Saya berangkat ke Jogja dari Jakarta tanpa ada rencana ingin menginap di mana. Ceritanya … mau bertualang gitu. 😁.“Lupakan sejenak tujuan ke Jogja untuk meeting dan business deal, lupakan. Karena hidup terlalu singkat hanya untuk tinggal di hotel-hotel bertingkat,” begitu kata teman saya sambil menyarankan untuk cari bed and breakfast saja di malam kami sampai di Jogja. Dari Jakarta menjelang sore, masuk Jogja menjelang jam 11 malam, kami cari makan di sekitar UGM, dan sampai di Rumah Kita menjelang tengah malam. Saya dapat kamar Selayar dan teman saya dapat Sumba. Saya pernah tinggal di Selayar 4.5 tahun—the best days in my life. Dan, menginap di Rumah Kita pun jadi one of the best night at Jogja (yang cuma bisa dikalahkan oleh malam-malam kami keluyuran cari gudeg dan wedhang). Rasanya kayak … menginap di rumah Simbah Kakung. 😁 Aroma kayu dari dipan di kamarnya, lantai tegelnya, suasana paginya yang sepi dan tenang, dan juga dekorasi di ruang tengahnya. Saya pikir, saya enggak bisa tidur pakai AC, ternyata saya pules pules aja tidur di kamar Selayar. 😁 Sewaktu saya booking, kamar di Rumah Kita yang pakai AC udah penuh soalnya. Hiks. Minusnya cuma parkiran mobil aja, sih, buat pendatang yang roadtrip kayak saya. Tapi tempat parkir mobil di tepi jalan juga aman, sih. Enggak masalah. Saya merekomendasikan Rumah Kita buat yang pengen ngerasain rasanya nginep di rumah Simbah Kakung (lagi). Dan, yah … jauh-jauh saya roadtrip ke Jogja, tidurnya di ‘Selayar’ juga. Apa abis ini saya ke Selayar aja, ya? Diving…. Hiks. Recommended!