Museum merupakan tempat penting untuk menyimpan, merawat, dan memamerkan warisan seperti budaya, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Setiap koleksi yang dipamerkan tersimpan jejak peradaban manusia, cerita, nilai serta pelajaran untuk generasi mendatang.
Berwisata ke Museum Pos Indonesia dapat menjadi wisata edukasi yang menyenangkan. Selain menambah wawasan, kamu juga bisa menikmati suasana yang nyaman, spot foto, dan cerita-cerita menarik dari masa lalu.
Lewat ribuan koleksi perangko, alat pos kuno, hingga miniatur kendaraan pos yang semuanya tersimpan rapi di museum ini, artikel ini akan membahas secara tuntas tentang Museum Pos Indonesia.
Museum Pos Indonesia adalah tempat bersejarah yang memegang peranan penting dalam perjalanan komunikasi di Indonesia. Berlokasi di Bandung, museum ini telah hadir sejak masa Hindia Belanda dengan nama Museum PTT (Pos Telegrap dan Telepon).
Dibuka pertama kali pada tahun 1931, museum yang terletak di kawasan Gedung Sate menyimpan beragam koleksi yang menggambarkan perkembangan dunia perposan di Indonesia dari masa kolonial hingga era modern.
Keadaannya yang kurang terawat selama Perang Dunia ke-II, menyebabkan museum ini kurang terurus sebagaimana mestinya, bahkan nyaris terlupakan.
Namun pada tanggal 18 Desember 1980 oleh Direksi Perum Pos dan Giro dibentuklah Panitia Persiapan Pendirian Museum Pos dan Giro dengan tugas utama melakukan inventarisasi dan mengumpulkan benda-benda bersejarah yang layak untuk dijadikan koleksi museum.
Tiga tahun kemudian pada tanggal 27 September 1983 bertepatan dengan Hari Bakti Postel ke 38, Museum Pos dan Giro diresmikan oleh Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, Achmad Tahir.
Sejak tahun 2013, Museum Pos Indonesia telah dilengkapi dengan perangkat Win Audio Tour Guide. Dengan menekan tombol angka yang sesuai dengan nomor objek pamer, pengunjung dapat mendengarkan penjelasan audio secara langsung. Saat ini di Museum Pos Indonesia terdapat 50 objek audio guide, dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Museum Pos Indonesia terletak di Jalan Cilaki No. 73, tepat di sayap kanan bawah Gedung Pusat PTT, sebelah selatan Gedung Sate. Museum ini mudah dicapai dari stasiun atau titik halte utama di Bandung.
Bila berangkat dengan kendaraan umum, pilih bus jalur 05, 10, 17, 18, atau TMB K3 kemudian turun di halte Lapangan Gasibu, lalu jalan sekitar 2–3 menit ke arah museum.
Bagi wisatawan dari luar kota/yang membawa kendaraan pribadi, kamu bisa menggunakan aplikasi Google Maps dan cukup mengetik “Museum Pos Indonesia”. Aplikasinya akan menunjukkan lokasi dan rute tercepat dari hotel atau penginapan kamu.
Opsi naik ojek online juga patut dipertimbangkan, agar kamu tidak tersesat dan kerepotan mencari parkir.
Untuk mengunjungi museum ini, pengunjung tidak dipungut biaya masuk alias gratis.
Museum Pos Indonesia memiliki daya tarik yang menjadi ciri khas menarik bagi pecinta sejarah dan budaya. Berikut adalah beberapa daya tarik utama di Museum Pos Indonesia, yaitu:
Salah satu daya tarik utama museum ini adalah koleksi perangkonya yang sangat banyak dan variatif. Jutaan koleksi perangko dari berbagai era dan negara dipamerkan dengan rapi, termasuk perangko-perangko langka yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Museum ini juga menyajikan beragam alat dan perlengkapan pos tempo dulu, seperti timbangan surat, peti besi, mesin stempel, hingga sepeda dan motor pengantar surat zaman kolonial.
Bangunan bergaya klasik peninggalan kolonial dengan pencahayaan alami membuat setiap sudutnya menarik untuk diabadikan. Arsitektur gedung ini dirancang oleh Ir. J. Berger dan Leutdsgebouwdienst, dengan tampilan yang terinspirasi gaya Renaissance dan ciri khas arsitektur Italia. Museum Pos Indonesia menjadi spot foto yang menarik.
Museum ini juga dilengkapi panel-panel informasi visual seperti peta jalur pos zaman dahulu, infografis perkembangan pos Indonesia, serta dokumentasi foto-foto langka dari masa kolonial hingga kemerdekaan.
Mengunjungi Museum Pos Indonesia bukan hanya sekadar melihat benda bersejarah. Bagi penggemar filateli atau koleksi perangko, maupun pengunjung umum, ini adalah kesempatan untuk melihat dan belajar soal sejarah dan perjalanan komunikasi dalam bentuk visual yang indah dan mudah dipahami.
Pengalaman berkeliling museum semakin menyenangkan dengan adanya Win Audio Tour Guide, sebuah perangkat panduan suara yang memungkinkan pengunjung mendengarkan informasi setiap koleksi hanya dengan menekan tombol angka sesuai objek pamer. Teknologi ini membuat aktivitas tur menjadi lebih mandiri, interaktif, dan tetap edukatif.
Suasana museum yang ramah anak dan penyampaian informasi yang ringan membuat kegiatan seperti tur berpemandu, kuis sejarah, serta pengalaman belajar sejarah menjadi menyenangkan dan menarik untuk keluarga.
Dengan beragam aktivitas yang ada di Museum Pos Indonesia bukan hanya tempat untuk mengenang masa lalu, tetapi juga bisa merasakan langsung jejak perjalanan komunikasi bangsa. Cocok dikunjungi bersama keluarga, teman, sekolah, atau bahkan sendirian.
Untuk menunjang kenyamanan selama berada di dalam museum, tersedia ruang informasi, ruang tunggu, dan area duduk yang tersebar di beberapa titik. Museum ini juga memiliki toilet pengunjung yang bersih dan terawat, serta akses masuk yang ramah untuk semua usia, termasuk pengunjung lanjut usia dan anak-anak.
Tersedia pula layanan pemandu wisata yang dapat memberikan penjelasan secara langsung mengenai sejarah dan koleksi museum, sembari berkeliling. Ini menjadi pilihan ideal bagi rombongan sekolah atau tur edukatif yang ingin memperoleh penjelasan lebih mendalam.
Berada di dekat Gedung Sate, kamu yang ingin berkeliling ke berbagai tempat wisata populer di sekitarnya, bisa menginap di salah satu hotel dekat Museum Pos Indonesia di bawah ini:
Vio Hotel Cimanuk hanya berjarak sekitar 200 meter dari Museum Pos Indonesia, sangat ideal untuk wisatawan yang butuh kamar nyaman dan akses cepat ke museum.
Dengan harga mulai dari Rp350.000 sampai 450.000 per malam, kamu bisa menginap di bangunan vintage dengan arsitektur khas bangunan masa kolonial, hotel ini juga menyediakan sarapan gratis.
Indonesia
Hotel Vio Cimanuk
•
8.3/10
Riau Street
Rp 325.500
Rp 294.125
Amaris Hotel Cimanuk hanya sekitar 250–300 meter dari Museum Pos Indonesia, menawarkan sekitar 60 kamar tipe smart queen dan smart twin dengan harga m
Mulai dari Rp380.000–460.000 per malam termasuk sarapan dan akses Wi‑Fi gratis.
Lokasi hotel dekat dengan Pasar Cihapit, kamu bisa ke sini untuk wisata kuliner khas Bandung dari yang legendaris hingga yang kekinian. Dari hotel menuju Stasiun Bandung berjarak 3.7 km, sementara menuju Jalan Braga kamu hanya perlu berkendara selama 15 menit saja.
Indonesia
Amaris Hotel Cimanuk Bandung
•
8.5/10
Riau Street
Rp 533.199
Rp 399.900
Untuk pengalaman staycation mewah, Pullman Bandung Grand Central bisa jadi pilihan utama. Dengan fasilitas bintang lima seperti kolam renang, gym, spa, dan restoran premium, hotel ini cocok bagi tamu bisnis, pasangan, atau keluarga.
Kamu bisa menanyakan ketersediaan kamar di lantai atas dengan view menghadap Gedung Sate dari jendela kamar. Di malam hari, pemandangan gemerlap kota Bandung juga akan tampak cantik.
Indonesia
Pullman Bandung Grand Central
•
8.8/10
Cibeunying
Rp 3.882.039
Rp 2.911.530
Baca Juga: 15 Makan Siang di Bandung, Raos Pisan!
Itulah sejumlah penginapan yang lokasinya berada dekat dari Museum Pos Indonesia. Jika kamu ingin memesan kamar dari salah satu hotel tersebut, kamu bisa memesannya dengan mudah dan aman di Traveloka.
Tak hanya hotel ataupun penginapan, Traveloka menyediakan pilihan pemesanan untuk memudahkan perjalanan liburanmu, seperti Tiket Pesawat, Tiket Kereta Api, Tiket Bus, Tiket Travel & Shuttle. Jangan lupa untuk memasukan kode-kode dan promo seperti kode kupon Traveloka, promo bank, dan Promo BCA yang masih tersedia.
Hotel dan Penginapan Terbaik di Bandung
Temukan di Traveloka
Lihat Harga