0

Traveloka Accomodation

28 Feb 2021 - 4 min read

Taman Nasional Gunung Tambora, Destinasi Wajib di Tanah Sumbawa.

Taman Nasional Gunung Tambora, Destinasi Wajib di Tanah Sumbawa.

Taman Nasional Gunung Tambora – Hampir tidak ada batasan ketika kita berbicara tentang eksplorasi kekayaan alam di Indonesia. Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia bukan hanya memberikan kita, masyarakatnya, berbagai macam keindahan laut, baik dari pesona pantai hingga beragamnya biota bawah laut. Lebih dari itu, Indonesia masih memiliki alternatif wisata lain.

Salah satu hal yang kerap dilupakan dari Indonesia adalah letaknya yang berada di antara dua lempeng, yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Dua lempeng ini membuat banyak gunung api, baik yang aktif maupun tidak aktif, bermunculan di sepanjang nusantara. Pulau Jawa, misalnya memiliki berbagai gunung yang kerap menjadi sasaran pendaki seperti Gunung Gede-Pangrango di Jawa Barat, Gunung Slamet di Jawa Tengah, hingga kokohnya Gunung Semeru di Jawa Timur.

Bergeser sedikit ke kanan, tepatnya di Nusa Tenggara Barat, berdiri dua taman nasional yaitu Taman Nasional Gunung Rinjani dan Taman Nasional Gunung Tambora. Keduanya bukan hanya layak untuk didaki, namun juga menjadi wilayah konservasi.

Perjalanan Taman Nasional Gunung Tambora

Ketika berbicara tentang Gunung Tambora atau Taman Nasional Gunung Tambora, Sebagian dari kita hampir pasti mengingat peristiwa meletusnya gunung tersebut pada abad ke-19 atau tepatnya tahun 1815. Begitu hebatnya letusan tersebut, hingga konon katanya terdengar sampai Pulau Sumatera yang notabene berjarak 2.600 km jauhnya. Letusan tersebut meninggalkan banyak hal, termasuk Gunung Tambora yang ‘terpangkas’ tingginya, dari 4.300 mdpl hingga kini ‘hanya’ 2.851 mdpl.

Letusan Taman Nasional Gunung Tambora menjadi sebuah kejutan karena sebelum tahun 1815, Gunung Tambora tidak aktif selama beberapa abad. Atas dasar inilah Gunung Tambora dikenal dengan nama Gunung Berapi Tidur.

Begitu dahsyatnya letusan Gunung Tambora tergambarkan dengan berbagai situasi setelahnya. Jumlah kematian yang diperkirakan hingga lebih dari 71.000 jiwa, tinggi asap yang mencapai lapisan stratosfer hingga tsunami atau ombak pelabuhan yang terjadi di berbagai belahan Pulau Jawa.

Dua abad setelahnya, banyak perubahan terjadi dengan Gunung Tambora, salah satunya resmi menjadi Taman Nasional Gunung Tambora dan juga yang termuda, pada tanggal 7 April 2015 lewat SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan 111/MenLHK-II/2015.

Penunjukkan Gunung Tambora menjadi taman nasional merupakan fondasi awal dari pemerintah daerah untuk mewujudkan visi destinasi wisata SAMOTA delapan tahun lagi atau tepatnya pada tahun 2028. SAMOTA sendiri adalah singkatan dari Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Gunung Tambora.

Variasi Vegetasi, Ekosistem Burung dan Eksplorasi Para Pendaki

Vegetasi Taman Nasional Gunung Tambora

Layaknya Taman Nasional Gunung Rinjani yang juga berada di Nusa Tenggara Barat, Taman Nasional Gunung Tambora dengan luas 71.645 ha juga memiliki pesona vegetasi beragam yang dibagi berdasarkan ketinggian. Dengan tinggi 2.851 mdpl, Taman Nasional Gunung Tambora di ketinggian 200-700 m menjadi rumah bagi beberapa tumbuhan, mulai dari Jambu Hutan hingga Linggua. Bergerak naik ke atas 700 m, Gunung Tambora menawarkan vegetasi yang lebih hijau, jumlah pepohonan yang lebih ramai membuat Taman Nasional Gunung Tambora pada ketinggian ini didominasi oleh hutan, khususnya semak-semak dan tanaman perdu. Di ketinggian ini kamu bisa menemukan bunga abadi atau edelweiss dan juga pohon cemara. Sementara di tingkat terakhir, atau ketinggian 1.200 meter, Gunung Tambora menawarkan sabana yang indah dan berbagai jenis tumbuhan alang-alang.

Burung dan mamalia

Dengan vegetasi yang asri dan beragam, Taman Nasional Gunung Tambora menjadi tempat bernaung berbagai fauna, baik yang sudah masuk ke daftar dilindungi oleh negara maupun hewan-hewan liar lainnya. Beberapa fauna yang ada di Taman Nasional Gunung Tambora adalah kakaktua kecil jambul kuning, ayam hutan hijau hingga rusa timor.

Aktivitas Pendakian di Taman Nasional Gunung Tambora

Meskipun baru resmi menjadi Taman Nasional sekitar lima tahun lalu, Taman Nasional Gunung Tambora sudah memiliki reputasi sebagai salah satu destinasi pilihan para pendaki Nusantara. Tak dapat dipungkiri, reputasi ini terbangun juga terpengaruh letusan yang terjadi dua abad lalu.

Dengan puncak gunung yang berbentuk kaldera, Taman Nasional Gunung Tambora menawarkan dua pilihan pendakian bagi dua tipe pendaki.

Pendakian Gunung Tambora

Taman Nasional Gunung Tambora memiliki 3 pintu masuk pendakian, yaitu Piong/Sanggar, Kawindato’i Pancasila dan Doro Ncanga.

Dari manapun kamu memilih pintu masuk, durasi untuk mencapai puncak kaldera Gunung Tambora tetap sama yaitu rata-rata 3 hari 2 malam.

Alternatif untuk Pendaki Pemula

Memiliki tinggi ‘hanya’ 2.851 mdpl membuat Taman Nasional Gunung Tambora juga bisa menjadi destinasi wisata bagi para pendaki pemula atau orang yang baru ingin mencoba mendaki gunung. Ini bisa terjadi karena Taman Nasional Gunung Tambora juga menawarkan jalur offroad hingga ke pos 3 lewat jalur pendakian Doro Ncanga. Selanjutnya setelah itu, kamu hanya memerlukan durasi 2 jam untuk sampai ke puncak Gunung Tambora.

Potensi Wisata Lain dari Taman Nasional Gunung Tambora

Meskipun daya pikat utama dari Taman Nasional Gunung Tambora adalah gunung, namun status taman nasional yang didapat pada 5 tahun lalu membuat pemerintah daerah juga mulai mempertimbangkan alternatif wisata lain yang bisa ditawarkan, selain tentunya visi SAMOTA pada tahun 2028 nanti.

Di sekitar Taman Nasional Gunung Tambora terdapat beberapa sungai yang cantik, dan tentunya akan sangat disayangkan jika sungai-sungai ini tidak dimaksimalkan untuk menambah nilai dari Gunung Tambora itu sendiri.

Wisata alternatif ini termasuk menjelajah sungai menggunakan canoe atau menyediakan tempat berfoto dengan latar Gunung Tambora.

Akses Menuju Taman Nasional Gunung Tambora

Menuju Taman Nasional Gunung Tambora membutuhkan waktu yang tidak singkat dan tidak ada penerbangan langsung ke sana. Jika kamu berdomisili di pulau Jawa atau pulau lainnya, maka hal yang perlu kamu lakukan pertama kali adalah memesan tiket menuju Nusa Tenggara Barat, dari kota Mataram, satu-satunya moda transportasi yang tersedia adalah jalur darat, menuju kota Dompu, yang memakan durasi waktu 11 jam. Dari kota Dompu, kamu tinggal memilih jalur masuk mana yang kamu inginkan, baik itu Pos Kore, Pos Kawinda To’i dan Doropeti. Ketiganya menambahkan durasi 2 jam, hingga total durasi yang dibutuhkan adalah 13 jam.

Dengan potensi yang sebesar ini, maka sudah seharusnya Taman Nasional Gunung Tambora menjadi destinasi wisata kamu selanjutnya.

Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan