Masjid Agung Banten | Sumber: Wikipedia
Kerajaan Banten merupakan salah satu kerajaan maritim Islam yang pernah berjaya dan menjadi salah satu kerajaan yang berpengaruh di Indonesia. Kerajaan ini terletak di pesisir barat Pulau Jawa sehingga dinilai strategis sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam di wilayah Jawa bagian barat.
Kini, peninggalan Kerajaan Banten menjadi saksi bisu dari peradaban dan kejayaan Kerajaan Banten yang penuh sejarah. Mulai dari bangunan masjid, keraton, benteng, hingga pelabuhan yang memiliki nilai sejarah yang menggambarkan peristiwa dan kebudayaan Banten di masa lampau. Nah, buat kamu yang ingin tahu apa saja peninggalan Kerajaan Banten yang masih ada sampai sekarang berikut ulasannya.
Berikut daftar peninggalan Kerajaan Banten yang menjadi situs sejarah yang bisa kamu kunjungi.
Peninggalan Kerajaan Banten yang paling tersohor dan masih ada hingga sekarang adalah Masjid Agung Banten. Masjid Agung Banten merupakan masjid bersejarah yang terletak di Kota Serang, Banten. Masjid ini pertama kali dibangun pada masa pemerintahan raja pertama Kesultanan Banten, Sultan Maulana Hasanuddin, sekitar tahun 1552-1570 M.
Keunikan yang dimiliki bangunan ratusan tahun ini adalah sentuhan akulturasi tiga budayanya yaitu Arab, Cina, dan Eropa. Terdapat sebuah menara mirip mercusuar dengan bagian atas yang bertingkat seperti pagoda mencerminkan desain arsitektur bangunan Cina. Hingga kini, Masjid Agung Banten kerap dijadikan sebagai wisata religi lantaran keberadaan makam sultan dan keluarga kerajaan yang berada di serambi masjid. Tak hanya itu, masjid ini kerap digunakan untuk memperingati hari-hari besar seperti peringatan Maulid Nabi, lho.
Hotel dekat Masjid Banten
Pesan Hotel di Travelo...
Lihat Harga
Keraton Surosowan merupakan keraton atau istana yang menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Banten pada abad ke-16 hingga ke-19 Masehi. Keraton ini dinilai sebagai simbol kejayaan Kesultanan Banten yang dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin sekitar tahun 1552 hingga 1570. Dalam perkembangannya, keraton Surosowan sempat mengalami kehancuran sehingga dibangun kembali pada masa pemerintahan Sultan Haji pada abad ke-16.
Namun, keraton ini kembali dihancurkan oleh Belanda dan beberapa bahan bangunannya digunakan kembali pada bangunan Belanda lainnya. Sehingga, setelah dilakukan beberapa kali ekskavasi oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional keraton Surosowan yang ada merupakan sisa bangunan dari sisa-sisa kehancurannya. Sisa-sisa bangunan tersebut berupa tembok keliling, struktur pondasi bangunan bagian bawah, saluran air, kolam pemandian, dan beberapa sisa bangunan lain. Kini, keraton Surosowan dijadikan sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah Provinsi Banten.
Terlihat dari namanya, Benteng Speelwijk merupakan simbol kekuasaan Belanda yang pernah ada di kawasan Kerajaan Banten. Bangunan benteng tersebut didirikan pada masa kepemimpinan sultan ketujuh, Sultan Abu Nasr Abdul Kahar atau sering disebut dengan Sultan Haji.
Benteng ini dibangun sejak tahun 1682 dan diperkirakan sebagai tempat permukiman dan pertahanan VOC kala itu. Tak heran, terdapat makam-makam para bangsawan dan prajurit Belanda di sekitar area benteng. Keberadaan benteng ini menjadi saksi bisu yang menunjukkan masa pendudukan Belanda di Indonesia. Kini, Benteng Speelwijk masih berdiri kokoh dan menjadi situs sejarah yang dapat dikunjungi
Prasasti Batu Tulis Banten atau lebih dikenal dengan Prasasti Batu Tulis Muruy disinyalir memiliki hubungan dengan Kesultanan Banten. Prasasti yang dipahat pada batu andesit ini memiliki tinggi sekitar 251 cm, lebar bagian atas 275 cm, dan lebar bagian bawah 192 cm. Prasasti ini ditemukan di Kampung Muruy, Kabupaten Pandeglang. Pada salah satu sisi batu terdapat aksara Arab berbentuk kaligrafi yang menunjukkan hubungannya dengan Kesultanan Banten. Sehingga, prasasti ini diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Muhammad Syifa Zaenal Arifin sekitar tahun 1733 hingga 1750 Masehi.
Legenda yang berkembang di masyarakat menyebutkan bahwa tulisan Arab tersebut ditulis oleh putra Nyi Kamilah yang lari dari Kesultanan Banten akibat serangan Belanda pada masa itu. Kemudian, Nyi Kamilah beserta kedua putranya lari ke sebuah daerah yang dikenal saat ini sebagai desa Muruy. Kini, objek prasasti tersebut dilindungi dan terawat meskipun situsnya terancam lantaran keberadaannya di tepi aliran sungai Cibenda.
Naskah Sunda Kuno dan Arab Pegon merupakan salah satu peninggalan yang menunjukkan perkembangan peradaban di Banten. Naskah-naskah tersebut ditulis menggunakan aksara Sunda dan Arab Pegon, huruf Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Sunda dan Jawa dalam literasi resmi pada masa itu.
Pada masa Kerajaan Banten, naskah tersebut ditulis untuk mencatat berbagai peristiwa penting termasuk asal-usul, tradisi, hingga kepercayaan masyarakat Banten. Terdapat beberapa naskah kuno yang menceritakan Kerajaan Banten seperti Carita Parahiyangan yang menceritakan asal usul Banten serta hubungannya dengan Kerajaan Sunda. Selain itu, ada juga ‘Sajarah Banten’ berupa kumpulan naskah berbentuk babad tentang raja-raja Banten dan peristiwa penting selama masa pemerintahan ditulis di masa Sultan Ageng Tirtayasa.
Selain keraton Surosowan, terdapat keraton lain yang menjadi peninggalan Kerajaan Banten. Adalah Keraton Kaibon, bangunan bersejarah yang menjadi kediaman salah satu sultan Banten, Sultan Syafiuddin pada tahun 1809-1815 Masehi. Keraton yang berlokasi di Kasunyatan, Kesemen, Serang, Banten ini dibongkar oleh Hindia Belanda di tahun 1832 menyisakan bangunan pondasi, gapura, dan tembok-tembok.
Salah satu bagian bangunan yang masih terlihat jelas adalah bangunan yang menyerupai masjid lantaran terdapat mimbar yang berada di sisi kanan gerbang. Keraton ini merupakan salah satu saksi bisu dari masa-masa kejayaan Kerajaan Banten. Pada masa kini, Keraton Kaibon menjadi cagar budaya Provinsi Banten yang menarik untuk dikunjungi.
Pelabuhan Merak | Sumber: Wikipedia
Kesultanan Banten terkenal sebagai kerajaan maritim yang memiliki pelabuhan yang menjadi persinggahan para pedagang. Karena letaknya yang strategis, Pelabuhan Banten mengalami masa kejayaan di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa lantaran terkenal dengan sistem perdagangan maritimnya yang bebas. Sehingga, Pelabuhan Banten dijadikan sebagai pelabuhan internasional pada masa itu terutama perdagangan rempah-rempah yang menjadi komoditas utama pada awal abad ke-17. Keramaian pelabuhan ini kemudian memengaruhi kesuksesan ekonomi Kerajaan Banten pada masa itu.
Buat kamu yang berniat liburan dan memerlukan fasilitas menginap yang aman dan terpercaya. Kamu bisa pesan hotel untuk liburan hanya di Traveloka. Selain opsi pembayarannya yang praktis, Traveloka juga menawarkan harga yang kompetitif dengan berbagai penawaran promo yang menarik. Kamu juga bisa memesan hotel secara bertahap di Traveloka melalui fitur PayLater tanpa perlu menggunakan kartu kredit.
Nah, itu dia daftar peninggalan Kerajaan Banten yang penuh sejarah dan menarik untuk dikunjungi. Bagi kamu yang tertarik menyambangi situs tersebut, kamu bisa nih manfaatkan kode kupon Traveloka dan promo bank seperti promo BCA untuk mendapatkan harga spesial. Traveloka juga menyediakan akses kemudahan untuk pembelian tiket pesawat, kereta api, bus, hingga tiket travel & shuttle. Yuk, cek sekarang!
Singapore
Hotel dan Pengiapan Terbaik di Banten
•
7.9/10
Temukan di Traveloka
Lihat Harga