Temanmu mulai kesal atas keragu-raguanmu. Dia juga sedang tidak ingin dikasihani. Ia menyeretmu ke depan pintu sambil menggerutu. “Jangan banyak bicara lagi! Cepat pergi!”

GUK!

Tetiba di belakang kalian muncul seekor anjing. Anjing yang sama dengan yang kamu temui di luar tadi. Entah dari mana dia masuk, yang jelas kehadirannya telah menghentikan perdebatan kalian. Anjing yang pintar. Ia datang membawa payung baru. “Ini kan anjing yang di luar,” kata temanmu. Kamu menunduk, mengambil payung, lalu mengelus kepala si anjing seraya memberi pujian. Sekarang persiapan kalian sudah matang. Kalian siap pergi meninggalkan tempat ini.

GUK!

Anjing itu menggonggong lagi, lalu berlari ke sebuah pintu yang ada di rumah ini sambil sesekali berhenti untuk menoleh padamu, seolah ingin diikuti.