0

Traveloka Accomodation

23 Feb 2021 - 4 min read

Taman Nasional Betung Kerihun, Potensi Warisan Dunia dari UNESCO

Taman Nasional Betung Kerihun, Potensi Warisan Dunia dari UNESCO

Taman Nasional Betung Kerihun – Populasi yang tidak terlalu padat membuat pulau Kalimantan menyimpan banyak potensi vegetasi yang sangat meyakinkan. Tak heran ketika Kalimantan dengan hutan tropisnya dianggap sebagai salah satu paru-paru dunia yang mesti dijaga.

Di antara berbagai hutan yang ada di pulau Kalimantan, terselip satu nama yaitu Taman Nasional Betung Kerihun. Begitu pentingnya peran taman nasional ini, sehingga pihak pengelola pernah mengusulkan Taman Nasional Betung Kerihun sebagai situs warisan dunia UNESCO.

UNESCO sendiri adalah organisasi dunia yang bertugas untuk mendukung perdamaian dan keamanan dengan cara mempromosikan kerja sama antara negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, sains juga budaya.

Mendapatkan predikat sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO tentu bukanlah hal yang sembarangan. Meskipun Taman Nasional Betung Kerihun ‘hanya’ sekadar masuk nominasi atau baru diusulkan, namun ini menunjukkan bahwa taman nasional ini memiliki banyak potensi.

Di Indonesia sendiri, ada beberapa tempat yang sudah masuk sebagai situs warisan dunia UNESCO, mulai dari Candi Borobudur di Magelang, hingga Pulau Komodo yang merupakan satu-satunya habitat komodo yang ada di dunia.

Sejarah Taman Nasional Betung Kerihun

Betung Kerihun

Betung Kerihun

Sebelum sepopuler sekarang, seperti taman nasional pada umumnya, Taman Nasional Betung Kerihun lebih dulu berstatus sebagai cagar alam lewat Surat Keputusan Menteri Pertanian pada tanggal 12 Oktober 1982. Pada surat ini, dinyatakan bahwa cagar alam Betung Kerihun memiliki luas 600 ribu ha. 10 tahun berselang, cagar alam Betung Kerihun ditambahkan luasnya menjadi 800 ribu ha lewat Surat keputusan Menteri Kehutanan No. 118/Kpts-II/1992 pada tanggal 11 Februari 1992.

Butuh tiga tahun untuk pada akhirnya meloloskan Betung Kerihun menjadi taman nasional, apalagi mengingat keanekaragaman hayati dan dampak ekonominya kepada masyarakat sekitar yang telah diberikan oleh. Maka Taman Nasional Betung Kerihun resmi berdiri pada tahun 1995, dengan Surat keputusan Menteri Kehutanan No. 467/Kpts-II/1995menjadi dasar hukumnya.

Selain menjadi taman nasional terbesar di Kalimantan Barat, Taman Nasional Betung Kerihun juga memiliki kisah unik, terkait dengan perubahan nama dari Taman Nasional Bentuang Karimun menjadi Taman Nasional Betung Kerihun. Perubahan nama ini terjadi pada tanggal 2 September 1999 dan didasari oleh berdirinya dua gunung di taman nasional ini yaitu Gunung Betung di wilayah barat dan Gunung Kerihun di daerah timur.

Setelah memastikan perubahan nama dan daerah mana saja yang membatasi, lalu dibuatlah hitam di atas putih yang menyatakan bahwa luas Taman Nasional Betung Kerihun adalah 816.693,40 ha, lewat melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 3075/Menhut-VII/KUH/2014.

Ekosistem Taman Nasional Betung Kerihun

Sebagai salah satu hutan tropis yang ada di Kalimantan, Taman Nasional Betung Kerihun menaungi beberapa flora dan fauna endemik maupun langka. Ekosistem yang terawatt membuat beberapa hewan betah untuk membangun habitat di taman nasional ini.

Flora

Anggrek adalah aset penting dari Taman Nasional Betung Kerihun. Di taman nasional dengan luas 800 ribu ha ini, terdapat 89 spesies anggrek. Bukan hanya itu, ada juga tumbuhan khas yang bernama sama persis dengan taman nasional ini yaitu bunga betung kerihun. Keunikan flora Taman Nasional Betung Kerihun tidak berhenti di situ, karena ternyata di padatnya hutan Taman Nasional Betung Kerihun ada tumbuhan endemik yang hanya ada satu-satunya di dunia, dengan nama latin amyxa pluricormias.

Fauna

Eksotisme Taman Nasional Betung Kerihun tidak hanya terwakilkan oleh berbagai jenis tumbuhan yang unik, namun juga fauna yang hidup berdampingan. Taman nasional ini memiliki mamalia hingga mencapai 48 spesies. Beberapa di antaranya adalah harimau dahan, kijang emas sampai berang-berang.

Jika dari kelompok flora ada tumbuhan yang bernama amyxa pluricormias yang hanya ada satu di dunia, di Taman Nasional Betung Kerihun ada juga katak yang unik. Pasalnya, katak yang bernama latin leptobrachella myorbergi hanya berukuran satu sentimeter saja.

Destinasi Wisata Taman Nasional Betung Kerihun

Luas 800 ribu ha membuat Taman Nasional Betung Kerihun berlimpah dengan beberapa destinasi wisata, apa sajakah itu?

Danau Sentarum

Danau Sentarum - Danau Terbesar di Indonesia

Danau Sentarum | Sumber gambar: Wikipedia

Lokasi pertama yang perlu kamu kunjungi ketika pergi ke Taman Nasional Betung Kerihun adalah Danau Sentaru, yang juga telah menjadi tempat perlindungan satwa liar sejak tahun 1985. Terletak di Sungai Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Danau Sentarum cocok bagi kamu yang ingin melihat beberapa satwa yang ada di taman nasional ini.

Daerah Aliran Sungai Mendalam

Daerah Aliran Sungai Mendalam atau DAS Mendalam bukan hanya berfungsi untuk memberikan air kepada warga sekitar, namun juga bisa menjadi daerah wajib kunjung Taman Nasional Betung Kerihun. Kenapa? Karena DAS Mendalam menawarkan pemandangan yang indah, lengkap dengan beberapa satwa, sehingga cocok untuk kamu yang menyukai fotografi.

Bukan hanya cocok untuk fotografi, dua desa yang dilewati oleh DAS Mendalam yaitu Desa Tanjung Karang Padua dan Desa Datah Hian ditinggali oleh suku Dayak Kayaan. Jika sudah puas berfoto, kamu bisa mengunjungi salah satu dari dua desa ini dan mencicipi berbagai budaya yang ada, termasuk jika beruntung, seni pembuatan mandau, senjata tajam khas suku Dayak dan juga tato.

Nanga Sambus

Setelah mengenal budaya Suku Dayak, kamu bisa berkunjung ke salah satu Perkampungan Melayu yang juga masih dilewati oleh DAS Mendalam. Perkampungan tersebut bernama Nanga Sambus. Nama Perkampungan Melayu adalah cara masyarakat Kapuas Hulu menyebut penduduk muslim. Rebana dan berbagai pertunjukkan muslim bisa kamu saksikan di sini.

Sungai Kapuas

Sungai Kapuas

Sungai Kapuas memiliki pemandangan yang eksotis. Jika kamu punya banyak waktu untuk dihabiskan, kamu bisa mencoba wisata napak tilas perjalanan George Muller Kapuas-Mahakam. Tak tanggung-tanggung, kamu membutuhkan waktu 7 hari untuk menyusuri sungai yang satu ini.

Melihat keunikan taman nasional ini, mulai dari flora dan fauna yang hanya ada satu di dunia, wisata kebudayaan juga napak tilas, rasanya Taman Nasional Betung Kerihun cocok menjadi destinasi wisata kamu selanjutnya. Karena lokasinya yang jauh, disarankan siapkan waktu yang lama supaya perjalanan kamu puas.

Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan