Pengertian, Dampak & Ciri-Ciri Perilaku Konsumtif

Financial Bestie
29 Aug 2025 - Waktu baca 3 menit

Di tengah pesatnya perkembangan sosial dan teknologi di Indonesia, istilah konsumtif makin sering terdengar di berbagai percakapan sehari-hari. Ini bisa terjadi dalam ruang keluarga, kantor, hingga diskusi online. Tak jarang, perilaku konsumtif dianggap wajar sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras atau sebagai bagian dari gaya hidup modern. 

Namun, apakah kita benar-benar paham makna konsumtif, ciri-cirinya, dampak buruknya, serta cara terbaik untuk mengatasinya? Artikel ini akan mengupas tuntas perilaku konsumtif di Indonesia, dengan penjelasan yang mudah dipahami dan solusi praktis yang relevan dengan kehidupan masyarakat masa kini.

Pengertian Konsumtif

Mari kita mulai dengan memaknai apa itu konsumtif. Banyak orang menyamakan kata ini dengan "konsumerisme", padahal kedua istilah tersebut memiliki fokus yang berbeda. Konsumtif lebih menyoroti perilaku individu atau kelompok dalam mengonsumsi barang dan jasa secara berlebihan, sering kali di luar batas kebutuhan yang sebenarnya.

Para ahli telah merumuskan definisi konsumtif dari sudut pandang yang berbeda. Ini penting agar kita tidak sekadar menilai perilaku konsumtif sebagai "boros", tapi memahami aspek di baliknya. Dalam ilmu ekonomi, perilaku konsumtif adalah kecenderungan seseorang atau kelompok untuk membeli barang dan jasa secara berlebihan, dengan tujuan utama mendapatkan kepuasan maksimal, bukan sekadar memenuhi kebutuhan pokok. 

Misalnya, Anda membeli smartphone model terbaru, padahal smartphone yang lama masih berfungsi baik. Penulis ekonomi seperti Tambunan dan Fromm menekankan bahwa perilaku konsumtif ditandai dengan keputusan membeli berdasarkan keinginan daripada kebutuhan, sering kali tanpa pertimbangan rasional, demi sensasi dan hasrat akan kepemilikan barang baru.

Secara psikologis, konsumtif kerap dihubungkan dengan dorongan emosi, tekanan sosial, atau kebutuhan aktualisasi diri. Dengan kata lain, individu membeli sesuatu lebih karena alasan psikologis, seperti ingin diakui, merasa lebih percaya diri, atau sekadar menghilangkan stres, daripada kebutuhan riil. Contoh nyata adalah kebiasaan shopping sebagai "penghilang galau", atau kecenderungan membeli barang yang digunakan oleh orang-orang sekitar.

Ciri- Ciri Konsumtif

Setelah memahami pengertiannya, penting bagi kita mengenali ciri-ciri konsumtif. Ciri ini membedakan antara kebiasaan membeli yang bijak dan perilaku membeli yang keluar dari jalur kebutuhan logis.

Karakteristik Utama Perilaku Konsumtif

Beberapa karakteristik perilaku konsumtif yang umum dijumpai di masyarakat Indonesia antara lain:

Kebiasaan membeli secara impulsif, atau dikenal sebagai impulsive buying, menandai seseorang yang sering melakukan transaksi tanpa pertimbangan matang. Anda mungkin pernah mengalami situasi merasa tertantang atau penasaran mencoba produk baru hanya karena ikutan teman atau tergoda promo.
Mengikuti tren fashion, gadget, atau gaya hidup mewah tanpa mempertimbangkan kebutuhan asli merupakan ciri lain perilaku konsumtif yang kini banyak ditemukan, terutama di kalangan generasi muda urban. Hal ini dipengaruhi oleh paparan media sosial, di mana gaya hidup influencer menjadi acuan.

Indikator Konsumtif dalam Kehidupan Sehari-hari

Beberapa indikator konsumtif mudah dikenali dalam rutinitas harian masyarakat Indonesia.

Seseorang yang sering menghabiskan anggaran bulanan untuk barang-barang sekunder atau barang "untuk koleksi", padahal barang tersebut tidak ada urgensinya dalam hidupnya.
Meniru konsumsi teman, keluarga, atau kelompok, demi menjaga citra atau status sosial, juga merupakan indikator perilaku konsumtif. Contoh mudah: membeli tas branded hanya agar dianggap setara dengan kelompok sosial di kantor atau kampus.

Dampak Perilaku Konsumtif

Perilaku konsumtif memiliki dampak yang luas, bukan hanya pada finansial individu, tapi juga pada ekosistem sosial dan ekonomi nasional. Berikut beberapa dampak negatif paling umum dari perilaku konsumtif:

Salah satu dampak paling nyata adalah ketidakstabilan keuangan. Seseorang yang sulit mengendalikan keuangan akibat sering belanja tanpa rencana akan rentan mengalami kesulitan finansial bahkan terjebak hutang, terutama jika mengandalkan pinjaman atau kartu kredit untuk memenuhi gaya hidup.
Tekanan sosial muncul akibat kompetisi status, di mana seseorang merasa harus mengikuti standar konsumsi lingkungan. Oleh karena itu, banyak yang rela berhutang atau mengorbankan kebutuhan penting demi mendapat pengakuan sosial, yang pada akhirnya menurunkan kualitas hidup dan kesehatan mental.
Perilaku konsumtif mendorong peningkatan permintaan barang sehingga bisa mengakibatkan kenaikan harga (inflasi), dan memperlebar jurang ketimpangan sosial antara kelompok yang mampu konsumsi berlebih dan kelompok yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokok.
Sering kali, daya tahan finansial masyarakat Indonesia menurun secara sistemik. Orang yang terbiasa hidup konsumtif makin rentan terhadap masalah ekonomi nasional, seperti krisis harga atau resesi, karena tabungan minim dan gaya hidup tidak adaptif.

Cara Mengatasi Perilaku Konsumtif

Strategi utama untuk mengendalikan perilaku konsumtif adalah dengan memperbaiki pola pikir dan kebiasaan keuangan.

Mulailah dengan membuat anggaran keuangan bulanan yang realistis. Prioritaskan kebutuhan pokok, simpanan, lalu alokasikan hiburan atau reward dalam porsi yang wajar. Dengan demikian, Anda bisa lebih mudah mengatur pengeluaran dan menghindari pemborosan.
Latih kemampuan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri mengenai urgensi barang tersebut dan pertimbangkan dampaknya untuk masa depan.

Di tengah pesatnya digitalisasi dan kemudahan bertransaksi online, godaan konsumtif memang semakin besar. Namun, platform digital seperti Traveloka justru bisa menjadi solusi untuk gaya hidup konsumsi yang lebih bijak dan cerdas.

Traveloka menghadirkan berbagai fitur yang memungkinkan Anda merencanakan perjalanan dan aktivitas dengan kontrol anggaran yang optimal. Dengan fitur price alert, Anda dapat memantau perubahan harga tiket pesawat, hotel, atau aktivitas favorit sehingga bisa mendapatkan penawaran terbaik sesuai anggaran. Selain itu, berbagai diskon menarik yang rutin ditawarkan membantu Anda menghemat biaya perjalanan.

Hal lain yang membuat pengalaman bertransaksi di Traveloka semakin mudah dan fleksibel adalah TPayLater. Opsi pembayaran dengan TPayLater memungkinkan Anda untuk melakukan pembayaran sekarang dan membayar nanti dalam bentuk cicilan tanpa kartu kredit. Dengan metode pembayaran ini, Anda bisa merencanakan perjalanan impian tanpa harus menunggu dana penuh tersedia. 

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
NewsletterForm.titleMessage
NewsletterForm.subtitleMessage
NewsletterForm.subscribeButton