Anfield bisa dibilang tidak hanya sebuah stadion sepakbola; bangunan ini telah menjadi saksi bisu dari sejarah panjang legenda olahraga. Berdiri kokoh sejak tahun 1884, venue ikonik ini telah menjadi rumah bagi Liverpool Football Club selama lebih dari seabad, menyaksikan berbagai momen yang menggetarkan hati dan menginspirasi penggemar dari generasi demi generasi.
Sejak awal berdirinya, Anfield telah mengalami berbagai transformasi dan renovasi, tetapi inti dari semangatnya tetap tak berubah. Dari gemuruh tribun The Kop yang legendaris yang dikenal karena atmosfernya yang membara dan dukungan tanpa henti dari para penggemar hingga momen-momen comeback yang tak terlupakan yang mengguncang dunia sepakbola, Anfield telah menjadi panggung bagi beragam peristiwa yang melampaui batas-batas olahraga itu sendiri.
Di balik setiap pertandingan dan renovasi, ada cerita yang menghidupkan stadion ini dan menjadikannya tempat yang begitu istimewa dalam hati setiap penggemar Liverpool dan pecinta sepakbola di seluruh dunia.
Mari kita telusuri perjalanan luar biasa Anfield dan momen-momen ikonik yang telah mengukir namanya dalam buku sejarah sepakbola dunia. Simak baik-baik, ya!
Stadion Anfield dibuka pertama kali pada tahun 1884 dan awalnya menjadi kandang dari klub sepak bola Everton FC. Namun, pada tahun 1892, terjadi perselisihan antara Everton dan pemilik stadion, John Houlding, yang menyebabkan Everton pindah ke Goodison Park. Houlding kemudian mendirikan Liverpool FC, dan Anfield menjadi markas baru klub ini. Sejak saat itu, Anfield telah menjadi saksi berbagai perubahan besar dalam dunia sepak bola.
Pada masa awal, kapasitas Anfield hanya sekitar 20.000 penonton. Namun, seiring meningkatnya popularitas Liverpool FC, stadion ini mengalami beberapa renovasi dan perluasan. Pada tahun 1906, tribun utama yang dikenal sebagai "The Kop" dibangun untuk menampung lebih banyak penggemar. The Kop dengan cepat menjadi salah satu tribun paling terkenal di dunia sepak bola, dikenal karena atmosfernya yang luar biasa dan dukungan yang penuh semangat dari para penggemar.
Memasuki era 1960-an, Anfield mulai menghadapi tantangan untuk memenuhi standar modern. Pada tahun 1963, Stand Utara (sekarang Stand Sir Kenny Dalglish) direnovasi dan diberi atap untuk melindungi penonton dari cuaca buruk, menandai langkah awal dalam modernisasi stadion. Renovasi besar lainnya terjadi pada tahun 1982 dengan pembangunan Stand Eksekutif, yang menambahkan fasilitas VIP dan area bisnis ke stadion, meningkatkan kenyamanan dan layanan bagi para pengunjung.
Setelah itu, pada awal 1990-an tragedi Hillsborough mendorong perubahan signifikan dalam regulasi keamanan stadion di seluruh Inggris. Tragedi tersebut memaksa klub-klub sepak bola untuk melakukan perubahan drastis dalam desain stadion, beralih dari tribun berdiri ke stadion dengan tempat duduk sepenuhnya. Renovasi besar di Anfield pada pertengahan 1990-an mengadaptasi standar baru ini, menjadikannya lebih aman dan nyaman bagi penonton.
Salah satu perubahan paling menonjol terjadi dengan pembangunan ulang Main Stand, yang dimulai pada Desember 2014 dan selesai pada September 2016. Proyek ini meningkatkan kapasitas Anfield dari sekitar 45.000 menjadi 54.000 kursi, menjadikannya salah satu stadion terbesar di Inggris. Stand baru ini dilengkapi dengan fasilitas yang ditingkatkan, termasuk suite perhotelan dan fasilitas yang lebih baik untuk penggemar dan pemain. Desainnya yang modern menggabungkan lambang klub yang menonjol di bagian luar, melambangkan warisan kaya Liverpool dan memperkuat identitas klub.
Menyusul keberhasilan proyek Main Stand, Liverpool FC memulai ekspansi besar lainnya dari Anfield Road Stand pada September 2021. Pembangunan ulang ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas stadion menjadi sekitar 61.000 kursi pada awal musim 2023-24. Proyek ini mencakup pengaturan tempat duduk modern dan pengalaman penggemar yang lebih baik sambil tetap mempertahankan nilai historis dari stand tersebut. Dengan penambahan ini, Anfield terus memperkuat posisinya sebagai salah satu stadion terkemuka di dunia, menggabungkan inovasi dengan tradisi yang telah lama membentuk sejarahnya.
Pertandingan ini sering disebut sebagai salah satu comeback terhebat dalam sejarah Liga Champions. Liverpool kalah di leg pertama semifinal 3-0 di Camp Nou. Di Anfield, mereka harus menang dengan empat gol tanpa balas, sebuah prestasi yang dianggap hampir mustahil melawan tim Barcelona yang diperkuat Lionel Messi. Liverpool juga kehilangan pemain kunci karena cedera.
Namun, didorong oleh kerumunan Anfield yang luar biasa keras dan mendukung, Liverpool mencapai hal yang tak terpikirkan. Gol dari Divock Origi dan Georginio Wijnaldum (2) menyamakan kedudukan, sebelum Origi mencetak gol lagi dari tendangan sudut cepat Trent Alexander-Arnold, mengecoh pertahanan Barcelona. Tingkat kebisingan di Anfield malam itu dikatakan sangat memekakkan telinga, menunjukkan kekuatan atmosfer stadion.
Spion Kop, atau hanya "The Kop," adalah tribun paling terkenal di Anfield, dikenal karena pendukungnya yang penuh semangat dan atmosfer yang menakutkan. Setelah bencana Hillsborough, semua tribun di stadion besar Inggris diharuskan menjadi tempat duduk semua.
Pertandingan terakhir di depan tribun ini adalah melawan Norwich City pada 30 April 1994. Meskipun permainan ini relatif tidak penting, itu adalah kesempatan yang sangat emosional. Penggemar membawa bendera dan spanduk, bernyanyi sepanjang pertandingan, dan tinggal lama setelah peluit akhir untuk mengucapkan selamat tinggal kepada tribun yang telah menjadi jantung spiritual klub selama beberapa dekade.
Pertandingan ini pada 26 Mei 1989 dianggap sebagai salah satu akhir musim liga paling dramatis dalam sejarah sepak bola Inggris. Liverpool dan Arsenal memiliki poin yang sama, dengan Liverpool unggul selisih gol. Arsenal harus menang dengan dua gol tanpa balas di Anfield untuk merebut gelar.
Selama 90 menit, hal ini tampak mustahil karena skor tetap 0-1. Kemudian, pada waktu tambahan, Michael Thomas menerobos untuk mencetak gol kedua Arsenal, merebut gelar dari Liverpool pada detik-detik terakhir musim. Kesunyian yang terkejut di Anfield sangat kontras dengan atmosfer biasanya yang bergemuruh, menjadikannya momen yang sangat berkesan dalam sejarah stadion.
Tragedi Hillsborough adalah insiden fatal yang terjadi pada 15 April 1989 di Stadion Hillsborough, Sheffield, Inggris. Insiden ini terjadi selama pertandingan semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest. Karena kesalahan manajemen kepolisian dalam mengatur masuknya penonton, terjadi penumpukan massa di teras berdiri bagian penonton Liverpool.
Akibatnya, 96 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya terluka akibat terinjak-injak dan sesak napas. Tragedi ini dianggap sebagai salah satu bencana terburuk dalam sejarah olahraga Inggris dan mendorong perubahan besar dalam regulasi keamanan stadion.
Setelah tragedi pada 15 April 1989, Anfield menjadi tempat berkabung dan penghormatan. Manajer Kenny Dalglish membuka pintu stadion untuk memungkinkan para penggemar memberikan penghormatan kepada 96 korban.
Lebih dari 200.000 orang mengunjungi Anfield untuk meletakkan bunga, syal, dan kaos sebagai kenangan bagi mereka yang kehilangan nyawa. Stadion ini kini memiliki api abadi dan berbagai memorial yang menghormati para korban, memperkuat perannya sebagai tempat kenangan dalam komunitas.
Tragedi Hillsborough mendorong perubahan signifikan dalam regulasi keamanan stadion di seluruh Inggris. Hal ini menyebabkan renovasi besar di Anfield, mengubahnya menjadi stadion dengan tempat duduk sepenuhnya, yang selesai pada pertengahan 1990-an.
Stadion Anfield, dengan sejarahnya yang kaya dan penuh dengan momen-momen bersejarah, telah menjadi lebih dari sekadar tempat pertandingan sepak bola. Dari peringatan tragedi Hillsborough yang mendalam hingga kemenangan heroik melawan raksasa Eropa, setiap sudut Anfield memancarkan kenangan yang menggugah emosi.
Dengan tribun ikonik seperti The Kop yang mewakili semangat dan dukungan tanpa syarat para penggemar, Anfield bukan hanya jantung bagi Liverpool FC, tetapi juga sebuah simbol kebanggaan dan persatuan bagi komunitas sepak bola global. Stadion ini tidak hanya menyaksikan pertandingan, tetapi juga menjadi saksi bisu dari perjuangan, keberanian, dan solidaritas yang terus menginspirasi generasi demi generasi.
Itu dia pembahasan mengenai sejarah stadion Anfield yang menjadi rumah bagi Liverpool yang sangat bersejarah di Inggris. Dari keindahan sejarah yang memukau hingga suasana pertandingan yang mendebarkan, Anfield tentu akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap penggemar sepak bola.
Jika Anda berencana untuk berlibur ke Inggris, terutama ke stadion Anfield, pastikan Anda menggunakan Traveloka sebagai partner perjalanan Anda untuk mengatur semua kebutuhan agar efisien.
Traveloka menyediakan fitur-fitur yang memudahkan perencanaan liburan Anda seperti booking hotel dengan fitur Hotel Near You untuk menemukan hotel terdekat dengan cepat dan nyaman, serta Filter Harga yang memudahkan Anda mencari hotel dengan harga terbaik.
Selain itu, Traveloka juga memungkinkan Anda untuk membeli tiket pesawat, tiket bus, hingga tiket atraksi menarik dengan mudah dan praktis, membuat perencanaan kunjungan Anda semakin efisien dan menyenangkan.
Gimana menurut Anda? Segera rencanakan perjalanan impian Anda ke stadion Anfield bersama Traveloka dan nikmati promo-promo menarik lainnya!
Baca juga: Getting Around Manchester, England
Liverpool FC Premier League Football Match at Anfield Stadium
Liverpool
Lihat Harga
Tue, 15 Jul 2025
Etihad
Jakarta (CGK) ke Birmingham (BHX)
Mulai dari Rp 7.158.200
Thu, 3 Jul 2025
Turkish Airlines
Jakarta (CGK) ke Birmingham (BHX)
Mulai dari Rp 7.888.700
Fri, 11 Jul 2025
Oman Air
Jakarta (CGK) ke Birmingham (BHX)
Mulai dari Rp 8.881.400