Stasiun Karawang
Stasiun Karawang termasuk bagian Daerah Operasi I Jakarta. Stasiun kereta api kelas II ini beralamat di Jalan Arif Rahman Hakim, Nagasari, Karawang Barat, Karawang. Lokasi tersebut berada di jantung kota dan dekat dengan pusat perbelanjaan, hiburan, hingga Kantor Pemerintahan Daerah Kabupaten Karawang.
Saat ini, Stasiun Karawang memiliki empat jalur dengan peron rendah dan tanpa kanopi. Meskipun begitu, stasiun ini selalu sibuk melayani perjalanan kereta api lokal jurusan Jakarta - Cikampek dan Jakarta - Purwakarta, pulang pergi. Sementara untuk kereta jarak jauh terdiri atas dua kereta kelas ekonomi, yaitu KA Singasari dan KA Jayabaya tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Yang paling menarik, di stasiun ini terdapat percabangan jalur kereta api nonaktif yang dibangun pada zaman kolonial Belanda. Jalur tersebut adalah jalur Karawang - Lamaran - Rengasdengklok sepanjang 21 kilometer yang dibangun pada tahun 1919, sertajalur Karawang - Wadas sepanjang 16 kilometer yang dibangun pada tahun 1911. Kedua jalur tersebut telah ditutup sejak tahun 1981.
Jadwal Kereta Api Karawang
Nama Kereta | Rute | Kelas | Harga Mulai | Berangkat | Tiba |
Jayabaya | ML-PSE | Ekonomi | Rp135.000 | 00:33 | 01:34 |
Singasari | BL-PSE | Ekonomi | Rp135.000 | 21:33 | 22:33 |
Cilamaya Ekspress | PWK-TPK | Ekonomi | Rp6.000 | 06:37 | 08:17 |
Cilamaya Ekspress | PWK-TPK | Ekonomi | Rp6.000 | 14:52 | 15:23 |
Cilamaya Ekspress | PWK-TPK | Ekonomi | Rp6.000 | 15:23 | 17:14 |
Jatiluhur | CKP-TPK | Ekonomi | Rp5.000 | 05:11 | 06:47 |
Jatiluhur | CKP-TPK | Ekonomi | Rp5.000 | 05:43 | 07:18 |
Karawang
Karawang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat. Namanya dikenang dalam karya sastra Chairil Anwar yang bertajuk “Karawang-Bekasi.” Dalam puisi tersebut, sang maestro menuangkan kesedihannya terhadap kebrutalan penjajah di tahun 1945 dan menyampaikan pesan yang membangkitkan semangat untuk melanjutkan sebuah perjuangan. Karena itulah, puisi ini memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Karawang.
Kini, Karawang sedang menuju peralihan sebagai sentra industri. Kota ini terus bergegas melakukan sejumlah rencana pembangunan. Apalagi lokasi yang cukup strategis menjadikan banyak investor properti semakin melirik wilayahnya. Pantaslah bila Karawang pernah terpilih menjadi kabupaten dengan infrastruktur terbaik di Indonesia.
Selain menjadi pusat bisnis, Karawang juga menawarkan daya tarik wisata yang bervariasi. Mulai dari wisata alam, religi, kuliner, budaya, hingga situs purbakala bisa ditemukan di kota ini. Beberapa spot wisata unggulannya adalah Situs Purbakala Candi Jiwa, Curug Cigentis, Danau Cipule, Pantai Samudera Baru, Monumen Rawagede, dan Pantai Tanjung Pakis. Sementara dalam hal kuliner, Karawang menawarkan cita rasa yang sangat beragam, mulai dari Serabi Hijau, Ikan Gabus Bumbu Pucung, dan Kue Gonjing.
Fakta Menarik Kota Karawang
Berada di Lokasi Strategis
Lokasi Karawang sangat spesial karena berada di antara ibu kota negara (Jakarta) dan ibu kota provinsi (Bandung). Kabupaten ini juga berbatasan dengan Kabupaten Bekasi dan Bogor di barat, Kabupaten Cianjur di selatan, serta Kabupaten Purwakarta di tenggara. Dengan demikian, kondisi ini menjadikan Karawang sebagai primadona utama investor global.
Status Kawasan Industri
Saat ini, Karawang dikenal sebagai kawasan industri. Data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang menjelaskan bahwa hingga 2018, terdapat 1.762 pabrik besar yang beroperasi di kabupaten ini. Selain itu, Karawang menduduki peringkat pertama dalam pengupahan secara nasional dengan nominal Upah Minimum Kabupaten (UMK) mencapai hampir Rp4.000.000 per bulan.
Dijuluki Kota Lumbung Padi
Karawang sudah lama dikenal sebagai daerah lumbung padi nasional. Mayoritas wilayah yang memiliki luas 1.753,27 kilometer persegi ini merupakan lahan persawahan. Agar lahan tersebut tidak semakin tergerus oleh kepentingan industri dan perumahan, Pemerintah Kabupaten Karawang berusaha mempertahankan luas lahan pertanian tersebut. Saat ini, sebanyak 85 ribu hektar sawah telah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan. Dengan luas lahan itu, para petani diprediksi bisa menghasilkan lebih dari 500 ton beras setiap kali panen.
Peristiwa Rengasdengklok
Catatan sejarah Bangsa Indonesia tak bisa dilepaskan dari Karawang. Salah satu kotanya, yaitu Rengasdengklok, menjadi tempat disembunyikannya Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta oleh sekelompok pemuda Indonesia. Mereka melakukan hal tersebut karena ingin mempercepat proses perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Untuk mengenang semangat membebaskan Tanah Air dari tangan penjajah, maka dibangunlah Tugu Kebulatan Tekad Rengasdengklok pada tahun 1950. Tugu tersebut bisa dijumpai di Kampung Bojong Tugu, Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang atau berjarak sekitar 100 meter dari rumah persembunyian para proklamator.