Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan yang didirikan sekitar abad ke-5 Masehi hampir bersamaan dengan Kedatuan Sriwijaya, Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Sunda. Kerajaan bercorak Hindu-Buddha ini berada di sekitar wilayah pantai utara Jawa Tengah. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Dapunta Syailendra merupakan pendiri kerajaan ini yang berasal dari dinasti Syailendra.
Masa kejayaan Kerajaan Kalingga berada pada masa pemerintahan Ratu Shima lantaran terkenal sebagai ratu yang tegas, adil, dan bijaksana. Peraturan terkenal yang di bawah kepemimpinan Ratu Shima adalah hukuman potong tangan bagi siapa pun yang mencuri sehingga rakyat hidup makmur dan tenteram. Keruntuhan Kerajaan Kalingga terjadi setelah wafatnya Ratu Shima di tahun 695 M bersamaan dengan serangan Kerajaan Sriwijaya. Saat ini, terdapat sejumlah peninggalan Kerajaan Kalingga yang cukup terkenal dan kerap didatangi wisatawan. Berikut beberapa peninggalan Kerajaan Kalingga yang penuh sejarah.
Baca juga: 12 Destinasi Wisata di Ungaran Terfavorit
Berikut daftar peninggalan Kerajaan Kalingga sebagai bukti jejak kebudayaan dan agama Hindu di Jawa Tengah.
Candi Gedong Songo merupakan situs peninggalan Kalingga yang kini menjadi cagar budaya di kaki Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Sesuai dengan namanya, terdapat sembilan candi dalam komplek tersebut yang tersebar di berbagai tempat. Candi Gedong Songo diperkirakan dibangun sebagai tempat ritual pemujaan kepada dewa untuk Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga.
Struktur candi ini dibangun terpencar dan tersusun di atas bukit sehingga pengunjung bisa mendakinya dari lokasi candi pertama hingga terakhir. Bagi pengunjung yang menyambangi candi ini akan disuguhkan pemandangan asri sembari menyusuri jalan setapak dengan kontur menanjak dan menurun. Menariknya, terdapat pula pemandian air panas yang dipercaya masyarakat memiliki tuah yang letaknya tak jauh dari lokasi candi.
Situs purbakala di lereng Gunung Dieng merupakan komplek candi tertua yang berada di Jawa Tengah. Di komplek tersebut, terdapat delapan candi yang dinamai berdasarkan nama pahlawan dalam kisah Bharatayudha dan diperuntukkan sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu kala itu. Selain menjadi tempat ibadah, candi-candi tersebut juga sebagai pusat pendidikan agama Hindu pada masa Kerajaan Kalingga. Sehingga, keberadaan Candi Dieng menjadi simbol kejayaan Kerajaan Kalingga dalam bidang agama dan budaya. Selain itu, ditemukan prasasti berangka tahun 808 M yang disinyalir sebagai prasasti tertua yang bertuliskan huruf Jawa Kuno.
Prasasti Tukmas merupakan salah satu bukti peninggalan Kerajaan Kalingga yang ditemukan di sebelah barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Prasasti Tukmas diperkirakan berasal dari abad ke-6 atau ke-7 lantaran pahatan pada prasasti ini menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta yang usianya lebih muda dibandingkan aksara pada masa Raja Purnawarman dari Tarumanegara.
Kondisi prasasti Tukmas mengalami kerusakan di beberapa bagian sehingga hanya sebagian pahatannya yang masih bisa dibaca oleh arkeolog. Isi prasasti ini menyebutkan batu alam yang berada di dekat mata air jernih yang dipercaya sebagai sumber air suci karena mengalir seperti Sungai Gangga di India. Selain itu, terdapat beberapa gambar seperti trisula, kapak, gendik, kelasangka, cakra, dan bunga teratai yang melambangkan agama Syiwa. Sehingga, diperkirakan agama yang dianut pada masa itu adalah agama Hindu yang beraliran Siwa.
Prasasti Sojomerto merupakan batu bertulis peninggalan Wangsa Sailendra yang masih berkaitan dengan pendiri Kerajaan Kalingga lantaran diduga merupakan nenek moyang dari Wangsa Sailendra. Prasasti ini ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Jawa Tengah. Tidak disebutkan angka tahun dalam prasasti tersebut, akan tetapi setelah dilakukan analisis paleografi diperkirakan berasal dari akhir abad ke-7 atau abad ke-8 Masehi. Prasasti yang terbuat dari batu andesit ini ditulis menggunakan aksara Kawi dan bahasa Melayu Kuno yang memuat informasi seputar Dapunta Syailendra. Namun, sebagian tulisan yang terpahat pada batu tersebut sudah rusak sehingga tidak dapat lagi dibaca lantaran aus dimakan usia.
Candi Angin berlokasi di puncak Gunung Muria dengan ketinggian 1.500 meter mdpl tepatnya di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Penamaan ini didasarkan pada keberadaannya yang tak roboh meskipun terletak di daerah sangat tinggi dan kerap diterpa angin. Candi Angin berupa reruntuhan candi setinggi 82 sentimeter, lebar 30 sentimeter, dan tebal 5 sentimer yang diperkirakan menjadi tempat penyembahan masyarakat Kalingga. Beberapa ahli yang melakukan analisis karbon memperkirakan bahwa usia Candi Angin lebih tua dari Candi Borobudur. Bahkan, ada yang memperkirakan bahwa candi ini dibuat sebelum adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha lantaran tidak ditemukannya ornamen-ornamen Hindu Buddha pada candi. Kini, Candi Angin menjadi salah satu cagar budaya di Jawa Tengah dari peninggalan historis Kerajaan Kalingga.
Prasasti Upit merupakan peninggalan Kerajaan Kalingga yang mengisahkan kehidupan masyarakat di sebuah desa bernama Upit. Prasasti ini ditemukan di Desa Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Selain itu, terdapat tulisan aksara Kawi dan bahasa Melayu Kuno yang menunjukkan adanya hubungan antara desa-desa di bawah kekuasaan Kerajaan Kalingga. Menariknya, terdapat informasi seputar lagu daerah Jawa Tengah dan tarian Jawa Tengah pada masa itu yang dapat diketahui melalui prasasti tersebut.
Salah satu bukti penting adanya jejak agama Hindu di Jawa Tengah adalah penemuan prasasti Rahtawun dari Kerajaan Kalingga pada tahun 1990 di puncak Gunung Muria, tepatnya di Puncak Rahtawu, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Melalui prasasti ini, diketahui adanya pemujaan Hindu di puncak gunung tersebut. Prasasti Rahtawun ditemukan ditemukan di dalam kawasan Situs Puncak Sanga Likur bersamaan dengan empat arca batu seperti Batara Guru, Togog, Narada, dan Wisnu serta enam tempat pemujaan yang tersebar di dasar hingga puncak gunung. Sehingga, keberadaan peninggalan tersebut menunjukkan adanya praktik keagamaan dan kebudayaan Hindu pada masa Kerajaan Kalingga.
Pesan Hotel untuk liburan jauh lebih praktis di Traveloka. Ada berbagai pilihan hotel yang bisa kamu sesuaikan dengan kenyamanan dan budget kamu. Selain itu, fitur PayLater Traveloka bisa banget memudahkan kamu pesan hotel saat itu juga tanpa perlu bayar langsung. Sekarang, pesan hotel liburan di manapun dan kapanpun nggak perlu ribet.
Itulah 7 peninggalan Kerajaan Kalingga yang ikonik. Kalau kamu berniat berlibur ke Jawa Tengah terutama daerah Semarang, kamu bisa banget menyambangi cagar budaya yang ada di daerah tersebut. Gunakan kode kupon Traveloka dan promo bank seperti promo BCA saat pembelian tiket pesawat, kereta api, bus, hingga tiket travel & shuttle.
Hotel di Jawa Tengah
Pesan Hotel di Travelo...
Lihat Harga