Mengenal Lebih Dalam Sejarah Sarinah: Mal Pertama di Indonesia yang Sarat Nilai Perjuangan

Travel Bestie
14 Jul 2025 - Waktu baca 5 menit

Di tengah gemerlapnya Jakarta yang terus tumbuh sebagai kota metropolitan, berdiri sebuah gedung ikonik tak lekang oleh waktu, Sarinah. Lebih dari sekadar pusat perbelanjaan, gedung ini menjadi saksi bisu transformasi sosial dan ekonomi Indonesia sejak masa awal kemerdekaan. Sejarah Sarinah tak hanya mencatat kehadirannya sebagai mal pertama di Indonesia, tetapi juga merefleksikan semangat zaman dalam membangun identitas ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil.

Didirikan atas gagasan langsung Presiden Soekarno, Sarinah hadir dengan misi besar: menjadikan ekonomi sebagai alat perjuangan bangsa, bukan hanya untuk kemajuan, tapi juga untuk keadilan sosial. Sebuah visi yang menjadikan Sarinah bukan sekadar tempat belanja, melainkan simbol perlawanan terhadap ketimpangan dan dominasi asing di sektor ekonomi pasca kemerdekaan.

Awal Mula Pendirian Sarinah : Cita-Cita Besar dari Seorang Soekarno

Gagasan pendirian Sarinah muncul dari visi besar Presiden Soekarno untuk membangun kemandirian ekonomi nasional. Ia menginginkan hadirnya pusat perdagangan modern yang tidak hanya melayani kebutuhan konsumsi, tetapi juga menjadi alat perjuangan untuk mengangkat derajat rakyat kecil dan mempromosikan produk dalam negeri.

Pembangunan Sarinah dimulai pada tahun 1963, didukung oleh bantuan dana dari Uni Soviet, sebagai bagian dari kerja sama bilateral saat itu. Proyek ini kemudian menjadi simbol kemajuan Indonesia pasca kemerdekaan, dengan berbagai inovasi arsitektural yang belum pernah ada sebelumnya. Ketika akhirnya diresmikan pada 15 Agustus 1966, Sarinah menjadi gedung bertingkat modern pertama di Jakarta, sekaligus gedung pertama dengan eskalator di Indonesia, fasilitas yang kala itu dianggap sangat futuristik.

Dengan desain bergaya internasional dan garis-garis geometris tegas, Sarinah bukan hanya menjadi pusat belanja, tetapi juga monumen modernitas, representasikan semangat berdikari serta progresif bangsa Indonesia.

Asal-Usul Nama Sarinah

Berbicara soal sejarah Sarinah, tak lengkap tanpa membahas namanya. Nama Sarinah sendiri diambil dari seorang perempuan desa sederhana yang pernah menjadi pengasuh kecil Presiden Soekarno. Dalam berbagai tulisan dan pidatonya, Soekarno menyebut bahwa Sarinah adalah orang pertama yang mengajarkannya nilai keadilan sosial dan kepedulian terhadap rakyat kecil.

Karena itulah, ketika mendirikan pusat perbelanjaan pertama di Indonesia, Soekarno memilih untuk mengabadikan nama Sarinah sebagai simbol penghormatan terhadap sosok yang telah membentuk pandangan hidupnya sejak dini, sebuah wujud nyata bahwa kekuatan perubahan bisa datang dari siapa saja, termasuk dari rakyat jelata.

Discover flight with Traveloka

Thu, 17 Jul 2025

NAM Air

Bali / Denpasar (DPS) ke Jakarta (CGK)

Mulai dari Rp 816.700

Thu, 17 Jul 2025

Citilink

Medan (KNO) ke Jakarta (CGK)

Mulai dari Rp 1.037.700

Sun, 10 Aug 2025

Citilink

Surabaya (SUB) ke Jakarta (CGK)

Mulai dari Rp 854.000

Misi Sosial: Ekonomi untuk Rakyat, Bukan Konglomerat

Sejak awal pendiriannya, Sarinah tidak dimaksudkan sebagai tempat belanja mewah bagi kalangan elite, melainkan sebagai wadah distribusi barang pokok dan produk lokal dengan harga terjangkau bagi masyarakat luas. Konsep ini lahir dari semangat Soekarno yang ingin menciptakan sistem ekonomi yang adil, mandiri, dan berpihak pada rakyat kecil.

Di dalam gedung Sarinah, kamu bisa menemukan berbagai komoditas hasil karya anak bangsa. Mulai dari batik, tenun, ukiran, anyaman, makanan tradisional, hingga rempah-rempah khas Nusantara. Semua dipajang bukan hanya sebagai barang jualan, tapi sebagai wujud kebanggaan atas kekayaan budaya dan produksi dalam negeri. Kurasi produk lokal di Sarinah menjadi salah satu bentuk nyata dukungan terhadap UMKM dan ekonomi kerakyatan.

Lebih dari sekadar pusat belanja, Sarinah adalah pengejawantahan nyata dari konsep “berdikari”, berdiri di atas kaki sendiri, yang selalu digaungkan Soekarno dalam pidato serta kebijakan ekonominya. Melalui Sarinah, lahirlah kesadaran nasional akan pentingnya mencintai, menggunakan, dan memasarkan produk-produk Indonesia, bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai bangsa yang bangga akan identitasnya sendiri.

Perjalanan Panjang Sarinah: Dari Ikon Lama ke Landmark Baru

Transformasi Sarinah tidak terjadi dalam sekejap. Gedung yang semula menjadi pionir pusat perbelanjaan modern Indonesia ini mengalami pasang surut seiring perubahan zaman. Namun, justru di tengah gempuran mal-mal baru yang lebih megah dan modern, Sarinah tetap berdiri sebagai simbol sejarah dan identitas nasional. Berikut perjalanan penting Sarinah dari masa ke masa:

1963: Pembangunan Gedung Sarinah dimulai atas gagasan Presiden Soekarno, dengan bantuan dana dari Uni Soviet. Tujuan utamanya adalah menciptakan pusat perdagangan modern untuk rakyat.
15 Agustus 1966: Sarinah resmi dibuka sebagai pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia, sekaligus menjadi gedung pencakar langit pertama dengan eskalator di Jakarta. Fokus utamanya saat itu adalah menyediakan barang kebutuhan pokok serta memasarkan produk lokal.
1980–1990-an: Seiring berkembangnya Jakarta, Sarinah tetap menjadi landmark penting, meskipun popularitasnya mulai tersaingi oleh pusat perbelanjaan baru yang lebih mewah serta modern.
2000-an: Relevansi Sarinah sebagai mal perlahan memudar. Banyak orang mulai menganggapnya sebagai gedung tua yang kehilangan daya tarik, meski tetap menyimpan nilai historis kuat.
2020: PT Sarinah (Persero) memulai revitalisasi besar-besaran. Tidak hanya pada fisik bangunan, tetapi juga konsep serta fungsinya. Visi baru diarahkan untuk menjadikan Sarinah sebagai pusat ekonomi kreatif sekaligus ruang pamer budaya lokal, sembari tetap menjaga nilai sejarah Sarinah.
2022: Proyek revitalisasi selesai. Sarinah dibuka kembali dengan tampilan lebih modern, kreatif, dan inklusif, menjadikannya destinasi baru bagi anak muda, pelaku ekonomi kreatif, hingga wisatawan. Arsitekturnya tetap mempertahankan nilai historis, sementara interiornya diperkaya dengan sentuhan budaya Indonesia.

Kini, Sarinah tampil sebagai ikon kota yang segar namun berakar kuat, menyatukan warisan sejarah serta semangat masa kini. Bukan lagi sekadar tempat belanja, Sarinah telah menjelma menjadi ruang publik untuk menyambut komunitas, budaya, dan inovasi lokal dengan tangan terbuka.

Apa yang Bisa Kamu Temukan di Sarinah Sekarang?

Sarinah versi modern bukan hanya tempat belanja, tapi juga ruang kreatif dan komunitas budaya. Beberapa aktivitas yang bisa kamu nikmati di sini antara lain:

Berbelanja produk lokal berkualitas tinggi, dari fashion, kuliner, hingga kerajinan tangan.
Menghadiri pameran seni dan event budaya yang rutin digelar di dalam gedung.
Ngopi santai di rooftop dengan pemandangan jalan protokol Jakarta.
Menjelajahi galeri sejarah Sarinah, yang menjelaskan transformasi mal ini dari masa ke masa.
Menikmati berbagai spot foto ikonik yang menggabungkan elemen modern dan tradisional.

Sarinah juga menjadi tempat favorit bagi wisatawan untuk menyelami sisi lain Jakarta. Bukan hanya kemegahan modernnya, tapi juga akar historisnya sebagai pusat perdagangan rakyat sejak awal kemerdekaan.

Lokasi Strategis dan Mudah Diakses

Berlokasi di Jl. M.H. Thamrin No. 11, Jakarta Pusat, Sarinah berdiri tepat di jantung kota. Kamu bisa menjangkaunya dengan TransJakarta koridor 1, MRT Jakarta (turun di stasiun Bundaran HI), atau KRL dengan turun di Stasiun Gondangdia. Letak strategisnya membuat Sarinah mudah diakses dari berbagai penjuru kota, termasuk kawasan perkantoran, hotel, hingga kawasan wisata populer seperti Monas ataupun Bundaran HI.

Sarinah, Lebih dari Sekadar Mal

Sarinah bukan hanya sebuah pusat perbelanjaan. Sarinah adalah simbol sejarah perjuangan serta kemandirian ekonomi Indonesia. Berdiri megah di tengah Jakarta, Sarinah menjadi saksi transformasi sosial, budaya, hingga semangat cinta terhadap produk lokal yang terus hidup hingga kini. Jika kamu ingin melihat sisi lain dari Jakarta, bukan hanya modernitasnya, tetapi juga akar historis dan nasionalisme yang tertanam dalam bangunannya, maka Sarinah adalah destinasi yang tak boleh terlewatkan.

Sudah siap menjelajahi Jakarta dan merasakan langsung atmosfer sejarah yang hidup di Sarinah? Jangan lupa untuk merencanakan perjalananmu dengan nyaman dan efisien. Kamu bisa mulai dengan pesan tiket pesawat langsung dari aplikasi Traveloka, aplikasi dengan beragam pilihan maskapai dan jadwal fleksibel sesuai kebutuhanmu.

Setibanya di Jakarta, permudah perjalananmu dengan booking hotel di sekitar kawasan Thamrin atau Sudirman untuk akses cepat ke Sarinah dan berbagai spot wisata ikonik lainnya.

Ingin pengalaman liburan lebih lengkap? Kamu juga bisa membeli tiket atraksi dan wahana rekreasi langsung dari aplikasi praktis, tanpa antre, dan banyak promo menarik.

Gunakan Traveloka sebagai partner travelingmu, dan temukan kemudahan menjelajah Jakarta sambil menelusuri jejak sejarah bangsa yang tak ternilai harganya.

Dalam Artikel Ini

• Awal Mula Pendirian Sarinah : Cita-Cita Besar dari Seorang Soekarno
• Asal-Usul Nama Sarinah
• Misi Sosial: Ekonomi untuk Rakyat, Bukan Konglomerat
• Perjalanan Panjang Sarinah: Dari Ikon Lama ke Landmark Baru
• Apa yang Bisa Kamu Temukan di Sarinah Sekarang?
• Lokasi Strategis dan Mudah Diakses
• Sarinah, Lebih dari Sekadar Mal

Penerbangan yang Ditampilkan dalam Artikel Ini

Thu, 17 Jul 2025
NAM Air
Bali / Denpasar (DPS) ke Jakarta (CGK)
Mulai dari Rp 816.700
Pesan Sekarang
Thu, 17 Jul 2025
Citilink
Medan (KNO) ke Jakarta (CGK)
Mulai dari Rp 1.037.700
Pesan Sekarang
Sun, 10 Aug 2025
Citilink
Surabaya (SUB) ke Jakarta (CGK)
Mulai dari Rp 854.000
Pesan Sekarang
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan