Sejarah Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Kekayaan Bahari di Barat Papua 

Mengenal Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Kekayaan Bahari di Barat Papua
Mas Bellboy
07 Mar 2021 - Waktu baca 4 menit

Ada banyak hal yang menarik dari pulau Papua, termasuk sejarah Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Berbagai potensi dan keindahan dari Taman Nasional Cendrawasih kini bisa dinikmati, mulai dari biota bawah laut dan juga fauna lainnya. Tak heran jika keindahannya itu sering menjadi incaran untuk para turis lokal dan internasional. Luas wilayah taman nasional ini sendiri menjadi yang terluas di antara taman nasional perairan laut di Indonesia lainnya. Sebenarnya, bagaimana lokasinya menjadi taman nasional terbesar dan sejarah lengkapnya? Simak selengkapnya di bawah ini.

Sejarah Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Taman Nasional Teluk Cendrawasih - Taman Nasional di Indonesia

Taman Nasional Teluk Cendrawasih | Sumber gambar: Wikipedia

Sebagai negara kepulauan yang terbesar di dunia, Indonesia memiliki berbagai jenis wisata alam termasuk wisata laut. Di Jawa yang kita ketahui ada Karimun Jawa, di Sulawesi ada Taman Nasional Wakatobi, sementara di Papua ada Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Taman ini memang tidak bisa disamakan dengan wisata Raja Ampat, tetapi keindahannya tak kalah menawan darinya.

Taman Nasional Teluk Cendrawasih berlokasi di antara tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Teluk Wondama, dan Kabupaten Nabire. Hal itu menjadikannya salah satu taman nasional terbesar di Indonesia dengan total luas mencapai hampir 1,5 juta hektare. Taman Nasional Teluk Cendrawasih juga menjadi rumah untuk berbagai ekosistem laut sampai dengan flora fauna yang hingga kini masih diidentifikasi.

Kawasannya membentang dari rangkaian Kepulauan Auri dari arah timur Tanjung Kwatisore di sebelah selatan sampai ke utara Pulau Rumberpon. Termasuk di dalamnya terdapat 500 km garis pantai Pulau Induk Papua dengan terumbu karang dari ke-18 pulau. Ke-18 pulau itu adalah Pulau Nuburi, Pepaya, Nutabari, Kumbur, Anggromeos, Kabuoi, Rorado, Kuwom, Matas, Rouw, Iwaru, Rumarakon, Nusambier, Maransabadi, Nukup, Paison, Numerai, dan Wairundi.

Dibandingkan dengan taman nasional lainnya, Teluk Cendrawasih memang sudah cukup lama keberadaannya. Taman nasional ini ditetapkan sekitar 18 tahun lal melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 8009/Kpts-II/2002 pada tanggal 29 Agustus 2002. Setelah itu, perlahan Taman Nasional Teluk Cendrawasih menjadi destinasi wisata bagi wisatawan lokal dan meningkat setiap tahunnya.

Daya Pikat Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Sebagai Taman Nasional dengan wilayah perairan terluas di Indonesia, Teluk Cendrawasih menjadi rumah bagi banyak flora dan fauna. Keberadaannya juga memiliki berbagai daya tarik tersendiri yang memikat para wisatawan.

Hiu paus

Memiliki nama latin Rhincodon Typus, hiu paus merupakan spesies hiu terbesar yang ada di dunia. Meski hiu ini hanya memakan plankton, tetapi pertumbuhannya bisa mencapai sepanjang 18 meter. Di Indonesia, raksasa laut ii hanya bisa ditemukan di tiga lokasi yakni Kepulauan Derawan Kalimantan, Gorontalo, dan Teluk Cendrawasih.

Oleh karena keberadaan hiu paus ini, berbagai pihak turut memberikan sumbangsih untuk menjaga kelestariannya. Adapun Desa Kwatisore yang ada di Taman Nasional Teluk Cendrawasih lah yang menjadi lokasi penelitian hiu paus sejak lama. Keberadaan hewan laut satu ini juga menjadi teman nelayan dan wisatawan, mereka bisa berinteraksi dengan jarak dekat.

Penyu
Taman Nasional Teluk Cendrawasih juga terkenal dengan kekayaan spesies penyu. Bahkan di beberapa lokasi taman nasional ini menjadi tempat penyu untuk bertelur. Penyu yang ada di sana antara lain adalah penyu hijau, penyu belimbing, penyu sisik, dan penyu lekang.
Flora fauna eksotis

Selain hiu paus yang menjadi primadona Teluk Cendrawasih, ada pula beragam flora fauna yang eksotis. Terdapat lebih dari 200 jenis ikan dan 30 burung yang berhabitat di Taman Nasional Teluk Cendrawasih, termasuk burung cendrawasih dan penyu yang dilindungi.

Spesies bawah laut

Spesies bawah laut di taman nasional yang ada di Papua ini juga terus berkembang. Menurut survei tahun 2006, hewan karang yang ada di Taman Nasional Teluk Cendrawasih ada 506. Sementara survei keanekaragaman karang yang ada di sana berjumlah 178 jenis, jauh lebih unggul dari Raja Ampat yang hanya 131 jenis karang.

Wisata budaya dan sejarah

Luas lautan di Teluk Cendrawasih memang mencapai 90 persennya sendiri. Namun, mereka juga menawarkan wisata sejarah dan budaya, tepatnya di Pulau Misowaar dan Pulau Roon.

Di Pulau Misowaar, Anda bisa berkunjung ke gua yang sudah ada sejak zaman purbakala dan merupakan peninggalan etnis Wandau. Gua tersebut memiliki kedalaman air sampai 100 meter. Sementara itu di Pulau Roo, ada wisata peninggalan zaman kolonial termasuk gereja tua yang memiliki Alkitab yang sudah ada sejak 1898.

Hotel Raja Ampat

7.6/10

Jalan Fundar Sakela, Raja Ampat, Waisai, Sorong

Rp 718.740

Rp 539.055

Zona Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Luasnya Taman Nasional Teluk Cendrawasih membuatnya dikelola dengan sistem zonasi. Pembagian zona atau kawasan itu terbagi menjadi berikut ini.

Zona Inti
Zona pertama ini memiliki perlindungan yang ketat karena berfungsi melindungi jenis flora dan fauna yang berspesies langka atau terancam punah. Habitat yang ada di zona ini juga lemah terhadap gangguan sehingga digunakan untuk melindungi perkembangbiakannya.
Zona Pelindung
Selanjutnya zona pelindung berfungsi untuk mengelilingi zona inti. Tempat ini menjadi penyangga dari kegiatan di zona-zona lainnya sehingga tidak berdampak langsung pada zona inti.
Zona Pemanfaatan Terbatas

Zona ini digunakan untuk memanfaatkan sumberdaya alam oleh penduduk setempat secara tradisional. Baik untuk kepentingan hidup sehari-hari maupun oleh pengunjung dengan pembatasan tertentu. Syaratnya adalah tidak merusak habitat atau mengambil jenis yang terlindungi.

Zona Penyangga

Merupakan daerah di luar zona di atas yang diperuntukkan untuk pengamanan dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Akses Menuju Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Jika ingin menikmati keindahan Taman Nasional Teluk Cendrawasih, jangan lupa untuk membawa daftar tempat yang akan dikunjungi. Perbekalan pun perlu disiapkan dengan matang karena medan yang sangat luas. Anda juga harus mengetahui cara untuk sampai di taman nasional yang ada di Papua Barat ini.

Jika Anda berasal dari Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, maka moda transportasi yang paling tepat adalah pesawat. Ada dua titik masuk menuju Taman Nasional Teluk Cendrawasih, yakni dari Nabire dan Manokwari. Anda bisa memilih penerbangan dari kota keberangkatan menuju Bandar Udara Douw Aturure di Nabire atau Bandar Udara Redani di Manokwari.

Namun jika Anda berasal dari pulau sulawesi, ada pilihan moda transportasi lain yakni kapal. Anda bisa memilih pelabuhan di kota Manokwari atau Nabire, lalu melanjutkan perjalanan dengan long boat berdurasi 6 jam ke pulau Rumberpon yang ada di Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Setelah sampai di papua, Anda bisa memilih jalur darat dengan kota tujuan Manokwari sebelum berlanjut menyewa perahu selama 2,5 jam.

Supaya perjalananmu makin mudah,percayakan semuanya pada Traveloka. Anda bisa memilih transportasi yang paling nyaman sampai dengan akomodasi di tempat tujuan dengan lebih nyaman dan praktis. Tersedia pula berbagai promo menarik yang bisa dipantau melalui aplikasi Traveloka. Tunggu apalagi, jelajahi sejarah Taman Nasional Teluk Cendrawasih dan pesan tiket perjalananmu di Traveloka sekarang, ya!

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan