis seperti kue baje, setiap hidangan menyimpan cerita budaya yang patut kamu rasakan langsung di tempat asalnya. Tak perlu bingung soal persiapan perjalanan, semuanya bisa kamu atur dengan praktis lewat aplikasi Traveloka.

Mulai dari tiket pesawat menuju Makassar, lanjutkan perjalanan darat ke Palopo, pilih penginapan nyaman di tengah kota, hingga pesan tiket atraksi seru seperti Air Terjun Latuppa atau Pantai Labombo, semua cukup dalam satu aplikasi praktis dan terpercaya.

Jadi, tunggu apa lagi? Waktunya kamu rencanakan perjalanan kuliner ke jantung Luwu Raya dan rasakan langsung kelezatan otentik makanan khas Palopo, kaya karakter, serta hanya bisa kamu temukan di sini. Percayalah, pengalaman rasa ini akan jadi salah satu momen paling berkesan dalam petualangan kulinermu di Indonesia.