Tahukah kamu bahwa jejak kejayaan Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia masih bisa kita temui hingga sekarang? Dari candi megah hingga prasasti bersejarah, peninggalan Kerajaan Hindu Buddha menjadi bukti betapa kaya dan majunya peradaban masa lalu. Setiap peninggalan menyimpan cerita unik tentang kehidupan, kepercayaan, dan kejayaan para raja di masanya.
Yuk, kenali lebih dalam 15 peninggalan Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang masih bisa kita pelajari dan kagumi hingga saat ini!
Indonesia menyimpan banyak peninggalan Kerajaan Hindu Buddha yang kaya akan sejarah. Berikut daftar peninggalan bersejarah yang masih bisa kita temui hingga kini!
Candi Borobudur adalah salah satu peninggalan Kerajaan Buddha terbesar di dunia, dibangun pada abad ke-8 oleh Dinasti Syailendra di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini memiliki arsitektur megah dengan tiga tingkatan yang melambangkan perjalanan menuju pencerahan. Dihiasi ribuan relief dan ratusan arca Buddha, Borobudur jadi saksi kejayaan peradaban masa lalu. Sempat terlantar, candi ini kini menjadi situs Warisan Dunia UNESCO dan destinasi wisata bersejarah yang mendunia.
Indonesia
Tiket Candi Borobudur
9.2/10
Borobudur
Rp 49.220
Megah dan penuh sejarah, Candi Prambanan adalah salah satu peninggalan Kerajaan Hindu paling ikonik di Indonesia. Dibangun pada abad ke-9 oleh Dinasti Sanjaya, candi ini didedikasikan untuk Trimurti, yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa. Dengan Candi Siwa setinggi 47 meter sebagai pusatnya, Prambanan dihiasi relief kisah Ramayana yang memukau. Sempat rusak akibat bencana alam, candi ini kini berdiri kokoh sebagai situs Warisan Dunia UNESCO dan destinasi wisata favorit.
Indonesia
Tiket Candi Prambanan
9.3/10
Prambanan
Rp 49.220
Tersembunyi di dataran tinggi dengan udara sejuk, Candi Dieng adalah salah satu peninggalan Kerajaan Hindu beraliran Siwa tertua di Indonesia. Dibangun sekitar abad ke-7 hingga ke-8 oleh Dinasti Sanjaya, kompleks candi ini didedikasikan untuk dewa Siwa.
Candi-candi di Dieng memiliki arsitektur sederhana tetapi sarat makna, mencerminkan perkembangan awal Hindu di Nusantara. Meski sempat terkubur oleh alam, candi-candi ini berhasil ditemukan kembali dan kini menjadi destinasi wisata sejarah yang memikat dengan keindahan alam sekitarnya.
Berdiri megah di lereng Gunung Ungaran, Candi Gedong atau Candi Gedong Songo adalah salah satu peninggalan Kerajaan Hindu yang penuh pesona. Dibangun sekitar abad ke-9 pada masa Wangsa Syailendra, kompleks ini terdiri dari sembilan candi yang tersebar di ketinggian, menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan.
Candi-candi di sini didedikasikan untuk Dewa Siwa, dengan arsitektur khas Hindu yang sederhana tetapi kuat. Selain nilai sejarahnya, kawasan ini juga dikenal sebagai tempat wisata alam dengan udara sejuk dan sumber air panas alami yang menambah daya tariknya.
Terletak di Blitar, Candi Penataran adalah salah satu peninggalan Kerajaan Hindu terbesar di Jawa Timur. Dibangun pada sekitar abad ke-12 hingga ke-15, candi ini berkembang pada masa Kerajaan Kediri dan dipergunakan sampai Kerajaan Majapahit sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa.
Arsitekturnya unik dengan kompleks yang luas, berisi candi utama dan beberapa bangunan lain yang dihiasi relief kisah epik. Selain sebagai situs sejarah, Candi Penataran juga menjadi daya tarik wisata budaya yang memperlihatkan kejayaan Hindu di Nusantara.
Sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia, Prasasti Yupa menjadi bukti kejayaan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur pada abad ke-5. Prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan berbahasa Sanskerta, menceritakan tentang Raja Mulawarman yang dermawan dan kekuasaannya yang besar.
Yupa sendiri adalah tugu batu yang digunakan untuk mencatat peristiwa penting, termasuk upacara korban suci bagi para dewa. Keberadaan prasasti ini menjadi bukti awal masuknya pengaruh Hindu di Nusantara dan peran besar Kutai dalam sejarah Indonesia.
Prasasti Yupa Muara Kaman menjadi salah satu peninggalan kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Prasasti ini dipahat pada tiang batu atau yupa dan ditulis dalam aksara Pallawa serta bahasa Sanskerta.
Prasasti Muara Kaman menceritakan tentang Raja Mulawarman yang memimpin dengan bijaksana dan memberikan banyak sedekah kepada para brahmana. Keberadaan Prasasti Muara Kaman menjadi bukti awal masuknya pengaruh Hindu di Nusantara serta perkembangan peradaban di wilayah Kutai.
Di tepian Sungai (Ci) Aruteun, Bogor, terdapat Prasasti Ciaruteun, adalah peninggalan kerajaan Hindu yang menjadi bukti kejayaan Kerajaan Tarumanegara pada abad ke-5. Prasasti ini dipahat di atas batu besar dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, berisi pujian untuk Raja Purnawarman.
Yang unik, prasasti ini juga menampilkan jejak kaki raja, melambangkan kekuasaannya yang besar. Sebagai bagian dari sejarah awal Nusantara, Prasasti Ciaruteun menunjukkan kuatnya pengaruh Hindu di Jawa Barat pada masa itu.
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Kampung Muara, Bogor, Jawa Barat, pada abad ke-19 dan diperkirakan berasal dari masa Kerajaan Tarumanegara. Yang membuat prasasti ini unik adalah adanya gambar tapak kaki gajah yang diduga milik Raja Purnawarman, lengkap dengan tulisan dalam bahasa Sanskerta. Sebagai peninggalan kerajaan Hindu, Prasasti Kebon Kopi jadi bukti penting keberadaan Kerajaan Tarumanagara dan pengaruh Hindu di Nusantara.
Tersembunyi di perbukitan Bogor, Prasasti Pasir Awi adalah salah satu peninggalan kerajaan Hindu dari masa Kerajaan Tarumanegara dan telah ditemukan sejak tahun 1864. Keunikan prasasti ini terletak pada gambar tapak kaki serta tulisan dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang belum sepenuhnya terpecahkan. Sebagai peninggalan kerajaan Hindu, Prasasti Pasir Awi jadi saksi bisu keberadaan Kerajaan Tarumanegara.
Tidak hanya candi dan prasasti, arca juga jadi salah satu peninggalan Kerajaan Hindu yang populer di Indonesia. Arca dewa sendiri berasal dari tradisi Hindu dan menggambarkan sosok dewa seperti Siwa, Wisnu, dan Brahma. Biasanya, arca ini memiliki atribut khas, seperti trisula untuk Siwa, cakra untuk Wisnu, dan kitab Veda untuk Brahma. Arca-arca dewa digunakan dalam ritual pemujaan di candi-candi Hindu sebagai lambang kehadiran para dewa.
Berbeda dengan arca dewa, arca Buddha merupakan peninggalan kerajaan Buddha yang menggambarkan Buddha Gautama atau para Bodhisattva dalam berbagai sikap meditasi dan mudra (gestur tangan). Arca Buddha cenderung memiliki ekspresi tenang dan posisi duduk bersila atau berdiri dengan tangan dalam posisi tertentu yang melambangkan ajaran Buddha.
Kitab Hariwangsa atau Kakawin Hariwangsa merupakan karya sastra Jawa Kuno yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit. Kitab ini menjadi bagian dari Mahabharata dan mengisahkan kehidupan Sri Kresna, termasuk asal-usulnya sebagai titisan Dewa Wisnu.
Ditulis dalam bentuk kakawin atau puisi klasik, Kitab Hariwangsa menggambarkan nilai-nilai kepahlawanan, kebijaksanaan, dan spiritualitas Hindu. Selain menjadi peninggalan Kerajaan Hindu, kitab ini juga menunjukkan kejayaan sastra pada masa Majapahit serta pengaruh budaya Hindu di Nusantara.
Ditulis oleh Mpu Panuluh pada masa Kerajaan Kediri, Kitab Gatotkacasraya mengisahkan cinta dan persahabatan antara Gatotkaca, putra Bima, dengan Abimanyu, putra Arjuna, dalam epos Mahabharata. Ditulis dalam bentuk kakawin atau puisi klasik, kitab ini juga menggambarkan nilai-nilai keberanian, pengorbanan, dan kebajikan. Keberadaannya menunjukkan kejayaan sastra Hindu di Nusantara serta pengaruh Mahabharata dalam budaya dan sejarah Indonesia.
Peninggalan kerajaan Hindu terakhir dan tidak kalah menarik adalah Kitab Bharatayudha. Kitab ini merupakan karya sastra epik yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada masa Kerajaan Kediri di abad ke-12 dan diadaptasi dari Mahabharata, khususnya kisah Perang Bharatayudha, perang besar antara Pandawa dan Kurawa. Tidak hanya itu, kitab ini juga menyampaikan ajaran tentang dharma dan moralitas. Sebagai warisan sastra yang kaya makna, Kitab Bharatayudha mencerminkan kejayaan literasi Hindu di Nusantara serta bagaimana kisah Mahabharata terus hidup dalam budaya dan tradisi Jawa.
Nah, itulah 15 peninggalan Kerajaan Hindu dan Buddha yang bikin kita makin bangga sama kekayaan sejarah dan budaya Indonesia. Dari candi megah, prasasti kuno, hingga kitab sastra yang epik, semuanya jadi bukti kejayaan peradaban masa lalu.
Buat kamu yang penasaran ingin lihat langsung, yuk, rencanakan perjalananmu ke berbagai destinasi sejarah ini! Jangan lupa, pakai Traveloka buat booking hotel, pesawat, kereta api, atau bus dan shuttle dengan mudah dan hemat. Ada banyak promo menarik, lho, seperti diskon pakai kode kupon Traveloka atau cashback pakai promo bank dan promo BCA. Jadi, tidak ada alasan buat nunda petualangan sejarahmu.
Ayo, jelajahi warisan peninggalan Kerajaan Hindu Buddha sambil nikmati kemudahan dan keuntungan dari Traveloka!
Hotel di Magelang
Pesan Hotel di Travelo...
Lihat Harga