0

Anna Cendana

19 Sep 2022 - 5 min read

Ciri-Ciri telat Haid karena Stres dan Cara Mengatasinya

Kesehatan reproduksi wanita adalah indikator penting untuk memahami kesehatan seorang wanita secara keseluruhan. Tidak hanya kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental. Ini dibuktikan dari beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa ada ciri-ciri telat haid karena stres yang cukup sering terjadi pada wanita.

Memangnya, apa hubungannya stres dengan telat haid? Ini penjelasannya.

Hubungan Stres dan Telat Haid

Siklus haid atau siklus menstruasi adalah salah satu parameter kesehatan reproduksi wanita. Durasi siklus dihitung dari hari pertama menstruasi hingga ke hari pertama menstruasi berikutnya.

Setiap wanita memiliki panjang siklus menstruasi yang berbeda-beda, sekitar 21 hingga 35 hari. Sementara durasi menstruasi berlangsung antara 3 hingga 7 hari. Sebagian besar wanita pasti akan bertanya-tanya ketika siklus menstruasinya mengalami perubahan.

Perubahan siklus menstruasi wanita bisa berbagai macam wujudnya. Misalnya terlambat beberapa hari dari tanggal seharusnya, bisa sebulan tidak haid, bisa juga sebulan haid dua kali. Namun ada juga kasus durasi haid terlalu sebentar, terlalu lama, mengalami nyeri haid yang tidak tertahankan, atau pendarahan yang terlalu banyak.

Nah, jika satu atau beberapa hal di atas terjadi, kamu wajib mencari-cari penyebabnya. Apakah salah satu dari hal-hal yang bisa menyebabkan perubahan siklus haid, seperti kehamilan, penyakit, atau perubahan hormon. Padahal, perubahan siklus haid bukan hanya ditentukan dari perubahan fisik saja.

Stres, tekanan emosional yang tinggi, atau kondisi mental yang kurang baik bisa berdampak negatif juga pada berbagai karakteristik siklus menstruasi. Bahkan juga bisa berdampak pada keparahan premenstrual syndrome atau gejala PMS. Ada kurang lebih 10 riset yang menunjukkan hasil mendukung fakta ini.

Jika kamu bertanya-tanya kenapa telat haid, coba kamu evaluasi lagi kondisi emosional dan psikologis kamu beberapa waktu terakhir. Apakah tingkat stres kamu sedang tinggi? Sedang menghadapi fase hidup yang berat? Sedang menghadapi banyak tuntutan dari lingkungan sekitar kamu? Atau sedang mengalami transisi?

Jika iya, bisa saja itu penyebabnya.

Kalau kamu masih belum yakin, ada beberapa ciri-ciri, nih, kalau memang benar kamu mengalami siklus menstruasi terlambat akibat stres.

Ciri-Ciri Perubahan Siklus Menstruasi Akibat Stres

Source: Polina Z / Pexels

Untuk tahu apakah kasus telat haidmu terjadi karena stres, cek ciri-cirinya di bawah ini.

Gejala premenstrual syndrome atau PMS yang memburuk
Siklus menstruasi menjadi lebih panjang di luar normal
Volume pendarahan yang dikeluarkan saat menstruasi meningkat
Nyeri haid lebih parah
Durasi haid tidak normal, bisa lebih lama atau lebih singkat dari biasanya
Sulit untuk memprediksi panjang siklus-siklus selanjutnya

Bagaimana Stres Bisa Berpengaruh pada Telat Haid?

Source: Anna S / Pexels

Secara singkat, ini adalah akibat hormon yang muncul saat stres. Sebut saja hormon adrenalin, noradrenalin, dan kortisol. Hormon-hormon ini jumlahnya meningkat saat stres dan akan menyebabkan ketidakseimbangan hormon lain, termasuk hormon reproduktif yang memengaruhi siklus menstruasi.

Mari pahami ilustrasinya berikut.

Proses menstruasi diatur oleh hypothalamus-pituitary ovarian axis. Hypothalamus ini mengeluarkan gonadotripin-releasing hormone atau GnRH.

GnRH mengatur dan memengaruhi produksi follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon ini kemudian bekerja sama untuk menstimulasi folikel, memproses ovulasi, dan memproduksi estrogen dan progesterone untuk menjalankan siklus menstruasi.

Ketika terjadi stres, terjadi rangsangan saraf-saraf yang melewati hypothalamus-pituitary ovarian, yaitu bagian yang memproduksi hormon-hormon penentu siklus menstruasi. Hal ini akan menimbulkan dampak dan mekanisme yang berbeda pada produksi hormon penentu siklus menstruasi.

Stres menstimulasi corticotropic releasing hormone (CRH) dari hypotalamus. Kenaikan jumlah CRH kemudian menstimulasi lepasnya adeno corticotropic dormone (ACTH) dalam darah. Hormon ini membuat tingkat kortisol meningkat.

Hormon-hormon dari stres ini menyebabkan menurunnya tingkat hormon GnRH, yaitu hormon yang mengontrol siklus menstruasi. Saat inilah fase folikuler akan lebih lama, demikian juga dengan fase luteal, dan berujung pada siklus menstruasi yang terlambat.

Riset menunjukkan bahwa reaksi dalam tubuh akibat stres ini bisa segera kembali ke normal jika stres sudah teratasi. Kalau kamu berhasil menghindari faktor penyebab stres, tubuh akan kembali memproduksi tingkat hormon yang normal dan membuat siklus menstruasi juga kembali normal.

Namun selama tingkat stres masih tinggi, reaksi tubuh ini bisa jadi penyebab telat haid terus-menerus, telat haid terlalu lama, gejala PMS yang parah, bahkan bisa jadi penyakit lain.

Dampak Lanjutan Telat Haid Akibat Stres

Source: Sora S / Pexels

Riset menunjukkan bahwa wanita yang mengalami tingkat stres tinggi hingga mencapai gejala depresif memiliki 80 persen kemungkinan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur dan berbagai gangguan lain.

Gangguan lain yang paling sering terjadi adalah amenorea atau tidak mengalami menstruasi sama sekali selama satu siklus penuh atau lebih. Jika amenorea terjadi sampai jarak antar siklus tiga bulan atau lebih, ini bisa menyebabkan permasalahan yang lebih serius.

Siklus menstruasi dengan jarak tiga bulan atau lebih, walaupun teratur, bisa merupakan tanda menumpuknya estrogen. Ini bisa menyebabkan penebalan dinding uterus yang berpotensi menjadi kanker.

Selain itu, jika tidak terjadi menstruasi, bisa jadi itu karena tubuh tidak memproduksi hormon estrogen dan progesteron secara cukup. Padahal, kedua hormon ini tidak hanya penting bagi siklus menstruasi, tapi juga penting untuk menjaga stabilitas mood, dan mendukung kesehatan tulang dan hati.

Cara Mengatasi Siklus Menstruasi Tak Teratur Akibat Stres

Source: thirdman / Pexels

Kesehatan reproduksi, termasuk keteraturan siklus menstruasi sangat penting dan berpengaruh untuk wanita yang berada pada usia produktif. Oleh karena itu, gangguan-gangguan pada siklus menstruasi, termasuk siklus yang terlambat karena stres, sebaiknya segera diatasi.

Hingga saat ini, para praktisi kesehatan masih terus mencari metode yang tepat untuk mengatasi telat haid akibat stres. Namun, hal ini sangat sulit dipastikan karena setiap orang menghadapi dan merasakan stres dengan cara yang berbeda-beda.

Maka, sebagai langkah awal, penting untuk kamu mencari tahu penyebab stres yang sedang kamu alami dan bagaimana cara terbaik untuk mengatasinya.

Bagi beberapa orang, berbagi beban dan perasaan pada orang terdekat mungkin bisa mengurangi stres. Bagi sebagian lainnya, mungkin hanya butuh waktu untuk sendirian. Atau, mungkin kamu perlu keluar dari lingkungan yang membuat kamu stres? Nah, segera cari tahu jawaban untuk diri kamu sendiri, ya.

Sebagai tambahan, kamu bisa juga melakukan beberapa upaya seperti tidur 6 hingga 8 jam sehari, makan makanan sehat, mencoba yoga atau meditasi, olahraga rutin, mengurangi kafein dan soda, atau konsultasi ke psikolog untuk mengurangi stres.

Namun jika kamu sudah melakukan semua itu dan siklus menstruasi masih tidak teratur, tidak menstruasi selama berbulan-bulan tapi tidak hamil, nyeri haid sangat parah, dan hal-hal yang mengganggu lainnya, kamu perlu pertimbangkan untuk konsultasi ke dokter.

Dokter bisa melakukan diagnosis apakah permasalahan reproduksi kamu masih akibat stres saja atau ada akibat lain. Selain itu, dokter juga bisa memberikan terapi hormon estrogen dan progesteron untuk menyeimbangkan hormon dan membuat siklus menstruasi kembali teratur.

Jangan ditunda-tunda, ya, kalau kamu mulai merasa terganggu dengan siklus menstruasi tidak teratur,. Bahkan kalau baru merasakan ciri-ciri telat haid akibat stres saja, kamu juga bisa langsung konsultasi ke dokter.

Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan