Rebana adalah salah satu alat musik tradisional yang memiliki peran penting dalam berbagai kebudayaan, terutama di dunia Islam. Suaranya yang khas sering mengiringi lantunan shalawat, zikir, dan berbagai pertunjukan seni. Namun, tahukah kamu bagaimana sejarah rebana berkembang hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat? Artikel ini akan membahas secara mendalam sejarah, fungsi, jenis-jenis, serta cara memainkan rebana.
Rebana adalah alat musik perkusi berbentuk bundar dengan membran kulit yang direntangkan di salah satu sisinya. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan, menghasilkan bunyi ritmis yang khas. Rebana umumnya digunakan dalam acara keagamaan, upacara adat, hingga pertunjukan seni tradisional.
Di Indonesia, rebana banyak ditemukan dalam budaya Melayu, Betawi, dan Jawa. Alat musik ini juga populer di berbagai negara Muslim seperti Malaysia, Brunei, dan Timur Tengah. Setiap daerah memiliki variasi rebana yang unik dengan teknik permainan yang berbeda-beda.
Sejarah rebana diyakini berasal dari Timur Tengah, tepatnya di wilayah yang kini dikenal sebagai Iran dan Irak. Kata "rebana" sendiri diduga berasal dari bahasa Arab "rabab" yang berarti alat musik gesek atau petik, meskipun bentuknya telah berkembang menjadi instrumen perkusi.
Rebana masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan dan penyebaran Islam pada abad ke-13 hingga 16. Para pedagang Arab dan Gujarat membawa alat musik ini ke Nusantara, di mana ia kemudian diadopsi oleh masyarakat setempat dan berkembang menjadi bagian dari seni budaya lokal. Pengaruh Islam sangat kuat dalam penggunaan rebana, terutama dalam musik religi seperti shalawat dan hadroh.
Seiring berjalannya waktu, rebana mengalami perkembangan bentuk dan fungsi. Berbagai daerah di Indonesia menciptakan variasinya sendiri, seperti rebana hadroh di Jawa, kompang di Sumatra, dan marawis di Betawi. Meski memiliki perbedaan dalam teknik permainan dan bentuknya, semua jenis rebana tetap mempertahankan esensi sebagai alat musik yang mengiringi ekspresi spiritual dan budaya.
Baca Juga: Intip 9 Alat Musik Khas Indonesia Terpopuler
Setelah mengetahui sejarah rebana, kini kamu perlu mengetahui fungsi alat musik ini. Rebana memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan masyarakat, baik dalam aspek keagamaan maupun hiburan. Berikut beberapa fungsi utama rebana:
Terdapat berbagai jenis rebana yang berkembang di Indonesia dan dunia, beberapa di antaranya adalah:
Merupakan jenis rebana yang sering digunakan dalam grup hadroh untuk mengiringi shalawat. Rebana ini memiliki ukuran sedang dan suara yang kuat. Biasanya dimainkan dalam kelompok dengan pola ritmis tertentu.
Kompang adalah variasi rebana yang banyak ditemukan di Sumatra dan Malaysia. Alat musik ini lebih ringan dan dimainkan dalam formasi grup besar. Biasanya digunakan dalam upacara adat, pernikahan, dan acara resmi lainnya.
Rebana marawis memiliki ukuran lebih kecil dengan suara yang lebih tajam. Biasanya digunakan dalam musik gambus dan pertunjukan marawis. Marawis dimainkan dengan tempo cepat, sering kali dikombinasikan dengan alat musik lain seperti darbuka.
Rebana ini berukuran lebih besar dan biasanya dimainkan dalam musik tradisional Betawi. Ukurannya yang besar menghasilkan suara yang lebih dalam dan berat. Rebana biang sering digunakan dalam acara kesenian Betawi yang lebih besar dan megah.
Jenis rebana yang banyak digunakan di Aceh, sering dimainkan dalam musik Seudati dan tari Saman. Rapai memiliki berbagai ukuran dan dimainkan dengan teknik yang khas, sering kali dengan tempo yang dinamis.
Mon, 8 Sep 2025
Batik Air
Jakarta (CGK) ke Banda Aceh (BTJ)
Mulai dari Rp 1.233.500
Wed, 20 Aug 2025
Lion Air
Jakarta (HLP) ke Banda Aceh (BTJ)
Mulai dari Rp 2.505.300
Rebana ini biasanya digunakan untuk mengiringi lagu-lagu qasidah modern. Bentuknya menyerupai rebana hadroh, tetapi memiliki suara yang lebih ringan dan sering dikombinasikan dengan alat musik lain seperti keyboard dan gitar.
Jenis rebana yang lebih besar dibandingkan rebana hadroh, biasanya dimainkan dalam acara kesenian dan perayaan tradisional. Rebana dor memiliki bunyi yang lebih dalam dan kuat.
Digunakan dalam kesenian tanjidor khas Betawi, rebana ini sering dikombinasikan dengan alat musik tiup seperti trompet dan klarinet untuk menciptakan nuansa musik yang meriah.
Baca Juga: 8 Alat Musik Tradisional yang Dipukul
Jika kamu tertarik untuk mengetahui sejarah rebana lebih dalam lagi, ada beberapa aktivitas yang bisa kamu coba untuk menambah wawasanmu:
Museum Nasional Indonesia menyimpan berbagai koleksi alat musik tradisional dari seluruh Nusantara, termasuk rebana. Di sini, kamu bisa melihat secara langsung berbagai jenis rebana dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari yang berukuran kecil hingga yang lebih besar dengan dekorasi khas.
Selain itu, museum ini juga menyediakan informasi mengenai asal-usul rebana, bagaimana alat musik ini diperkenalkan di Indonesia, serta bagaimana peranannya dalam berbagai upacara adat dan kegiatan keagamaan.
Museum Nasional Indonesia terletak di Jakarta Pusat, tepatnya di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12. Jika kamu berasal dari luar Jakarta dan ingin mengunjungi museum ini, ada beberapa pilihan transportasi:
Indonesia
Museum Nasional Indonesia
9.4/10
Gambir
Rp 25.000
Berlokasi di Batu, Jawa Timur, Museum Musik Dunia yang berada di kawasan Jatim Park 3 menjadi destinasi menarik bagi pecinta musik. Museum ini menampilkan berbagai alat musik dari berbagai negara, termasuk koleksi rebana dari berbagai daerah di Indonesia.
Di sini, kamu bisa melihat bagaimana rebana memiliki bentuk dan corak yang berbeda tergantung dari daerah asalnya. Beberapa rebana dihiasi dengan ukiran khas, sementara yang lain memiliki bentuk sederhana dengan suara yang unik.
Selain itu, museum ini juga menyediakan informasi mengenai bagaimana rebana digunakan dalam berbagai pertunjukan musik, baik dalam konteks budaya maupun keagamaan.
Untuk mencapai lokasi ini dari luar kota, berikut beberapa opsi transportasi:
Di berbagai makam wali di Indonesia, rebana memiliki peran penting dalam tradisi keagamaan dan dakwah Islam. Rebana sering dimainkan dalam acara keagamaan seperti peringatan haul wali, pengajian, dan majelis shalawat yang dihadiri oleh para jemaah.
Mengunjungi makam-makam wali seperti Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Bonang di Tuban, atau Sunan Gunung Jati di Cirebon bisa memberikan pengalaman unik dalam memahami bagaimana rebana digunakan sebagai sarana dakwah Islam sejak zaman Walisongo.
Di beberapa tempat, kamu juga bisa menyaksikan langsung kelompok musik tradisional yang memainkan rebana sebagai bagian dari ritual keagamaan, menciptakan suasana yang khusyuk dan penuh makna.
Rebana bukan sekadar alat musik biasa; ia adalah bagian dari warisan budaya yang sarat makna. Sejak kedatangannya dari Timur Tengah hingga berkembang di berbagai daerah di Indonesia, rebana telah menjadi simbol ekspresi keagamaan dan budaya.
Dengan berbagai jenis dan teknik permainannya, rebana tetap lestari dan terus dimainkan dalam berbagai acara. Lakukan perjalanan untuk menambah wawasanmu tentang rebana dengan memesan tiketnya lewat Traveloka supaya lebih praktis!