Lebaran selalu menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Maroko. Negara yang terletak di Afrika Utara ini tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kekayaan budaya dan tradisi yang mewarnai perayaan Lebaran.
Setiap daerah di Maroko memiliki cara unik untuk merayakan hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Dari hidangan lezat hingga ritual kuno, tradisi Lebaran di Maroko menawarkan pengalaman yang tak terlupakan.
Nah, penasaran apa saja tradisi unik dan meriah yang biasa dilakukan oleh masyarakat Maroko saat Lebaran? Yuk, simak enam tradisi Lebaran di Maroko yang bikin perayaan Idulfitri di sana semakin istimewa! Siap-siap terpesona dengan keunikan dan keramahtamahan budaya Maroko!
Idulfitri atau yang di Maroko biasa disebut Eid Sghi atau Eid Kecil merupakan salah satu perayaan Islam utama di Maroko, setelah Idul Adha. Nah, penasaran kan apa saja tradisi Lebaran di sini, dari persiapan menjelang hari H hingga momen kebersamaan keluarga, setiap tradisi Lebaran di Maroko memiliki makna dan cerita tersendiri. Mari kita telusuri satu per satu!
Bayangkan suasana pagi Lebaran di Maroko: jalanan mulai ramai, anak-anak berlarian dengan baju baru, dan aroma makanan khas Maroko menguar dari setiap rumah. Di tengah suasana penuh suka cita itu, terdengar alunan musik khas yang dimainkan dengan penuh semangat. Inilah salah satu tradisi Lebaran di Maroko yang paling meriah, pawai musik tradisional!
Pawai ini dilakukan dengan cara berkeliling kota. Untuk menyemarakkan suasana, warga Maroko biasanya menggunakan alat musik bernama Gnawa. Mereka berkeliling desa atau kota sambil membawa energi positif dan kegembiraan. Tak jarang, warga sekitar pun ikut bergabung, menari, dan bernyanyi bersama, menciptakan atmosfer yang benar-benar meriah.
Yang membuat tradisi ini semakin istimewa adalah makna di baliknya. Pawai musik tradisional di Maroko bukan sekadar hiburan, melainkan juga simbol syukur atas berkah Ramadan dan kebahagiaan menyambut Lebaran. Bagi masyarakat Maroko, ini adalah cara untuk mempererat tali persaudaraan dan menyebarkan kebahagiaan kepada semua orang, tanpa terkecuali.
Lebaran selalu identik dengan berkumpul bersama keluarga, dan di Maroko, tradisi pulang kampung atau mudik juga menjadi bagian penting dari perayaan. Seperti halnya di Indonesia, banyak orang Maroko yang merantau ke kota-kota besar akan kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakan Idulfitri bersama keluarga besar.
Beberapa hari sebelum Lebaran, stasiun bus dan kereta di kota-kota seperti Casablanca, Rabat, dan Marrakesh dipenuhi oleh para pemudik. Jalanan mulai padat dengan mobil yang membawa keluarga, lengkap dengan koper besar berisi oleh-oleh khas untuk sanak saudara di desa. Tradisi Lebaran di Maroko ini bukan sekadar perjalanan biasa—ini adalah momen penuh antusiasme, harapan, dan tentu saja, sedikit drama saat berebut tiket atau terjebak macet!
Sesampainya di kampung halaman, suasana haru langsung terasa. Pelukan erat, ciuman di pipi, serta doa penuh syukur menjadi bagian dari pertemuan keluarga yang telah lama terpisah jarak. Tradisi Lebaran di Maroko yang satu ini bukan hanya soal perayaan, tapi juga soal merajut kembali ikatan keluarga yang mungkin sempat renggang karena kesibukan.
Lebaran tanpa makanan enak? Rasanya mustahil! Uniknya, Lebaran dirayakan di Maroko dengan sarapan besar setelah salat Ied. Tradisi Lebaran di Maroko juga lekat dengan berbagai hidangan lezat yang menggugah selera.
Seperti di Indonesia yang punya ketupat dan opor ayam, Maroko juga memiliki makanan khas yang selalu hadir di meja makan saat Idulfitri. Aroma rempah yang kaya, cita rasa manis dan gurih yang berpadu sempurna, serta kehangatan dalam setiap suapan menjadikan momen Lebaran semakin spesial.
Morocco
Melliber Appart Hotel
Anfa
Lihat Harga
Salah satu hidangan wajib saat Lebaran adalah seffa medfouna, yaitu sajian berbahan dasar couscous atau bihun yang dimasak dengan mentega, kayu manis, dan gula bubuk, lalu ditaburi kacang almond panggang serta kismis. Meskipun terlihat seperti dessert, hidangan ini sering disajikan bersama daging ayam atau domba yang gurih.
Tak ketinggalan, ada pastilla, kue pie berlapis renyah yang diisi daging ayam atau merpati, dibumbui rempah khas, dan diberi taburan gula serta kayu manis di atasnya. Perpaduan rasa manis dan gurih ini membuat pastilla selalu jadi favorit saat Lebaran tiba.
Untuk penganan manis di hari Lebaran, beberapa menu tradisional ini jadi favorit, di antaranya; feqas (kue sejenis biscotti), ka’ ab ghzal (kue kering), mhencha (roti dengan bentuk spiral menyerupai cinnamon roll dengan isian pasta almond) dan ghriba (kue kering dari almond).
Saat matahari mulai menyingsing di pagi hari Lebaran, suasana di Maroko berubah menjadi lebih sakral. Semua bersiap menuju masjid atau lapangan terbuka untuk melaksanakan salat Idulfitri, sebuah tradisi Lebaran di Maroko yang menjadi momen penuh kekhusyukan dan kebersamaan.
Masjid-masjid besar seperti Masjid Hassan II di Casablanca atau Masjid Koutoubia di Marrakesh dipenuhi jemaah yang datang bersama keluarga dan tetangga. Namun, di banyak daerah, salat juga sering dilakukan di lapangan luas agar lebih banyak orang bisa ikut serta. Suara takbir menggema di udara, menciptakan suasana syahdu yang menenangkan hati.
Tak berhenti di situ, setelah meninggalkan masjid, banyak keluarga langsung berkunjung ke rumah kerabat atau tetangga terdekat. Kunjungan ini menjadi ajang untuk mempererat hubungan, berbagi cerita, serta menikmati hidangan khas Lebaran.
Ada satu tradisi Lebaran di Maroko yang sangat dinantikan oleh anak-anak, yaitu tradisi pemberian kado dan pemberian uang saku. Seperti halnya "angpao Lebaran" di Indonesia, ini adalah momen di mana orang tua, kakek-nenek, atau kerabat memberikan hadiah berupa uang atau mainan, dan kado kecil lainnya. Tak jarang, anak-anak yang menerima angpao langsung berlarian ke toko mainan atau pasar untuk membeli sesuatu yang mereka inginkan.
Morocco
Hyatt Regency Casablanca
Anfa
Lihat Harga
Namun, tradisi ini tidak hanya untuk anak-anak! Orang dewasa pun sering saling bertukar hadiah sederhana, seperti pakaian baru, perhiasan, atau makanan khas Lebaran. Hal ini menjadi simbol perhatian dan rasa syukur atas kebersamaan yang terjalin di hari yang fitri.
Salah satu tradisi Lebaran di Maroko yang paling berkesan adalah kebiasaan mengunjungi tetangga atau saudara. Di hari pertama Idul Fitri, setelah menunaikan salat Ied, keluarga-keluarga di Maroko mulai berkeliling untuk mengunjungi kerabat, tetangga, dan sahabat dekat. Setiap rumah yang dikunjungi selalu menyambut tamu dengan tangan terbuka dan menyajikan berbagai hidangan khas Lebaran.
Selain menikmati makanan, kunjungan ini juga menjadi ajang untuk berbincang, saling memaafkan, serta berbagi cerita dan tawa. Bagi masyarakat Maroko, momen ini adalah kesempatan untuk membangun ikatan yang lebih kuat dengan orang-orang di sekitar mereka.
Penasaran ingin merasakan langsung kemeriahan Lebaran di Maroko? Traveloka siap mewujudkan impian perjalananmu! Temukan tiket pesawat ke Maroko dengan harga terbaik, pesan hotel nyaman di tengah kota bersejarah, atau atur perjalanan antarkota dengan layanan kereta api, bus & shuttle yang praktis.
Jangan lupa manfaatkan berbagai promo spesial seperti Promo Traveloka, kode kupon Traveloka, promo bank, dan promo BCA untuk mendapatkan harga lebih hemat! Pesan perjalananmu sekarang dan bersiaplah untuk pengalaman yang tak terlupakan!