7 Masjid Tertua di Jakarta yang Menyimpan Sejarah 

Mas Bellboy
20 Apr 2025 - Waktu baca 4 menit

Sebagai kota metropolitan, siapa sangka jika Jakarta juga menyimpan banyak hidden gem sebagai destinasi wisata religi. Ada sederet masjid tertua di Jakarta yang bisa kamu kunjungi di akhir pekan agar lebih bermakna.

Tak perlu jauh-jauh ke luar kota, wisatawan yang berdomisili di Jabodetabek bisa mengunjungi masjid-masjid tertua di Jakarta dengan mudah. Beberapa di antaranya juga terletak cukup dekat sehingga bisa dikunjungi sekaligus dalam satu hari.

Mengunjungi masjid tertua di Jakarta tak hanya membuat wisatawan lebih dekat dengan agama Islam tapi juga mempelajari sejarah perkembangan agama Islam di Jakarta. Yuk, simak informasi lengkap tentang masjid-masjid tersebut.

Daftar Masjid Tertua di Jakarta

Berikut ini daftar masjid tertua di Jakarta yang menyimpan sejarah unik dengan arsitektur yang tak kalah menarik.

1. Masjid Al Alam Marunda

Area Cilincing, Jakarta Utara menyimpad masjid bersejarah yaitu Masjid Al Alam Marunda. Bangunan yang didirikan pada abad ke-16 ini terletak di kawasan pesisir Marunda. Sejarah menyatakan jika Masjid Al Alam Marunda berdiri bertepatan dengan masuknya Pasukan Mataram yang dipimpin Adipati Bahurekso bersama dengan Pangeran Fatahillah untuk menyerang Batavia yang saat itu dikuasai oleh pasukan Portugis.

Sekilas masjid dengan tampilan sederhana ini tak tampak seperti masjid pada umumnya yang memiliki ciri khas kubah dan gerbang melengkung. Arsitektur masjid ini dipengaruhi oleh 4 budaya, yaitu Jawa, China, Betawi, dan Eropa. Atap lancipnya terinspirasi dari bangunan Jawa, lalu sisi atapnya sendiri mengambil dari budaya China. Sementara tiang masjid mengambil inspirasi dari budaya Eropa dan jendela serta pintu mengambil dari budaya Betawi.

2. Masjid Jami Assalafiyah

Masjid yang ada di Jl. Jatinegara Kaum No.49, Jakarta Timur ini punya sejarah yang unik, loh. Masjid Jami Assalafiyah awalnya didirikan untuk mengumpulkan jawara dan ulama untuk melawan penjajah Belanda dan menyebarkan agama Islam di wilayah Sunda Kelapa. Masjid ini didirikan pada tahun 1620 M oleh pahlawan nasional Pangeran Jayakarta dan pengunjung juga bisa berkunjung ke makam Pangeran Jayakarta yang lokasinya persis di samping masjid.

Masjid ini punya eksterior yang cukup megah karena sudah berkali-kali direnovasi. Walau begitu beberapa bagian tetap dibiarkan sama. Salah satunya adalah bagian empat pilar masjid yang dibuat dari kayu jati asli, yang disebut sebagai ‘Saka Guru’. Untuk datang ke sini gratis, kok. Usahakan untuk mengenakan busana yang sopan, ya.

3. Masjid Jami Al-Khairaat

Selain Masjid Jami Assalafiyah, Jakarta Timur juga memiliki satu lagi masjid tertua di Jakarta yang dibangun pada abad ke-16. Masjid Jami Al-Khairaat kabarnya dibangun oleh warga asli Betawi bernama Dato' Kudul dan Dato' Dji'in, keduanya dimakamkan di area makan keluarga yang letaknya dekat dari masjid. Saat dibangun pertama kali, namanya adalah Masjid Hutan Condet karena kawasan tersebut masih dipenuhi hutan.

Mungkin karena itu pula masjid ini dulu sangat sederhana dan dibangun dengan kayu nangka. Namun, berbagai renovasi dilakukan dan kini masjid tersebut cukup besar dengan interior marmer serba hijau. Pada bagian atap masjid terdapat satu buah kubah besar dan satu menara. Bahkan yang terletak di Jl Raya Condet, Batu Ampar, ini bisa menampung ibadah untuk dua ribu umat.

4. Masjid Raya Al Arif Jagal Senen

Pindah sedikit ke area Jakarta Pusat, ada Masjid Raya Al Arif Jagal Senen. Masjid ini didirikan oleh seorang pedagang dari Bugis, Upu Daeng Arifuddin, sekitar tahun 1695. Sebenarnya nama masjid ini adalah Al Arif tapi juga dikenal dengan nama Masjid Jagal dan letaknya ada di kawasan Senen. Ada hal unik dari pemberian nama Jagal karena masjid ini memang dibangun di tengah-tengah pemukiman para tukang jagal hewan ternak di pasar.

Dari segi arsitektur, masjid ini terinspirasi model arsitektur campuran Jawa, kcolonial Belanda, dan Timur Tengah (Arab). Namun unsur yang paling dominan adalah Jawa yang tampil dalam wudjud atap tumpeng dua. Di dalam masjid ada empat pilar berwarna emas. Sementara di bagian belakang masjid terdapat makam Upu Daeng Arifuddin.

5. Masjid Jami Al-Barkah

Kawasan Kemang Utara di Jakarta Selatan juga punya masjid tertua di Jakarta, loh. Masjid Jami Al-Barkah didirikan pada tahun 1818 oleh Guru Sinin. Diyakini Guru Sinin adalah salah satu wali yang berasal dari Banten. Salah satu keunikan yang dimiliki masjid ini, yakni di bagian belakang, di sisi barat bangunan, terdapat beberapa makam tua. Di salah satu makam ini bersemayam jasad Guru Sinin yang wafat tahun 1920.

Masjid ini dulu dibangun dengan sederhana menggunakan batang pohon kelapa dan atap rumbia. Kini masjid tersebut sudah direnovasi dan menjadi modern. Masjid ini cukup besar dengan dominasi warna putih dan hijau, serta menjadi salah satu tempat ibadah umat Islam di areanya.

6. Masjid Al Alam Cilincing

Masjid Al-Alam di Cilincing, Jakarta Utara, ini sekilas bangunannya sederhana dan lokasinya yang terbilang jauh dari pusat kota. Masjid yang terletak di di daerah Cilincing Lama ini bahkan konon disebut sebagai yang tertua di Jakarta. Namun, beberapa bukti sejarah tidak mencatat masa pembangunannya. Meski begitu, masyarakat sekitar meyakini jika masjid ini dibangun sekitar abad ke-17 oleh Sultan Fatahillah.

Dari luar, masjid dengan dominasi warna putih dan merah ini terlihat bersahaja. Bangunannya memiliki atap masjid berbentuk limas yang seperti mahkota raja. Bangunan masjid ini tidak mempunyai plafon, pada bagian dalam atap yang miring dilapis dengan anyaman bambu, dan bagian luar atapnya terbuat dari genteng berbentuk Iimas dan tumpang dua.

Masjid ini cukup mudah dicapai dengan transportasi umum dan juga kendaraan pribadi. Terdapat area parkir yang cukup luas sehingga memudahkan pengunjung untuk parkir mobil dan juga motor. Sebaiknya mengunjungi masjid ini di akhir pekan sehingga waktu yang digunakan lebih santai.

7. Masjid Jami Angke

Masjid Jami Angke yang terletak di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Jakarta. Namanya lainnya adalah Masjid Jami Al Anwar. Masjid ini cukup tersembunyi karena ada di tengah permukiman penduduk Tambora yang padat.

Tambora yang dikenal sebagai kawasan terpadat di Jakarta memang memiliki banyak jalan sempit, yang mungkin menjadi tantangan saat pengunjung ingin datang ke Masjid Jami Angke. Masjid ini dibangun pada tahun 1761, saat masa kepemimpinan Pangeran Tubagus Angke atau lebih dikenal dengan Pangeran Jayakarta II.

Walau tampak mungil, arsitektur masjid ini cukup unik. Perpaduan akulturasi budaya dapat ditemui pada detail ornamen di masjid ini seperti, pintu yang bergaya Jawa dan pintu hias yang dipengaruhi unsur China. Sementara bentuk teralis dan jendela mengadopsi gaya Belanda. Uniknya Mihrab atau tempat imam pada masjid ini mengambil gaya Arab atau Maroko, serta mimbar yang mengambil sentuhan Eropa dan Tionghoa.

Apapun destinasi masjid tertua di Jakarta yang kamu ingin kunjungi, rencanakan dengan Traveloka. Mengunjungi masjid tertua di Jakarta semakin mudah dan nyaman dengan pilihan akomodasi dan transportasi yang bisa dipesan dari jauh-jauh hari.

Di Traveloka kamu bisa mewujudkan liburan impian dengan mudah. Mulai dari memesan hotel hingga memesan tiket pesawat, kereta, bus dan shuttle. Ada juga berbagai promo menarik seperti kode kupon dan promo bank yang bisa membuat kamu mendapatkan potongan harga yang cukup besar. Tunggu apa lagi, segera booking perjalanan kamu di Traveloka!

Hotel Terbaik di Jakarta

Pesan Hotel di Travelo...

Lihat Harga

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan