0

Traveloka Accomodation

02 Mar 2021 - 3 min read

Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, Rumah Kupu-Kupu di Tanah Sumba

Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, Rumah Kupu-Kupu di Tanah Sumba

Taman Nasional Laiwangi Wanggameti – Jika ada satu hal yang identik dengan Indonesia adalah nilai eksotismenya. Sebagian dari wilayah yang ada di timur Indonesia memang masih kental dengan adat budaya, mitos dan nilai sejarah. Sehingga, bukan hanya pemerintah yang turut membantu menjaga nilai eksotisme ini, namun juga masyarakat sekitar yang memiliki garis keturunan sampai bertahun-tahun kebelakang.

Hal inilah yang juga terjadi dengan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. Taman nasional yang ada di Sumba, Nusa Tenggara Timur ini turut mengandalkan masyarakat sekitar untuk menjaga keasrian alamnya. Ini tentunya bukan tanpa alasan, karena Taman Nasional Laiwangi Wanggameti merupakan rumah terbesar bagi endemik kupu-kupu di Indonesia.

Taman Nasional Laiwangi Wanggameti: Rumah Kupu-Kupu dan Komposisi yang Unik

Sejarah

Sebagian dari kamu mungkin pernah mendengar cerita atau menyaksikan di media tentang betapa indahnya pulau Sumba. Mulai dari air terjun, laut yang jernih hingga desa-desa tradisional. Sumba bukan hanya memiliki tiga hal tersebut, namun juga taman nasional yang bernama Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.

Taman Nasional Laiwangi Wanggameti berlokasi di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Dengan luas hingga 47 ribu ha, kawasan ini resmi menjadi Taman Nasional oleh Menteri Kehutanan pada tanggal 21 Januari 1986. Dengan luas sebesar itu, Taman Nasional Laiwangi Wanggameti bukan hanya menjadi daerah konservasi untuk flora dan fauna, juga rumah bagi dua desa utama yaitu Desa Ramuk dan Katukai.

Komposisi unik

Selain menjadi rumah terbesar bagi endemik kupu-kupu di Indonesia, Taman Nasional Laiwangi Wanggameti juga memiliki beberapa keunikan. Salah satunya adalah taman nasional ini masuk kategori hutan elfin atau hutan kerdil. Salah satu cirinya adalah keberadaan pohon-pohon kecil dan tanah yang tidak terlalu gembur.

Tak hanya itu, jika kamu menyukai tanah lapang yang hijau untuk berlari-lari atau untuk berfoto, maka Taman Nasional Laiwangi Wanggameti adalah tempat yang tepat karena terdiri dari 60% stepa atau dataran tanpa pohon, selebihnya terdiri dari hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan dataran tinggi.

Flora dan Fauna di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti

Tentunya sudah menjadi ‘tugas’ taman nasional untuk menjadi wilayah konservasi dan berkembang biak hewan. Tak terkecuali dengan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. Meskipun kerap memesona wisatawan lokal maupun internasional dengan porsi stepa yang luas, nyatanya ini tak menghentikan berbagai flora dan fauna untuk tinggal di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.

Fauna

Salah satu ‘prestasi’ yang berhasil ditorehkan oleh Taman Nasional Laiwangi Wanggameti adalah menjadi rumah bagi kupu-kupu yang ada di Indonesia. Tercatat, ada sekitar 115 kupu-kupu yang tinggal di taman nasional ini, dengan tiga di antaranya adalah endemik Nusa Tenggara Timur.

Taman Nasional Laiwangi Wanggameti bukan hanya menjadi rumah bagi kupu-kupu, hewan-hewan lainnya, baik yang langka ataupun tidak, berkumpul di sini. Babi hutan, kera ekor panjang, ayam hutan hingga ular sanca timor adalah beberapa hewan liar yang ada di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.

Flora

Meskipun memiliki hutan elfin, namun vegetasi di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti relatif beragam. Di taman nasional ini, kamu bisa menemukan pohon kayu manis, kenari, jambu hutan hingga pohon cemara. Namun salah satu tanaman unggulan dari Taman Nasional Laiwangi Wanggameti adalah pohon cendana, yang biasanya menjadi bahan pokok utama minyak aromaterapi.

Aktivitas Wisatawan di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti

Fenomena alam yang ada di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti tentunya membuat banyak pilihan aktivitas yang bisa kamu lakukan setelah sampai di sini, apa sajakah itu?

Mengamati burung di desa terdekat

Aktivitas pertama yang bisa dilakukan kamu dan teman-temanmu saat mengunjungi Taman Nasional Laiwangi Wanggameti adalah mengamati burung-burung langka. Tentu, kamu tidak bisa melakukannya di stepa yang luas karena burung-burung langka ini lebih memilih bersembunyi di desa terdekat, nama desa tersebut adalah Desa Praing Kareha. Mengapa desa ini? Karena rupanya, beberapa burung langka seperti kakatua jambul untu dan burung enggang sumba memilih membangun sarang di pepohonan sekitaran desa ini.

Wisata Zaman Megalitikum

Sesudah berkunjung ke Desa Praing Kareha untuk melihat burung-burung langka, kamu bisa berkunjung ke kuburan-kuburan kuno yang berada di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. Selain tentunya bentuknya yang sudah tua, makam-makan ini juga memberikan ukiran yang unik-unik, beberapa di antaranya ada ukiran yang berbentuk wanita, pria hingga hewan seperti kuda.

Jika peninggalan sejarah ini tidak cukup, ada juga rumah tradisional Sumba yang di dalamnya menjelaskan prosesi adat khas masyarakat sekitar.

Kesegaran Wisata Air Terjun

Di desa yang sama tempat kamu melihat burung langka, yaitu desa Praing Kareha, kamu bisa menikmati air terjun dengan nama Air Terjun Laputi. Masyarakat sekitar yang menjaga sarang-sarang burung langka di desa mereka ternyata juga menerapkan yang sama untuk air terjun yang satu ini, yaitu tidak mengubah apapun alias membiarkannya tetap alami. Salah satu tantangan untuk menuju air terjun ini adalah medan yang relatif sulit. Tapi tenang saja, segala jerih payah kamu akan terbayar tuntas dengan pemandangan dan kesegaran dari Air Terjun Laputi.

Tak cuma air terjun, tapi wisata air yang bisa kamu rasakan juga adalah Danau Laputi. Seperti tempat wisata yang tumbuh di masyarakat adat yang kental dengan mitos dan sejarah, di danau ini kamu dilarang untuk memancing karena konon masyarakat percaya, Danau Laputi adalah habitat hewan keramat yaitu belut sakti, tak main-main, kamu dipercaya bisa mati jika memancing atau bahkan memakan belut dari danau ini.

Melihat berbagai fenomena alam maupun kekayaan budaya yang ditawarkan oleh Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, tentunya taman nasional ini bisa menjadi alternatif liburan untuk kamu, terutama yang belum pernah mengalami eksotisme dan kecantikan Indonesia bagian timur. Untuk mencapai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti kamu bisa memesan tiket dari kota asal ke Bandara Umbu Mehang Kunda di kota Waingapu, Sumba, Nusa Tenggara Timur. Setelah sampai, lanjutkan dengan perjalanan darat sekitar dua jam maka sampailah kamu di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah bulan Maret-Juni dan Oktober-Desember.

Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan