Taman Nasional Menu Betiri– Kota Banyuwangi yang terletak di Jawa Timur terkadang dianggap sebagai daerah yang kurang eksotis dibandingkan tetangganya, yaitu pulau Bali. Bagi warga ibukota atau masyarakat Pulau Jawa pada umumnya yang menyukai perjalanan darat, kota Banyuwangi terkadang hanya kota yang mesti dilewati untuk menuju Bali. Padahal, kota ini memiliki tiga taman nasional yang tidak kalah bagus dari taman nasional di Indonesia.
Salah satu taman nasional paling popular tentu adalah Taman Nasional Baluran. Dijuluki sebagai The Little Africa of Java—karenaekosistem dan penampilannya yang sangat mirip dengan Afrika—taman nasional ini kerap ramai oleh pengunjung yang ingin sekadar berfoto atau berkeliling.
Meskipun kalah popular, Taman Nasional Menu Betiri sebenarnya memberikan pengalaman yang sama menyenangkannya. Predikat sebagai salah satu taman nasional terbaik di Indonesia membuat potensi dari taman nasional ini sangatlah besar. Terlepas dari itu, acungan jempol patut diberikan kepada pemerintah daerah Banyuwangi karena bisa mengelola tiga taman nasional dengan sama baiknya.
Taman Nasional Menu Betiri sudah menyimpan potensi yang sudah ada semenjak dulu. Pemerintah Belanda saat itu mencium potensi yang bisa diberikan oleh Taman Nasional Menu Betiri, sehingga langkah yang mereka ambil selanjutnya adalah menjadikan taman nasional ini sebagai hutan lindung pada tahun 1931.
Proses administrasi hingga perubahan nama terus terjadi selama beberapa kali semenjak pertama kali dinyatakan sebagai hutan lindung di tahun 1931 tersebut. Terakhir, daerah konservasi di timur Jawa ini menjadi Taman Nasional Menu Betiri di tahun 1982 oleh Menteri Pertanian saat itu. Keputusan ini juga menambah luas taman nasional ini yang tadinya hanya 50.000 ha menjadi 58.000 ha, dengan menyertakan Perkebunan Bandelait dan Sukamade Baru dan kawasan hutan lindung di utara, juga perairan di selatan.
Memiliki luas yang lebih besar dari Taman Nasional Baluran yang hanya 250 km, Taman Nasional Menu Betiri relatif lebih ‘ramai’ vegetasinya. Tidak main-main, Taman Nasional Baluran menaungi lima jenis hutan, mulai hutan pantai, hutan rawa, mangrove, hutan rheophyte, hingga hutan hujan dataran rendah. Keanekaragaman vegetasi ini membuat Taman Nasional Menu Betiri memiliki julukan Rumah Biodiversitas.
Sementara itu, nama Taman Nasional Menu Betiri juga diambil dari ekosistem yang ada di dalam taman nasional ini, yaitu gunung. Di taman nasional ini, ada dua gunung yang bernama Gunung Menu dan Gunung Betiri yang relatif tidak terlalu tinggi, hanya 1.223 mdpl.
Seperti pendekatan taman nasional pada umumnya, Taman Nasional Menu Betiri juga membiarkan ekosistem hewan dan tumbuhan yang ada berjalan natural atau liar. Maka dari itu, ada besar kemungkinan jika pada akhirnya kamu mengunjungi taman nasional ini, hewan-hewan yang tadinya hanya kamu kenal dari buku pelajaran atau gambar di internet, bisa dilihat jelas dengan mata kamu langsung.
Keputusan untuk membiarkan ekosistem berjalan dengan bebas dan liar merupakan keputusan yang sangat tepat, terutama mengingat beberapa hewan yang bermukim di Taman Nasional Menu Betiri sudah masuk kategori langka dan terancam punah. Salah satu satwa langka yang ada di taman nasional ini adalah harimau loreng jawa.
Sementara untuk biota laut yang juga termasuk langka adalah penyu, yang juga termasuk satwa khas Taman Nasional Menu Betiri. Beberapa jenis penyu yang dibudidayakan di taman nasional ini adalah penyu hijau, penyu belimbing, penyu lekang dan penyu sisik.
Keputusan untuk membudidayakan penyu bukan datang tiba-tiba. Salah satu faktor pemicunya adalah maraknya pemburuan penyu-penyu tersebut hingga tahun 1979. Kini, pihak pengelola juga masyarakat sekitar ikut menjaga ekosistem hewan, termasuk penyu.
Total ada sekitar 29 mamalia dan 180 jenis burung yang menemani penyu dan harimau loreng jawa.
Banyaknya jenis hutan yang ada di Taman Nasional Menu Betiri membuat berbagai jenis tumbuhan ada di sini. Total, di taman nasional yang memiliki luas 58.000 ha ini, ada sekitar 293 jenis tumbuhan. Termasuk di dalamnya bunga raflesia, bakau hingga tumbuhan langka yang bersifat parasit bernama latin balanhopora fungosa.
Taman Nasional Menu Betiri tidak selamanya tentang flora dan fauna, tapi juga berbagai pilihan wisata bagi para pengunjung. Apa saja destinasi wisata yang ada di taman nasional ini yang bisa mengusir kamu dari kepenatan rutinitas yang ada?
Taman nasional Menu Betiri menawarkan banyak lapangan yang luas, sehingga sangat sayang jika tidak dimaksimalkan dengan berkemah atau memasang tenda. Salah satu tips yang berguna jika kamu ingin berkemah adalah membawa peralatan dari rumah, karena penyewaan yang disediakan biasanya mahal. Hitung-hitung bisa menghemat anggaran.
Setelah menghabiskan malam dengan berkemah dan mengobrol dengan teman-teman kamu, agenda selanjutnya yang bisa kamu lakukan adalah mengunjungi beberapa pantai, dengan pantai Bendelit sebagai tujuan yang pertama.
Selain menawarkan pasir yang putih dan laut yang biru, pantai Bendelit juga menawarkan pengalaman yang berbeda dengan ‘kebun binatang mini’. Setelah bermain dan menikmati air laut, kamu bisa melanjutkannya dengan melihat penangkaran rusa timor dan rumah kaca yang memajang beberapa jenis anggrek. Pantai ini juga menawarkan beberapa wahana air seperti kano, speed boat, dan lain sebagainya.
Setelah merasakan segarnya air laut di Pantai Bandelit, kamu bisa bergeser ke Pantai Rajegwesi dan menyaksikan bagaimana nelayan lokal bekerja, sekaligus menjual hasil tangkapnya ke masyarakat sekitar. Pantai ini juga menawarkan penginapan bagi para wisatawan, dan memiliki ombak yang relatif tenang, jadi kondisinya aman jika kamu ingin membawa anak-anak. Pantai Rajegwesi juga dikelilingi oleh hutan tropis yang lebat.
Tentunya ada banyak moda transportasi yang bisa kamu pilih untuk mengunjungi Taman Nasional Menu Betiri. Meskipun pesawat sepertinya menggiurkan, tapi tidak ada salahnya kamu mencoba menggunakan moda transportasi darat seperti kereta atau mobil pribadi untuk mendapatkan sensasi berpetualang sepenuhnya.
Baca juga: Menjelajahi Taman Nasional Kutai