Jepang bukan hanya dikenal sebagai destinasi wisata populer dengan pemandangan menawan dan budaya modern yang memikat, tetapi juga memiliki warisan seni yang kaya dan beragam. Salah satu unsur budaya yang tak pernah kehilangan daya tariknya adalah tarian tradisional Jepang.
Dengan gerakan yang apik serta kostum yang memukau, tarian tradisional Jepang yang biasanya dibawakan oleh geisha bukan cuma hiburan yang memanjakan mata. Namun, tarian-tarian tersebut merupakan medium untuk menyampaikan cerita dan emosi, bahkan terkandung sejarah panjang di dalamnya.
Beberapa contoh tarian tradisional Jepang seperti Kabuki, Noh Mai, hingga Bon Odori memiliki pesona unik masing-masing. Setiap langkah dan gerakan tariannya menggambarkan estetika sekaligus filosofi mendalam dan penghormatan terhadap tradisi. Tidak heran jika tarian-tarian ini menjadi daya pikat tersendiri bagi wisatawan yang ingin mengenal Jepang lebih dalam.
Mau tahu lebih lanjut mengenai beragam tarian tradisional Jepang? Atau, kamu berencana menyaksikan keindahan tarian tersebut saat liburan ke Jepang nanti? Simak ulasannya di bawah ini!
Tarian tradisional Jepang berhubungan erat dengan sejarah negara tersebut. Dulu, tarian tradisional berkembang seiring dengan adanya musik istana yang disebut Gagaku. Genre musik tersebut muncul pada masa Heian. Kemudian pada abad ke-12, muncul jenis lagu dan tarian baru yang disebut shirabyoshi.
Tarian tradisional Jepang itu merupakan jenis tarian yang dibawakan oleh penari perempuan. Namun, uniknya mereka memakai pakaian laki-laki. Mereka juga menari sambil menyanyi. Sebab, dulu penari lumrahnya mahir bernyanyi juga. Keunikan lainnya, tarian waktu itu diiringi suling yang difungsikan sebagai alat musik utama.
Kegunaan tarian zaman dulu adalah sebagai bentuk perayaan panen atau keberhasilan mendapatkan makanan. Jadi, tarian Jepang berkaitan erat dengan mitos sebelum akhirnya dipengaruhi oleh tarian balet dan tarian lain dari Baat usai Perang Dunia Kedua.
Selain menilik sejarahnya, tarian Jepang juga memiliki keunikan yang tak dimiliki oleh tarian dari negara lain. Pertama, tarian Jepang identik dibawakan oleh Geisha, seniman perempuan yang merias wajah dengan bedak putih. Mereka mengenakan kimono serta menyanggul rambut.
Kedua, tarian tradisional Jepang memiliki gerakan yang super anggun. Gerakannya dapat disesuaikan dengan penggunaan kimono panjang. Jadi, meski gerakan tariannya cukup lincah, tapi tetap berkesan elegan.
Sementara itu, tarian yang dilakukan oleh penari laki-laki umumnya memiliki kesan gagah dan perkasa. Apabila mereka ditampilkan bersamaan, gerakan tarian tampak harmonis. Apalagi dipadukan dengan musik khas Jepang.
Sudah pernah menyaksikan tarian tradisional Jepang satu ini? Nanazumai termasuk tarian yang unik sekaligus penuh makna. Tarian ini terinspirasi dari seluruh rangkaian proses bertani, mulai dari tahap awal penanaman, pengolahan lahan, perawatan, hingga panen. Oleh karena itu, setiap penari membawa peralatan pertanian yang beragam sebagai simbol dari berbagai tahapan dalam bertani. Simbolisme ini juga tercermin dalam jumlah penarinya, yang terdiri dari tujuh orang. Jumlah tersebut melambangkan harmoni dan kerja sama dalam kegiatan bercocok tanam.
Nihon Buyo termasuk tarian tradisional Jepang yang populer. Biasanya, tarian ini ditampilkan di atas panggung oleh penari. Mereka mengenakan kimono dan menggunakan kipas sebagai properti. Gerakan tarian ini terlihat lembut dan anggun serta diiringi musik shamisen. Setiap pertunjukan memiliki cerita dan emosi yang berbeda untuk disampaikan. Selain berkelompok Nihon Buyo bisa ditampilkan secara individu.
Bon Odori biasanya ditampilkan pada musim panas. Tarian Bon Odori telah dikenal oleh masyarakat Jepang selama lebih dari 600 tahun, lho. Pada awal kemunculannya, tarian ini memiliki tujuan spiritual, yaitu untuk memohon keselamatan jiwa dan menghindari siksa neraka. Namun, kini Bon Odori lebih mudah ditonton karena kerap digelar saat festival. Tarian ini memiliki ciri khas pada gerakannya yang melambangkan penghormatan kepada arwah leluhur.
Dalam bahasa Inggris, tarian Onikenbai dikenal dengan nama Devil's Sword Dance. Nama tersebut merujuk pada penggunaan topeng bertema iblis yang dikenakan oleh setiap penari. Topeng ini menjadi elemen khas yang membedakan tarian Onikenbai dengan tarian tradisional Jepang lainnya. Penggunaan topeng tersebut juga menjadikan Onikenbai memiliki daya tarik tersendiri dalam dunia seni tradisional Jepang.
Tarian tradisional Jepang satu ini memiliki sejarah panjang yang berasal dari zaman Edo. Salah satu bentuk tarian tradisional yang terkenal adalah Kasa Odori, yang mana tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai festival di Jepang. Kasa Odori telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jepang. Tariannya mencerminkan keindahan tradisi yang diwariskan turun-temurun. Dalam pertunjukannya, digunakan properti berupa payung berhias, yang dilengkapi dengan sentuhan warna emas di bagian ujungnya, sehingga menambah tarian memiliki kesan elegan dan megah.
Tarian tradisional Noh Mai memiliki lima jenis utama, yaitu Chu no Mai, Mai Jo no, Otoko Mai, Kagura, dan Kami Mai. Keberagaman jenis tarian ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya seni tari tradisional Jepang, yang menjadi bagian penting dari warisan budaya masyarakat di negara tersebut. Salah satu ciri khas tarian ini adalah penampilannya yang dibawakan oleh Geisha. Hal ini menambah keindahan dan daya tarik Noh Mai.
Kabuki adalah tarian tradisional Jepang yang sangat terkenal, bahkan sudah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya. Awalnya, tarian ini diperkenalkan dalam bentuk drama tari, tapi seiring waktu, tarian berkembang menjadi salah satu tarian tradisional khas Jepang. Dalam pertunjukannya, tarian ini biasanya dibawakan oleh laki-laki yang mengenakan riasan dan busana mewah, lengkap dengan perhiasan yang indah.
Sejarah Kabuki bermula pada 1603. Izumo no Okuni, seorang pelayan kuil dari Kuil Izumo Taisha, menjadi terkenal setelah memperkenalkan gaya drama tari baru di Kyoto. Tarian tersebut dianggap tidak biasa, tapi indah. Keunikan ini diakui oleh banyak orang dan kemudian dipentaskan di Istana Kekaisaran.
Jadi, singkatnya Kabuki memadukan antara bernyanyi, menari, dan keterampilan. Ini dapat diterjemahkan sebagai seni bernyanyi dan menari. Kabuki juga dapat diartikan sebagai teater yang luar biasa.
Jepang memang terkenal dengan destinasi wisatanya yang memukau, mulai dari keindahan alam hingga arsitektur yang penuh sejarah. Namun, tarian tradisional Jepang memberikan daya pikat tersendiri bagi para wisatawan. Bagi siapa pun yang akan mengunjungi Jepang, menyaksikan pertunjukan tarian tradisional adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan.
Supaya liburanmu lebih berkesan, rencanakan bersama Traveloka. Pesan hotel sampai tiket pesawat bisa dilakukan melalui Traveloka yang seringkali menyediakan promo menarik. Selain mudah dan praktis, rencana liburanmu akan semakin hemat. Jadi, yuk liburan ke Jepang!