Tahukah Anda kalau Provinsi Riau adalah tempat di mana paling banyak suku Melayu di Indonesia bertempat tinggal? Itu sebabnya, kebudayaan dan kesenian daerah tersebut sangat kental dengan nuansa Melayu. Hal ini bisa terlihat jelas dalam sejumlah tarian Riau tradisional.
Uniknya lagi, tarian Riau ada yang sudah berusia 100 tahun, lho. Durasi waktu yang lama tersebut pastinya membuat Anda terkagum-kagum. Apalagi, masyarakat setempat tampaknya serius dalam melestarikan kesenian tersebut.
Sejak awal abad ke-20, tarian-tarian Riau ini telah menjadi ekspresi seni yang menggambarkan kehidupan, kepercayaan, dan nilai-nilai masyarakat setempat. Tentunya, beberapa tarian itu mengalami perkembangan juga. Apalagi mendapatkan pengaruh dari berbagai budaya yang masuk dan peristiwa sejarah.
Pengaruh ini terlihat dalam gerakan, kostum, dan cerita yang diceritakan melalui tarian-tarian tersebut. Namun, meskipun terdapat aspek modernisasi, nilai-nilai tradisional tetap terjaga dengan kokoh. Berikut ini beberapa tarian Riau yang usianya sudah satu abad.
Foto: gramedia.com
Tari Zapin pastinya menjadi salah satu tarian paling populer dari tanah Riau. Seni tari ini sebenarnya perpaduan antara budaya Melayu dan Islami, lho. Kata zapin sendiri berasal dari bahasa Arab yang bermakna gerak kaki cepat yang mengikuti irama alat musik pukul. Kebetulan sekali dalam tarian tersebut musik yang dimainkan berasal dari Yaman.
Uniknya lagi, syair-syair dalam lagu pengiring Tari Zapin ini berhubungan dengan ajaran Islam. Ternyata, hal ini berhubungan dengan fungsi tarian tersebut pada masa lampau, yakni sebagai media dakwah dan penyebaran agama Islam.
Kesenian tradisional ini sebenarnya berasal dari Kesultanan Yaman. Karena Riau masuk dalam jalur perdagangan Melayu, pada abad ke-16 bangsa Arab membawa kebudayaan tersebut ke tanah Malaka. Tarian tersebut kemudian bercampur dengan kebudayaan lokal. Tentunya, memasukan unsur kebiasan dan adat dari suku Melayu yang ada di Riau.
Awalnya, Tari Zapin hanya ditarikan oleh para penari laki-laki. Namun, pada tahun 1960, tarian ini sudah mulai berkembang dan bisa dipentaskan oleh perempuan. Bahkan, bisa ditarikan berpasangan laki-laki dan perempuan.
Di Indonesia, tarian tersebut dibagi menjadi dua, yakni Zapin Arab dan Zapin Melayu. Gerakan Tari Zapin Melayu ada 19. Nah, ini dibagi menjadi tiga bagian penting. Ada gerakan salam (ini untuk membuka tarian), gerak into, dan gerak tahto (ini merupakan penutup dari tarian). Inilah yang digunakan oleh masyarakat Riau.
Foto: dictio.id
Adakah kesenian Riau yang berasal dari suku Melayu Asli? Jawabannya, ada. Tari Makyong merupakan salah satunya. Walau tidak diketahui tepatnya tarian itu pertama kali ditampilkan, diperkirakan seni tradisional tersebut sudah ada sejak kurang lebih 100 tahun yang lalu.
Tentunya, awalnya Tari Makyong berfungsi sebagai sarana ritual dan spiritual. Biasanya, dipentaskan saat masyarakat melakukan panen padi. Ini merupakan simbol rasa syukur dan penghormatan untuk alam serta penciptanya. Itu sebabnya, tarian ini penuh sukacita dan terkesan gembira.
Keunikan dari Tari Makyong terletak pada atribut yang digunakan para penarinya. Biasanya, para penari mengenakan topeng sebagai propertinya. Lalu, mereka akan mulai menari sesuai dengan irama alat musik tradisional, seperti tetawak, rebab, dan juga gendang.
Baca juga: 10 Tempat Wisata Kampar Riau Paling Hits
Tahukah Anda kalau ada alat musik gamelan juga di Riau? Bahkan, di tanah Malaka ini dikembangkan menjadi sebuah tarian yang disebut Tari Gamelan. Seni tari yang satu ini sudah diketahui keberadaannya sejak abad ke-17. Tepatnya, populer ketika zaman Kerajaan Riau dan Lingga tengah berjaya.
Nama Gamelan dipilih karena tarian tersebut memang diiringi alat musik tradisional Indonesia tersebut. Namun pada masa lalu, Tari Gamelan hanya boleh ditonton keluarga kerajaan saja. Jadi, hanya orang-orang penting dan punya jabatan yang dapat melihatnya.
Pada tahun 1811, masyarakat luas mulai mengenal Tari Gamelan. Pertunjukan tarian ini pertama kali diperkenalkan secara luas ketika upacara pernikahan Tengku Hussain, anak dari Sultan Abdul Rahman. Dari situlah, warga Riau mulai mengetahui dan tertarik untuk mempelajarinya.
Tari Gamelan ini umumnya ditarikan penari perempuan berjumlah empat orang. Gerakan tarinya terkesan gemulai, cantik, dan anggun. Gerakan tarinya sendiri sangat beragam. Mulai dari posisi duduk hingga berdiri. Pastinya, tarian tradisional ini sangat mempesona orang yang menontonnya.
Foto: budaya-indonesia.org
Tarian tradisional yang satu ini juga berusia 100 tahun, lho. Tepatnya, berasal dari Kabupaten Pelalawan, Riau. Namanya pun disesuaikan dengan suku yang membuatnya, yakni Tari Suku Melaut Teluk Meranti. Tentunya, tarian ini ingin menampilkan kehidupan sehari-hari masyarakat adat pesisir yang ada di sana.
Dalam penampilannya, para penari Tari Suku Melaut Teluk Meranti tersebut akan menggunakan properti tradisional yang disebut ambong. Ini merupakan sebuah alat yang biasa digunakan masyarakat lokal untuk membawa dan mengumpulkan niau (kelapa).
Uniknya,Tari Suku Melaut Teluk Meranti memperlihatkan cara masyarakat setempat menggunakan ambong. Mulai dari dijinjing, dipukul, dihentak, digoyang-goyangkan, ditelungkupkan, hingga digegar. Dalam tarian tersebut, Anda akan mengetahui kebiasan-kebiasan warga setempat tersebut.
Satu lagi tarian yang memiliki unsur magis dan sudah berusia 100 tahun. Nama tariannya adalah Tari Rentak Bulian. Seni tradisional ini berasal dari Indragiri Hulu, Riau. Mengapa disebut-sebut memiliki kaitan dengan magis? Pertama-tama salah satu jawabannya ada pada penamaannya.
Dalam bahasa setempat kata rentak berarti melangkah. Lalu, kata bulian bermakna tempat tinggal dari makhluk halus. Tarian ini merupakan dari ritual kepercayaan masyarakat setempat. Itu sebabnya, tidak bisa sembarangan dipentaskan atau ditarikan. Ada persyaratan yang harus dilengkapi terlebih dahulu.
Para penari harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, jumlah penari harus berjumlah tujuh atau delapan orang perempuan. Pastikan, para penari tersebut dalam kondisi suci. Maksudnya, tidak sedang menstruasi. Lalu, ada satu penari laki-laki yang terlihat gagah dan sudah baligh. Walaupun menari bersama, antara laki-laki dan perempuan tidak boleh posisinya berdekatan.
Selain itu, para penari juga tidak boleh memiliki hubungan darah. Biasanya, sebelum mulai menari, penari-penari ini akan diasapi dengan kayu gaharu. Bahkan, alat musik pengiringnya harus melewati upacara keramat Mayang Pinang Muda. Tari Rentak Bulian ini berfungsi sebagai bagian dari ritual pengobatan tradisional.
Ketika mendengar soal Provinsi Riau disebut, pastinya Kota Batam menjadi yang ada pertama dalam pikiran Anda. Namun, perlu diketahui, tak hanya selalu ke Batam, destinasi wisata di Riau juga banyak, lho. Anda bisa berkunjung ke Candi Muara Takus hingga Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Bahkan, Riau bisa menjadi destinasi wisata yang seru bersama keluarga.
Anda memiliki rencana untuk bertandang ke Provinsi Riau? Jangan mau repot ketika berada di sana. Semua transportasi dan akomodasi bisa langsung dipesan di aplikasi Traveloka. Bahkan, sejumlah tiket tempat wisata juga bisa kamu cari di sini. Pastinya, aplikasi ini membuat Anda mendapatkan perjalanan yang terbaik.
Aplikasi Traveloka akan membuat Anda merasa nyaman saat melakukan perjalanan jauh bersama keluarga. Anda cukup mengunduh dan masuk ke dalam aplikasi Traveloka, pastinya bakal dapatkan kemudahan dalam melakukan penjadwalan tanggal keberangkatan, kepulangan, dan juga pembayaran. Ayo jalan-jalan bersama keluarga!
Penginapan dan Hotel di Pekanbaru
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga