Pharming adalah salah satu bentuk serangan siber yang bertujuan untuk mengarahkan pengguna ke situs web palsu tanpa sepengetahuan mereka. Situs web ini biasanya dirancang untuk mencuri informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data pribadi lainnya. Dengan meningkatnya aktivitas digital di Indonesia, ancaman ini menjadi semakin relevan dan berpotensi merugikan banyak orang.
Serangan pharming sering kali sulit dideteksi karena pengguna diarahkan ke situs palsu meskipun mereka mengetikkan alamat web yang benar. Oleh karena itu, penting untuk memahami tanda-tanda ancaman ini dan mengambil langkah untuk melindungi diri.
Salah satu cara efektif adalah dengan memastikan perangkat dan browser selalu diperbarui dengan sistem keamanan terbaru, serta menggunakan VPN untuk menjaga privasi saat berselancar di internet.
Pernah mendengar kata “pharming”, tapi masih bingung maksudnya? Pharming adalah metode kejahatan siber yang menargetkan pengguna internet dengan cara mengarahkan mereka secara diam-diam ke situs web palsu, meskipun mereka mengetik alamat situs yang benar di browser. Dengan kata lain, pharming bertujuan mencuri data sensitif seperti informasi login, password, hingga detail kartu kredit tanpa diketahui korbannya.
Jika phising kerap melibatkan penipuan lewat email atau pesan palsu yang mengelabui korban, pharming bekerja lebih diam-diam dengan memanipulasi alamat situs yang kamu tuju, bahkan tanpa membutuhkan interaksi klik atau input dari pengguna.
Karena sifatnya yang “tak kentara”, pharming sering kali tidak disadari hingga data korban benar-benar sudah bocor atau disalahgunakan.
Pharming berawal dari upaya pelaku mengubah arah DNS (Domain Name System). DNS sendiri menghubungkan nama situs seperti traveloka.com ke alamat IP tertentu di internet.
Ada dua pendekatan utama dalam serangan pharming:
Pada tahap ini, pelaku biasanya mengirim malware ke perangkat korban. Malware tadi akan mengubah file hosts pada komputer, yang mengatur ke mana browser mengirimmu saat mengetik URL. Hasilnya, meski alamat yang ditulis sudah benar, kamu justru diarahkan ke website palsu yang sangat mirip aslinya. Situs palsu ini didesain untuk mencuri username, password, atau data sensitif lainnya.
Cara ini bahkan lebih bahaya karena pelaku menyerang langsung server DNS, bukan hanya perangkat korban. Kalau DNS server sudah terinfeksi, semua pengguna yang mengakses situs tertentu lewat server tersebut secara otomatis akan diarahkan ke versi tiruan situs. Risiko pencurian data pun meningkat, apalagi jika yang diretas adalah situs finansial atau e-commerce.
Karena tidak ada tanda-tanda jelas. Situs yang dikunjungi bisa benar-benar mirip dengan aslinya. Bahkan, alamat di address bar pun kadang tidak berubah. Peretas juga semakin canggih menggunakan teknologi enkripsi agar situs tiruan tampak aman (misal, menggunakan HTTPS palsu).
Untuk mencegah jadi korban, kamu perlu mengenal ciri-ciri serangan pharming dan mengambil langkah proaktif berikut:
Selalu waspada saat menggunakan WiFi publik, terutama di tempat umum seperti kafe, bandara, atau hotel. Koneksi terbuka sangat rentan dimanipulasi oleh pelaku pharming yang dapat mencuri data pribadi seperti login akun atau informasi keuangan. Sebisa mungkin, gunakan jaringan pribadi yang aman seperti jaringan rumah atau aktifkan VPN untuk enkripsi data sehingga sulit diakses oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Saat mengakses situs, pastikan selalu memeriksa apakah menggunakan protokol HTTPS dengan ikon gembok di address bar untuk menjamin keamanan data yang dikirimkan. Situs yang tidak memiliki sertifikat keamanan bisa saja situs palsu yang dibuat khusus untuk mencuri informasi. Jangan sembarangan memasukkan data pribadi atau finansial jika ragu dengan keaslian situs. Memahami detail kecil ini dapat melindungi Anda dari risiko besar.
Perangkat lunak yang usang memberikan celah kepada pelaku kejahatan siber untuk mengeksploitasi kelemahan sistem. Pastikan sistem operasi, browser, dan perangkat lunak antivirus Anda selalu diperbarui ke versi terbaru. Update ini sering kali mencakup tambalan keamanan yang dirancang untuk menutup celah dari ancaman baru seperti malware dan virus. Jangan tunda update karena ini adalah langkah penting dalam menjaga perangkat Anda tetap aman.
Meskipun pharming tidak selalu membutuhkan Anda untuk mengklik tautan, banyak serangan yang dimulai dari email mencurigakan, tautan palsu, atau lampiran berbahaya. Jika Anda menerima email dari sumber yang tidak dikenal atau berisi penawaran yang terlalu bagus untuk jadi kenyataan, berhati-hatilah.
Periksa URL dengan teliti sebelum mengklik dan pastikan hanya membuka link dari sumber terpercaya untuk meminimalkan risiko terkena malware atau penipuan.
Two-step verification atau verifikasi dua langkah adalah lapisan perlindungan tambahan yang sangat efektif untuk menjaga akun Anda tetap aman. Dengan fitur ini, selain memasukkan username dan password, Anda juga perlu memasukkan kode verifikasi yang hanya dikirimkan ke perangkat pribadi Anda, seperti ponsel.
Ini membuat pelaku kejahatan membutuhkan lebih dari sekadar mencuri password Anda untuk dapat mengakses akun. Aktifkan fitur ini di akun penting seperti email, media sosial, atau layanan perbankan online.
Jangan lupa untuk selalu logout dari aplikasi atau website setelah selesai bertransaksi, terutama jika Anda menggunakan komputer bersama atau publik seperti di perpustakaan atau warnet. Langkah ini mencegah orang lain mengakses akun atau informasi pribadi Anda secara tidak sengaja. Jika perangkat memiliki opsi "jangan simpan informasi login," pastikan untuk menonaktifkannya demi menjaga keamanan data Anda.
Karena keduanya sama-sama berbahaya dan sering disalahartikan, mari kita bahas perbedaan utama antara pharming dan phising:
Pharming | Phising |
|
Metode | Mengalihkan pengguna ke website palsu meski URL benar | Mengelabui korban agar klik link palsu di email/sms |
Sifat | Tidak memerlukan aksi korban | Membutuhkan interaksi korban (klik, isi data) |
Deteksi | Lebih sulit dideteksi, terjadi di balik layar | Bisa dicurigai dari pesan/email mencurigakan |
Target | Bisa massal, tergantung DNS server yang diserang | Sering sifatnya individu atau kelompok terbatas |
|
|
|
Walaupun tujuannya sama-sama mengambil data sensitif, cara kerja pharming lebih licik dan menargetkan sistem, sedangkan phising menargetkan perilaku pengguna. Untuk mencegah keduanya, rajin cek keamanan koneksi serta tetap edukasi diri tentang berbagai modus penipuan digital merupakan langkah paling efektif.
Sudah paham soal pharming? Jangan lupa terapkan langkah-langkah di atas untuk melindungi data pribadi Anda. Semakin melek digital, semakin kecil peluang penipuan berhasil.
Pastikan Anda menggunakan jaringan internet aman, memperbarui perangkat lunak, dan mengaktifkan autentikasi dua faktor pada akun penting. Biasakan memeriksa keaslian situs web sebelum memasukkan informasi sensitif dan gunakan fitur keamanan dari aplikasi terpercaya. Tindakan kecil hari ini bisa mencegah kerugian besar di masa depan.