Foto: dok. Jakarta Smart City
Kamu yang tinggal atau beraktivitas di luar jalur utama koridor busway kini bisa bepergian dengan leluasa setiap harinya berkat TransJakarta Non BRT. Dibanding naik kendaraan pribadi, menggunakan Transjakarta Non BRT jauh lebih hemat dan aman.
Kamu hanya perlu membayar tarif Rp3.500 selama 3 jam perjalanan, tanpa tambahan biaya meskipun harus pindah-pindah armada. Selain itu, fasilitas bus Transjakarta Non BRT juga sudah sangat memadai, dilengkapi AC, CCTV, pegangan tangan, dan sistem pembayaran cashless.
Tak perlu jauh-jauh ke halte TransJakarta, karena kini kamu bisa naik turun di pinggir jalan atau halte kecil di lingkungan perumahan, jalan lokal, atau perkampungan. Mau tahu bagaimana cara naik Transjakarta Non BRT? Simak artikel ini sampai habis, ya!
Berikut ini panduan cara naik TransJakarta Non-BRT bagi kamu yang belum pernah:
Sebelum naik, tentukan dulu rute dan nomor busnya. Contoh rute Non-BRT yaitu:
Setelah tahu rute, coba cek nomor busnya via aplikasi Google Maps mode transportasi umum.
Setelah tahu akan berangkat dari mana dan mau ke mana, kamu bisa cari haltenya. Nggak harus ke shelter TransJakarta, kamu bisa juga kok naik dari halte bus biasa (bukan halte TransJakarta koridor), terminal kecil, atau pinggir jalan di rute resmi. Selama ada pelang biru bertuliskan “Halte Bus” atau “Bus Stop JakLingko”, berarti kamu bisa menunggu bus di situ.
Saat naik, jangan lupa untuk tap kartu pada mesin di dalam bus (tidak ada gate seperti halte BRT). Kartu yang bisa kamu pakai untuk membayar yaitu Kartu JakLingko, E-money (BRI, BNI, Mandiri, BCA), atau QRIS LinkAja (di beberapa armada).
Bus akan berhenti di halte pinggir jalan atau sesuai permintaan. Kamu bisa turun dengan menekan tombol bel seperti naik bus kota biasa.
Foto: dok. Jakarta Smart City
Berikut ini tips praktis dan penting saat naik TransJakarta Non-BRT (layanan di luar halte busway utama), supaya perjalanan kamu lebih lancar, nyaman, dan hemat waktu:
TransJakarta Non-BRT mencakup, dua jenis bus:
Kamu bisa naik Transjakarta dan berhenti di halte biasa, bukan halte BRT yang punya gate.
Untuk mengecek rute dan nomor bus, coba gunakan aplikasi Google Maps mode transportasi umum. Lihat plat nomor/rute di kaca depan bus, biasanya seperti: S85, JAK24, 1N. Yang perlu kamu ingat, tidak semua non-BRT punya jadwal pasti. Frekuensi bisa bervariasi tergantung jam dan rute, ya!
Sebelum naik Transjakarta non-BRT kamu perlu menyiapkan kartu/QR Code untuk tap in. Tap dilakukan langsung di dalam bus ya, bukan di halte.
Untuk bisa naik ke bus yang kamu inginkan, kamu perlu berhenti di pinggir jalan sesuai rute (mirip angkot), tapi tetap minta sopir berhenti dengan sopan. Jika ingin turun, tunggu momen agar kamu bisa turun dengan aman dan tidak membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain.
Jika kamu dapat tempat duduk, duduklah dengan tenang. Namun jika tidak, berdiri dengan berpegangan pada handle karena jalanan kota bisa tidak rata. Ingat, hati-hati saat buka jendela dan jangan buka pintu sendiri, ya!
Kalau kamu bingung, jangan ragu bertanya soal rute tujuan, titik turun, dan cara transfer ke bus lain pada sopir. Mereka akan menjawab pertanyaanmu dengan ramah dan informatif.
Tarif bus yaitu Rp0 – Rp3.500 untuk seluruh perjalanan dalam 3 jam. Jika kamu pindah dari Non-BRT ke BRT dan sebaliknya , kamu tidak akan dikenakan biaya, asal tap in pakai kartu/QR yang sama.
Naik TransJakarta non-BRT punya banyak kelebihan, terutama buat kamu yang tinggal atau beraktivitas di luar jalur utama (koridor busway). Berikut ini keunggulan utama layanan non-BRT dibanding moda transportasi lain:
Kamu tidak perlu ke halte TransJakarta besar untuk bisa naik bus in karena bisa naik & turun di pinggir jalan atau halte kecil di lingkungan perumahan, kampung, atau jalan lokal. Cocok untuk yang tinggal jauh dari jalur busway atau stasiun KRL/MRT.
Untuk menjangkau halte, kamu tidak perlu naik ojek atau angkot tambahan terlebih dulu.
Tarif flat Transjakarta adalah Rp3.500 termasuk mikrotrans & bus feeder. Sekali bayar, kamu bisa transit gratis hingga 3 jam ke rute BRT maupun non-BRT lainnya. Jadi, kamu cukup bayar sekali, meskipun pindah armada beberapa kali.
Untuk membayar tarif Transjakarta, kamu bisa tap langsung di bus pakai kartu e-money. Tidak perlu uang tunai seperti angkot atau ojek.
Sebagian besar armada sudah ber-AC, ada kursi prioritas, dan kamera CCTV. Selain itu, sopir juga resmi dari TransJakarta dengan ID & pelatihan. Sehingga keamanan selama perjalanan lebih terjamin.
Layanan mikrotrans & bus feeder menjangkau perumahan padat, jalan sempit, dan pinggiran kota Jakarta (Cilangkap, Ciganjur, Semper, Pondok Labu, dll). Jadi kamu bisa menghubungkan BRT ke rumah tanpa menggunakan kendaraan pribadi.
Tiket Bus & Shuttle ke berbagai destinasi
Temukan hanya di Trave...
Lihat Harga
Cara naik Transjakarta Non BRT tidak ribet kok, asal kamu mau mengikuti panduan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Selain lebih hemat, menggunakan Transjakarta untuk bepergian ke mana pun di Jakarta adalah pilihan yang bijak. Sebab, itu artinya kamu telah turut berperan dalam mengurai permasalahan kemacetan dan polusi di Jakarta. Yang perlu diingat, selalu utamakan keamanan, keselamatan, dan etika selama perjalanan, ya!
Kalaupun kamu merasa butuh mobil agar mobilisasi di Jakarta lebih fleksibel, kamu bisa pesan sewa mobil di Traveloka. Tak hanya melayani sewa mobil dan booking hotel, Traveloka juga menyediakan Tiket Pesawat, Tiket Kereta Api, Tiket Bus, dan Shuttle, serta Travel Activities dengan berbagai promo menarik, kode kupon Traveloka, EPIC sale dan Traveloka Travel Fair untuk menghemat biaya perjalananmu. Praktis dan hemat! Yuk, rencanakan liburanmu bersama Traveloka sekarang juga!