Objek Wisata Populer | Bandar Udara AA Bere Tallo (ABU), Taman Kota Atambua |
Jika kamu sedang liburan di Atambua, area terbaik untuk menginap adalah di sekitar Atambua Barat, Atambua Selatan.
Saat ini, ada sekitar 0 hotel yang dapat kamu pesan di Atambua
Atambua merupakan sebuah kota yang ada di Provinsi NTT atau Nusa Tenggara Timur dan merupakan ibu kota dari Kabupaten Belu. Hampir 95 persen masyarakat di kota ini beragama Katolik. Walaupun hampir seluruh masyarakat di sini beragama Katolik, Kota Atambua memiliki cita-cita untuk membangun sebuah kota yang damai dan dapat memupuk rasa persaudaraan, serta kebersamaan tanpa melihat perbedaan suku, bahasa, budaya, dan agama.
Setelah Kupang, Atambua adalah kota terbesar yang ada di Pulau Timor dan menjadi perbatasan dengan Negara Timor Leste. Batas wilayah antara Indonesia dengan Negara Timor Leste berada di Desa Motaain dengan jarak sekitar 30 kilometer dari Kota Atambua. Kota Atambua juga memiliki beberapa objek wisata yang menarik dan wajib Anda kunjungi karena dikelilingi oleh bukit-bukit kota ini menawarkan panorama keindahan.
Nama Atambua memiliki arti hamba suanggi yang diambil dari kata "ata" berarti hamba dan "buan" berarti suanggi (hantu). Menurut warga sekitar, dahulu raja-raja menjadikan tepat ini sebagai pembuangan suanggi yang sudah menganggu penduduk. Kemudian, kata "atabuan" berubah menjadi "atambuan" karena mengalami penyisihan yang tidak sengaja antara fonem M dan B. Kota ini dijadikan sebagai perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste.
Timor Leste dulu merupakan bagian dari NKRI, namun setelah penjajahan dan perdebatan yang cukup panjang, akhirnya mereka memisahkan diri menjadi negara merdeka yang kita kenal dengan Timor Leste.
Hari jadi kota Atambua jatuh pada 16 Oktober 1916. Hari jadi ini telah melalui berbagai macam kajian yang telah dilakukan oleh pemerintah kota. Berdasarkan pada sejumlah catatan sejarah serta saksi sejarah yang masih hidup, maka telah ditetapkan bahwa hari jadi Kota Atambua adalah 16 Oktober 1916.
Di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur memiliki beragam kebudayaan menarik. Kebudayaan yang masih dijaga adalah adanya rumah adat dari suku Kemak dan kain Tias. Kebudayaan dari Kabupaten Belu yang dapat Anda lihat adalah tari Likurai. Tarian ini dapat Anda jumpai pada saat acara syukuran, festival kebudayaan, dan penyambutan tamu, seperti bupati, gubernur, atau presiden.
Pada awalnya, tarian ini hanya dilakukan pada saat penyambutan untuk para pahlawan yang pulang dari berperang. Selain tari Lukurai, di Kota Atambua juga sering digelar Tebe Massal. Tebe Massal merupakan sebuah kegiatan yang terdiri dari ribuan penari. Tebe Massal dilakukan untuk memecahkan rekor dari Museum Rekor Indonesia atau MURI juga menyambut hari jadi Kota Atambua.
Di Atambua juga masih menggunakan upacara-upacara adat. Tradisi ini masih dipertahankan sebagai kebudayaan daerah. Upacara adat yang sering dilakukan, yaitu upacara kematian, upacara pernikahan, dan upacara pembuatan rumah adat.
Bahasa Daerah di Atambua
Bahasa daerah yang sering digunakan oleh penduduk yang ada di Kabupaten Belu adalah bahasa Tetun. Bahasa Tetun sendiri dibagi menjadi 2 berdasarkan dialek, yaitu Tetun Fehan atau Tetun Terik dan Tetun Foho. Selain bahasa Tetun, ada beberapa penduduk yang menggunakan bahasa Dawan, bahasa Banuq, dan bahasa Kemak.
Luas wilayah kota Atambua adalah 56.18 kilometer persegi. Di bagian barat Kota Atambua berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara, di bagian selatannya berbatasan dengan Kabupaten Malaka. Timor Leste merupakan perbatasan dari sebelah timur Kota Atambua, sedangkan bagian utara dari Kota Atambua berbatasan dengan Laut Sawu.
Jika Anda ingin menuju Kota Atambua melalui jalur udara, Anda dapat menggunakan Bandara Haliwen atau Bandara AA Bere Talo. Bandara ini merupakan bandar udara domestik yang berjarak hanya sekitar 4 kilometer dari pusat Kota Atambua, lebih tepatnya berada di Desa Manunutian, Kecamatan Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Dari bandara menuju pusat kota, Anda bisa menggunakan ojek yang ada di sekitar bandara.
Transportasi Laut
Kota Atambua juga memiliki 2 buah pelabuhan, yaitu Pelabuhan Tegur atau Teluk Gurita dan Pelabuhan Atapupu. Pelabuhan Atapupu adalah pelabuhan untuk kargo dan minyak, sedangkan pelabuhan Tegur adalah pelabuhan untuk kapal Ferry yang melalui rute Atambua – Kupang dan Atambua – Alor, serta beberapa tempat lainnya.
Di Kota Atambua, terdapat sebuah tugu berukuran kecil yang menjadi ikon dari kota tersebut dan menandakan bahwa Atambua adalah salah satu kota yang cukup bersih. Selain itu, ada juga berbagai macam objek wisata yang wajib Anda kunjungi saat berada di Kota Atambua:
Salah satu objek wisata yang terkenal di Atambua adalah kolam Susuk. Menurut masyarakat sekitar, di kolam ini pernah hadir 7 sosok bidadari yang datang untuk mandi. Lalu, seorang raja bernama Lifao mengirimkan nyamuk yang bertujuan untuk mengganggu para bidadari agar tidak tertidur dan dimangsa oleh pembantu raja. Oleh karena itu, kolam ini dinamai kolam Susuk yang berarti kolam nyamuk.
Pemandangan yang ada di sekitar kolam ini sangat indah. Di dalam kolam terdapat beberapa ikan, salah satunya adalah ikan bandeng. Waktu tempuh yang diperlukan dari pusat kota Atambua ke kolam Susuk sekitar 40 menit dengan jarak sekitar 20 kilometer. Lokasi kolam Susuk terletak di Desa Daulaus, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Selain kolam Susuk, Kota Atambua memiliki objek wisata pantai, yaitu Pantai Atapupu. Pantai Atapupu cukup terkenal dan menjadi salah satu objek wisata yang disukai oleh para wisatawan. Nama lain Pantai Atapupu adalah Pantai Pasir Putih atau Pantai Sukaerlaran. Pantai ini memiliki pemandangan alam yang sangat indah dengan air laut yang biru dan pasir putih bersih menambah keindahan pantai Atapupu.
Anda juga bisa melihat pemandangan matahari terbenam yang menakjubkan, serta pemandangan dari para nelayan yang hendak pulang dari memancing ikan di laut. Biasanya, para nelayan ini akan menawarkan hasil tangkapan mereka kepada wisatawan. Pantai Atapupu terletak di jalur utama jalan raya Atambua menuju Timor Leste. Jika dari pusat kota, dibutuhkan waktu sekitar 60 menit untuk sampai di kolam Susuk.
Selain kolam Susuk, ada juga Teluk Gurita. Objek wisata ini terletak di Desa Daulaus, Kecamatan Kakuluk Mesak, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dari pusat kota Atambua, Anda dapat menikmati indahnya Teluk Gurita. Kulit Namon adalah nama awal dari Teluk Gurita dan merupakan sebuah pelabuhan perdagangan.
Menurut warga sekitar, dulu banyak pedagang dari Asia dan Eropa yang datang ke teluk ini untuk mencari lilin dan cendana. Ketika pedagang dari Spanyol melakukan transaksi, tiba-tiba saja kapal mereka dililit oleh gurita raksasa dan kapal mereka pun tenggelam. Hal inilah yang membuat nama Kulit Namon berubah menjadi Teluk Gurita.
Masyarakat di Kabupaten Belu hampir seluruhnya beragama Katolik. Oleh karena itu, kabupaten ini memiliki objek wisata religi yang sangat menarik dan terkenal, yaitu Gua Maria Toro yang terletak di Kecamatan Atambua Barat. Dalam Tri Hari Suci Paskah atau setiap hari Jumat, masyarakat yang beragama katolik di kota ini akan datang ke Gua Maria Toro untuk melakukan kegiatan keagamaan.
Kuliner. Kota Atambua memiliki berbagai macam makanan tradisional. Beberapa makanan khas kota Atambua yang harus Anda cicipi adalah Rumpu Rampe dan Jagung Bose.