Tahukah Anda beberapa Tarian Kalimantan Selatan masuk ke daftar Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)? Itu tandanya, seni tari tersebut dianggap otentik dan wajib dilestarikan oleh generasi penerus. Dengan masuknya, sejumlah tarian tersebut. Berarti tidak ada negara atau daerah lain yang bisa mengklaimnya sembarangan.
Seperti yang diketahui, Pulau Kalimantan memiliki hutan hujan tropis yang besar di dalamnya. Bahkan, di beberapa lokasi belum terjamah manusia. Keindahan alam Provinsi Kalimantan Selatan tidak dapat disepelekan, begitu pula budayanya. Pulau yang luas ini juga memiliki sejumlah suku yang berdiam di dalamnya.
Tentunya, kekayaan suku membuat variasi budaya dan kesenian di tiap daerah Kalimantan Selatan. Hal ini dapat dilihat dari tarian Kalimantan Selatan yang unik dan berbeda dari tempat lainnya. Bahkan, setiap suku sudah memiliki seni tari tradisionalnya sendiri yang sudah diajarkan secara turun-menurun.
Sudah saatnya Anda menjelajahi keindahan dan makna di balik Tarian Kalimantan Selatan. Siapa tahu Anda berkesempatan menikmati pertunjukan tersebut langsung di tempatnya. Coba cek di sini daftar tarinya, yuk!
Tarian Kalimantan Selatan yang bakal dibahas pertama adalah Tari Topeng Banjar. Perlu Anda ketahui tarian ini dianggap sakral, lho. Mengapa bisa demikian, ya? Pertama-tama, seni tari tersebut sudah ada lama di tanah Kalimantan. Tepatnya, sudah dikenal sejak masa Kerajaan Negara Dipa.
Pada saat itu, ajaran agama seperti Islam atau Kristen belum menyentuh masyarakat adat setempat. Hal ini membuat mereka masih percaya kekuatan roh-roh leluhur. Tari Topeng Banjar ini sebelumnya berfungsi untuk keperluan batatamba atau ritual pengobatan untuk warga yang tengah sakit. Tarian tradisional ini juga dipakai dalam Upacara Manyanggar (Sampir).
Topeng yang digunakan para penarinya juga terdiri dari beberapa jenis, lho. Misalnya, topeng Pantul, Batarakala, Tambam, Pamambi, Gunung Sari, Panji, dan Patih. Topeng tersebut berguna untuk mengusir roh-roh jahat dan juga penyakit. Tari Topeng Banjar juga punya makna lain, yakni sebagai ungkapan rasa syukur serta harapan untuk keselamatan.
Foto: id.wikipedia.org
Masih di daerah Banjar, Tari Sinoman Hadrah berasal dari daerah Martapura, Kabupaten Banjar. Ini merupakan akulturasi dari budaya Arab, Melayu, dan juga suka setempat, lho. Hal inilah yang membuat tarian ini menjadi semakin unik dan perlu Anda ketahui.
Nama tarian ini berasal dari dua kata. Sinoman berasal dari bahasa setempat yang bermakna komunitas yang berisi orang-orang bertujuan sama. Sedangkan kata hadrah, berasal dari kata hadrun dalam bahasa Arab yang memiliki kata hadir. Bisa dibilang arti dari nama tarian tersebut adalah penyambutan bagi tamu penting yang hadir ke tanah Martapura.
Tari Sinoman Hadrah sebenarnya merupakan pertunjukan seni yang lengkap, lho. Apalagi jumlah orang yang terlibat di dalamnya setidaknya ada 30 orang. Tentunya, tidak semuanya menjadi penari. Peran mereka dibagi menjadi beberapa. Misalnya, ada yang sebagai penari, pemegang bandu, pemayung, serta pemusik. Itu sebabnya, bila Anda berkesempatan melihatnya, ini menjadi pementasan yang kaya kesenian.
Kalau dalam kebudayaan Islam, hadrah bisa berarti satu set alat musik. Tampaknya, ini juga yang diserap di Tari Sinoman Hadrah. Alat musik pengiringnya ada rebana, ketipung, tamborens, dan juga babun. Tak lupa ada atribut bendera dan juga payung besar penuh dengan hiasan mencolok.
Satu lagi tarian Kalimantan Selatan yang berhubungan dengan magis dan spiritual, yakni Tari Babangsai. Kesenian tradisional tersebut berasal dari kebiasaan suku Dayak Bukit yang berdiam diri di provinsi tersebut. Fungsi awalnya sebagai bagian dari ritual suku Dayak kepada sang pencipta dan arwah nenek moyang.
Kalau Anda pernah melihat tari Kanjar, gerakan Tari Babangsai sebenarnya mirip dengan tarian tersebut. Perbedaannya adalah Tari kanjar dilakukan oleh penari laki-laki. Sedangkan Tari Babangsai dipentaskan oleh penari perempuan.
Salah satu keunikan dari Tari Babangsai ini adalah pola gerakannya. Ada satu gerakan yang membuat para penari harus berputar membuat lingkaran. Tentunya ada satu poros yang berupa altar pemujaan. Altar tersebut nantinya akan dikelilingi para penari.
Kemudian, apa fungsi altar tersebut? Dikatakan sebelumnya kalau Tari Babangsai tersebut merupakan kesenian yang bersifat ritual dan spiritual. Altar yang menjadi poros sarian ini berisi sesajen persembahan untuk dewa atau Tuhan pencipta alam. Ritual ini kabarnya juga serupa dengan yang dilakukan Suku Dayak Ot Danum.
Foto: jabejabe.co
Satu lagi kesenian tari tradisional yang mendapatkan pengaruh kebudayaan Islam di Kalimantan Selatan, yakni Tar Rudat. Tarian ini sangat populer di daerah Kabupaten Banjar. Bahkan, banyak pelajar yang mempelajari dan mementaskannya, lho.
Beberapa sekolah menjadikannya sebuah ekskul atau masuk dalam pelajaran seni. Aktivitas ini sebagai salah satu cara untuk melestarikan seni tari tradisional yang hampir punah.
Berdasarkan beberapa sumber, kata rudat berasal dari kata rudatik dalam bahasa Banjar. Kata tersebut bermakna menggerakan tubuh secara terus-menerus. Tampaknya, nama ini cocok menggambarkan gerakan Tari Rudat secara umum.
Ketika mementaskan Tari Rudat, para penari akan terus bergerak hingga irama lagu berhenti. Tarian ini diiringi alat musik Kalimantan Selatan bernama tarbang. Kalau Anda melihat penampilan tarian tersebut secara langsung, akan menyadari adanya perpaduan antara olahraga bela diri dengan seni tari dan suara.
Tari Rudat ini memang mayoritas dilakukan secara duduk. Meskipun demikian gerakannya lincah dan gemulai secara bersamaan. Pastinya, enak sekali untuk dipandang Anda yang menikmati seni tari.
Foto: id.wikipedia.org
Tari Baksa Kembang merupakan tarian yang awalnya berfungsi untuk menyambut tamu atau membuka acara kerajaan. Tarian ini berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Tentunya, busana yang dikenakan para penarinya terkesan mewah dan mencolok.
Umumnya, Tari Baksa Kembang ditarikan sendiri. Namun terkadang, bisa dilakukan secara bersama. Asalkan saja jumlah penarinya ganjil. Tarian ini pun berkembang menjadi sejumlah versi karena semakin terkenal di masyarakat setempat. Misalnya, ada versi Kijik, Jumanang, Lagureh, dan Tapung Tali. Kemudian para seniman tari berkumpul dan menyepakati satu Tari Baksa Kembang yang baku.
Inilah yang kemudian diajarkan ke generasi selanjutnya. Penari Tari Baksa Kembang tersebut biasanya akan terlihat anggun dengan busana khas Kalimantan Selatan yang disertai selendang dan mahkota yang disebut Gajah Gemuling.
Gerakan Tari Baksa Kembang ini seolah-olah seorang gadis yang sedang menikmati keindahan taman bunga. Biasanya, penari juga membawa atribut rangkaian kembang mawar, kantil, kenangan, dan melati. Nantinya, kembang bogem tersebut diberikan kepada tamu kehormatan.
Provinsi Kalimantan Selatan memang dikenal akan keindahan alamnya. Terutama kawasan hutan dan pegunungannya. Bagi Anda penyuka alam dapat langsung memilih destinasi wisatanya. Siapa tahu Anda berkesempatan melihat langsung kera bekantan dan juga orang utan di hutan hujan tropis. Anda juga bisa berkunjung ke Pulau Angsana dan Pulau Kembang bila berada di sana.
Ketika Anda berada di sana, pastikan tidak bisa melewatkan keunikan seni dan budayanya. Salah satu yang wajib Anda saksikan sendiri secara langsung adalah Tarian Kalimantan Selatan. Anda dapat menggunakan aplikasi Traveloka untuk mempersiapkan liburan ke provinsi tersebut. Aplikasi ini dapat membantu Anda menemukan akomodasi dan transportasi terbaik.
Pastinya, aplikasi Traveloka akan membuat Anda merasa nyaman saat berpetualang di perjalanan. Anda cukup mengunduh dan masuk ke dalam aplikasi Traveloka, pastinya bakal dapatkan kemudahan dalam melakukan penjadwalan tanggal keberangkatan, kepulangan, dan juga pembayaran. Anda juga dapat memesan tiket masuk tempat wisata yang mungkin ada penampilan tarian Kalimantan Selatan. Let’s go traveling!
Penginapan dan Hotel di Banjarmasin
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga